45

2.5K 298 75
                                    

Langkah pelan di lakukan Sana. Menginjak tangga untuk turun demi menemui seseorang. Jantung sedikit berpompa dari yang seharusnya. Sana hanya takut hal yang tidak diinginkan terjadi.

Kaki terhenti didepan sebuah pintu kamar yang berada di lantai dasar. Hembusan nafas dikeluarkan beberapa kali. Setelah kekuatan terkumpul, pintu itu dibukanya.

Netra kedua matanya langsung tertuju pada satu objek yang terlihat berbaring tengkurap di atas ranjang. Sibuk membaca sebuah majalah.

Sana mendekat berlahan. Dia tahu kehadirannya pasti telah diketahui. Ingin marah karena tak direspon dan disapa. Tapi ada hal yang lebih penting daripada sekedar ngambek ngambek kan seperti itu.

"Dahyunie~" Sana menyapa lembut. Lalu mengambil tempatnya di sisi kosong ranjang.

Sang pemilik nama memberikan atensi. Tersenyum kecil, mengecup pipi lalu sedikit bergeser demi memberikan area yang lebih luas untuk Sana. Setelah itu kembali sibuk dengan majalahnya.

Sana menghela nafasnya. Dia tak suka dinomor duakan oleh kekasihnya itu. Secepat kilat Sana merampas majalah yang tengah Dahyun baca. Mengagetkan sang empunya.

"Eonnie?" Seru si gadis Kim kaget. Tapi terlambat. Majalah itu sudah Sana lempar dan terjatuh di lantai.

Ingin kembali menegur, tapi Sana sudah duluan menggapai tubuhnya. Memeluk seerat yang Ia bisa. "Jangan mengacuhkanku" Lirih si gadis Jepang.

Jelas Dahyun tak melanjutkan ekspresi kagetnya. Dia kini malah tersenyum sembari membalas pelukan kekasih manjanya itu. "Mian" Balasnya.

Kini keheningan kembali melanda mereka. Yang ada hanya pelukan manja yang mereka ciptakan. Dan bagaimana bebasnya Dahyun mengecup tubuh milik Sana yang bisa Ia gapai sembari berpelukan seperti ini.

"Dahyunie?" Sana bergerak. Sedikit mendongak karena posisi.

"Ada apa, hm? Ingin membicarakan sesuatu?" Dahyun menebak.

"H-huh?"

Si gadis Kim terkekeh. "Aku terlalu mengenalmu eonnie. Jadi, ingin membicarakan apa, hm?"

Sana menggigit bibir bawahnya. Ia berubah resah. Kini pelukan Ia lepaskan. Dahyun jelas bingung. Apalagi ketika melihat Sana terduduk dengan posisi berlutut seperti tengah meminta maaf di hadapannya.

"Sayang, ada apa?" Dahyun ikutan terduduk. Seraya mata lekat menatap Sana.

"Dahyunie, aku ingin mengatakan sesuatu. Tapi aku mau minta maaf padamu lebih dulu"

"Huh?"

Sana kian menunduk. Dia takut menatap Dahyun saat ini. "Kau tau kan jika besok aku punya jadwal individu?" Sana melirik Dahyun sebentar.

Yang ditanya terlihat mengangguk. "Iya. Aku tau sayang" Jawab Dahyun. "Eonnie pernah bilang padaku jika eonnie akan ada jadwal individu" Lanjutnya. "Lalu kenapa eonnie harus minta maaf?"

"Itu... " Sana benar tak sanggup mengatakan nya.

"Sayang? Ada apa?" Dahyun yang melihat malah menjadi khawatir.

"Besok aku harus menjadi bintang tamu di Gosip Idle " Satu tarikan nafas Sana lakukan demi menjawab kerisauannya.

"Gosip idle?"

Sana mengangkat kepala. Segera bergerak menghapus jarak antara dia dengan Dahyun. Lalu menggenggam tangan gadisnya itu. "Aku minta maaf Dahyunie. Aku benar tak bisa menolak permintaannya saat memintaku jadi bintang tamu di acaranya" Ucap Sana. Tapi dia masih memegang janjinya untuk tak mengucapkan nama gadis itu dihadapan Dahyun.

Helaan nafas berat menubruk indera pendengaran Sana membuatnya kian merasa takut. "Dahyun~"

"Gwencana"

"Ne?" Sana terperanjat kaget mendengar jawaban Dahyun. Itu sebenarnya berita bagus. Tapi rasanya ada yang salah.

"Aku bilang gwencana eonnie. Aku juga tak bisa apa apa kan?"

"Dahyun~" Nada suara merengek Sana keluarkan. Dia rasanya ingin menangis saat ini. Kalimat Dahyun terasa janggal untuk telinganya. Dan benar saja, matanya mulai memanas dan terasa basah. Yang dengan cepat mengambil atensi sang kekasih.

"Kenapa malah menangis?" Dahyun menghapus air mata yang terlihat di pelupuk mata indah milik Sana. "Aku tidak marah" Lanjutnya.

Bukan merasa senang karena mendapat izin, justru isakan yang mulai terdengar keras Sana keluarkan. Ia pun berlahan memeluk Dahyun. "Maafkan aku" Lirih nya di tengah isakannya.

Dahyun terkekeh pelan. Gadisnya ini memang menggemaskan. Pelukan pun dibalasnya. "Sudah. Jangan menangis" Dahyun mengelus punggung Sana. "Aku benar tak marah sayang. Sudah ya.. Jangan nangis lagi. Besok matanya bengkak loh"

Pelukan pun Dahyun regangkan. Sana terlihat masih sesenggukan membuat si gadis Kim tak bisa untuk tak tersenyum. Jejak air mata tak lupa Dahyun hapus juga. "Apa eonnie setakut itu jika aku marah?"

Sana mengangguk bak anak kecil. "Dahyunie~ Jangan marah"

"Iya iya. Aku tak akan marah" Dahyun menarik Sana untuk dipeluk nya lagi. Ia merasa sangat gemas dengan tingkah gadisnya itu. "Asal janji untuk tak melakukan skinship berlebihan padanya nanti"

"Hm" Sana mengangguk dalam dekapan. "Aku janji Dahyuna"

Dahyun tersenyum lalu melepas dekapan. "Sekarang kita tidur ya?" Dahyun mengelus pipi Sana lembut. Dan yang diajak terlihat mengangguk seraya menampilkan senyum cantiknya.

"Jja anak pintar. Sekarang ayo berbaring" Dahyun menarik Sana untuk berbaring disampingnya. Memakaikan selimut lalu menarik tubuh itu untuk didekapnya. "Mimpi yang indah sayang"

"Hm. Kau juga Dahyuna"

_Tbc_

Sekarang aku sukanya update versi pendek . Wkwk (*´▽')ノ

About Us? S3 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang