32

2.2K 292 96
                                    

Ruang tunggu terasa menyesakkan. Dua artis yang berada didalamnya sedang dalam keadaan tak bersahabat.

Sana yang enggan berbicara apalagi melakukan skinship apapun pada Dahyun terlihat diam dengan atensi penuh ke handphone. Sedangakn pacarnya terlihat frustasi akibat keadaan ini.

Ceklek..
Pintu dibuka dari luar. Nampak seorang wanita yang lebih tua dari keduanya masuk berlahan. "Kalian harus ganti baju"

Sana dan Dahyun mengangguk. Berlahan mereka berdiri dari duduk lalu mendekati wanita itu demi melihat baju yang akan mereka kenakan.

Di ruang ganti, keduanya mulai mengenakan pakaian yang akan dikenakan dalam diam. Hingga akhirnya Dahyun dikejutkan kala melihat pakaian yang dikenakan gadisnya itu sedikit terbuka menurutnya. "Kenapa mereka membuat Eonnie menggunakan baju seperti itu?"

Sana menatap penampilannya dikaca lalu menatap Dahyun kilas. Dan tanpa bicara Ia lebih duluan keluar meninggalkan gadis Kim itu.

Yang ditinggalkan hanya bisa menghela nafasnya. "Ini buruk!" ucapnya

.

Jadwal terselesaikan. Sesaat yang tadi, keduanya memang melakukan pemotretan untuk menjadi Ambassdor salah satu make up terkenal di Korea.

Jadwal berdua yang seharusnya meninggalkan moment menyenangkan malah berubah sebaliknya.

Memang benar jika didepan para staff tadi, kedua gadis itu terlihat sangat akrab. Tapi kebenarannya, mereka hanyalah berpura-pura saja. Lebih tepatnya, Sana lah yang berpura-pura. Sedangkan Dahyun menikmati setiap moment diantara mereka tadi.

Mobil nampak hening. Tak ada pembicaraan yang terjadi didalamnya. Dan itu terjadi sampai mereka kembali tiba di dorm.

"Eonnie?" Dahyun mencoba membangunkan Sana kala gadis itu terlihat tertidur.

Yang dibangunkan terlihat membuka mata. Dan refleks menatap Dahyun yang lumayan dekat dengannya. Tatapan kekecewaan dan amarah sangat jelas dirasakan gadis Kim itu.

Tangan ditepis. Sana segera mengambil barang-barangnya lalu keluar dari mobil tanpa bicara.

Dahyun menghela nafasnya. "Lihat itu. Semuanya gara-gara oppa!" Dia malah menyalahkan managernya.

"mwoya? Kenapa gara-gara aku? Itu salahmu sendiri Dahyun-shi. Kenapa juga kau harus menginap ditempatnya?"

"Aku kan sudah menjelaskannya pada oppa dan manager lain. Aku bahkan sudah meminta kalian untuk menjemput kami terpisah tadi. Aku akan menjelaskannya padanya setelah jadwal selesai. Tapi sekarang, semuanya malah berantakan begini!"

"Dengar. Gadismu itu menelphonemu terus menerus pagi tadi. Karena kau tak juga mengangkatnya, dia menelphone kakakmu. Dan dia mencurigaiku juga pagi tadi. Dia itu tak sebodoh yang kau pikirkan" jelas managernya itu.

"Aishh jinjja!" Dahyun frustasi. Bahkan mengacak rambutnya. "Kenapa juga aku lupa menchargernya semalam?"

Sang manager terlihat menghela nafasnya. "Segera jelaskan padanya semuanya. Atau hubungan kalian akan dalam masa buruk lagi"

"Aku tau!"

.

Sana melempar tasnya ke arah kursi dikamarnya. Lalu melempar tubuhnya keatas ranjang. Helaan nafas berat Ia keluarkan juga.

"ugh! Kepalaku sakit"

Ceklek..
"Eonnie bisa kita bicara berd-"

"Keluarlah Dahyun. Aku lelah. Aku mau tidur" Sana memotong ucapan tamunya itu. Bahkan bergerak memunggungi. Melihat wajah Dahyun untuk saat ini benar-benar membuat emosi yang masih bisa ditahan bisa keluar kapan saja.

"Baiklah" suara dengan nada kecewa itu menubruk indera pendengaran Sana. Dan setelah pintu tertutup, air matanya mengalir dengan sendirinya. Dan dia akan membiarkan itu demi membuat perasaannya lebih baik.

.

Dahyun termenung disofa dorm mereka. Dia terus memperhatikan satu foto yang baru saja dikirimkan managernya.

"Apa saat sesi ini kami berdua tak bisa menyembunyikan raut wajah asli kami yang memang sedang tak baik?" Dahyun bertanya pada dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa saat sesi ini kami berdua tak bisa menyembunyikan raut wajah asli kami yang memang sedang tak baik?" Dahyun bertanya pada dirinya sendiri. Hingga helaan nafas berat Ia keluarkan setelahnya.

Handphone di lemparkan disisi sofa yang kosong. Tangan terangkat dan terlihat memijit pelipis.

"Gwencana Eonnie?" suara lain datang menubruk indera pendengaran.

Dahyun memberikan atensinya dan menemukan Chaeyoung yang kini sudah mengambil tempat disebelahnya. "Tanpa bertanyapun, kau pasti sudah sadar dengan apa yang terjadi" ucap Dahyun lalu mulai memejamkan matanya lagi.

"kurasa eonnie benar. Dan mian. Aku tak bisa menolong pagi tadi"

"ne. Kau memang tak bisa diandalkan"

"Heol! Aku sudah berusaha menahannya pagi tadi Eonnie. Tapi melihat Sana Eonnie marah seperti itu membuatku tak berkutik. Aku takut~"

Dahyun menghela nafas lagi seraya membuka matanya. Lalu tak sengaja menatap Nayeon yang baru saja terlihat turun dan menuju dapur.

"Aku tak di beri kesempatan untuk berbicara" Dahyun berucap kemudian.

"Mungkin tidak hari ini. Tapi cobalah lagi besok Eonnie. Jika di tolak lagi, tidak apa menggunakan sedikit kekerasan"

_Tbc_

Update pagi khusus hari ini.
Bahkan bakal aku double up juga loh :-)

Note: Because it's My Special Day ;-)

About Us? S3 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang