20

3.1K 299 53
                                    

Dahyun begitu terkejut ketika mendengar kalimat panjang Sana. Dia tak habis pikir jika gadis itu benar-benar ingin berpisah.

Dengan seribu langkah, Dahyun mengejar. Tapi sayangnya, Sana tak bisa di gapaianya. Dia masih kalah cepat.

"Kau kenapa?" Nayeon menahan gadis Kim itu yang nampak tergesa.

"Eonnie? Bagaimana ini?" Dahyun kalut.

Nayeon mengernyit bingung. "Apanya bagaimana?"

"Itu..Sana Eonnie.."

"Wae? Apa masalahnya bertambah besar?"

Dahyun mengangguk. "Bagaimana ini?" gadis Kim itu semakin panik.

Nayeon menghela nafasnya. "Kau bisa jelaskan besok. Ini sungguh tanggung kau tau?"

"Tapi..Sana eonnie benar-benar marah. Bahkan memutuskanku"

"Itu yang kau inginkan kan?"

"Mwo? Aku tak mau dia memutuskan hubungan kami. Aku begitu mencintainya Eonnie!" Dahyun tak terima. "Jadi aku akan jelaskan saat ini"

"eh? Tunggu.." Nayeon kembali menarik gadis Kim itu. Menghalanginya menuju tangga untuk kelantai dua di mana kamar Sana berada. "Sudah sejauh ini Dahyun. Besok saja jelaskannya.."

Dahyun menggeram tertahan. Bahkan terlihat melempar diri di sofa lalu menghalangi wajahnya dengan bantal yang terdapat disitu.Berteriak tanpa suara.

Nayeon merasa kasihan tapi tak memungkiri jika tingkah gadis itu terlalu lucu. Kekehan tak bisa dibendung olehnya. Berlahan mendekat dan duduk dekat dengan gadis itu berbaring.

"Sana itu mencintaimu juga. Dia pasti memaafkan tindakanmu. Kau bisa pegang ucapanku"

Dahyun melepas bantal yang melekat di wajahnya. Dia melirik sang Eonnie. "Tapi dia bilang tak ada lagi kesempatan ketiga untukku. Bagaimana kalau kami benar-benar berpisah? Aku bisa mati Eonnie..aku tak bisa hidup tanpanya.."

Nayeon terkekeh lagi. "Okey. Itu terlalu berlebihan. Dan lihatlah.." Nayeon memperlihatkan layar handphonenya pada Dahyun. "Dia sedang berchat ria di bubble sekarang. Kurasa dia sudah baikan. Aku akan menyuruhnya ke kamarku"

"untuk apa?" Dahyun bangun terduduk.

"Urusan wanita. Kau tak perlu tau" jawab Nayeon seraya sibuk membalas chat Sana di aplikasi itu. Dengan berpura-pura akan mengajarinya memainkan aplikasi itu.

"Mwo? Aku kan wanita juga Eonnie.."

Nayeon terkekeh. "Sudah ah! Masuk ke kamarmu dan persiapkan semuanya dengan matang untuk besok. Kalau gagal kau yang rugi"

Dahyun merenggut kesal. "Ne Wangbi"
(Wangbi = Ratu)

.

Sana menghela nafas berat kala Ia bangun dari tidurnya. Permasalahan semalam dan bentakan yang Ia lakukan pada Dahyun membuatnya kepikiran terus menerus.

Tapi itu semua salah gadis Kim itu. Dia yang memulai pertengkaran.

"ugh!" Sana berdecak sebal. Sungguh pagi yang tak menyenangkan sekali untuknya.

Sana akhirnya bangun dan menuju kamar mandi lalu segera membersihkan diri.
Berselang beberapa menit, Ia akhirnya keluar dengan wajah segar.

"huh? Kenapa aku tidak mendengar suara member yang lain?" Sana begitu heran karena biasa saat dia bangun, suara membernya menggema di dorm. Tapi saat ini, dorm sangatlah tenang. "Belum bangunkah? Padahal ini sudah pagi. Matahari pasti sudah  sangat ter- eh?" Sana terkejut ketika mencoba membuka tirai jendela yang berada dekat kamar mandi. Langit ternyata masih gelap.

About Us? S3 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang