49. Special Jitzu

2.7K 267 42
                                    

Helaan nafas terus dikeluarkan Jihyo semenjak menyelesaikan jadwal tadi. Ia masih memikirkan sikap gadisnya yang terbilang dingin padanya. Diacuhkan bagai tak dianggap. Rasanya sakit.

Kaki dibawa ke arah balkon dorm. Setidaknya hal itu bisa membuatnya mendamaikan isi pikirannya dengan melihat keindahan kota dimalam hari.

Kesunyian menyambut. Suara kendaraan tak banyak terdengar. Tentu saja karena saat ini sudah terbilang tengah malam. Dan Jihyo memilih berdiam di situ. Membiarkan udara dingin menerpa tubuhnya.

Disaat bersamaan, Tzuyu terlihat keluar dari kamarnya. Ia juga tak bisa tidur karena memikirkan masalahnya. Mengacuhkan gadis Park itu menyakitinya juga.

Helaan nafas Ia hembuskan, dan kakinya bergerak melangkah meninggalkan kamar nyamannya. Dibenaknya sekarang dipenuhi oleh Jihyo. Ia ingin memeriksa keadaan kekasihnya itu.

Kaki berlahan menapaki tangga demi ke lantai dua. Tapi sapuan angin yang menyambutnya dilantai itu membuatnya merinding.

Kepala menoleh ke arah angin datang, dan mendapati jika pintu balkon terlihat tak tertutup.

"Pantas saja dingin" Gumam Tzuyu sembari mendekati balkon demi menutup pintunya.

Tapi sosok yang berada disitu menghentikan gerakan. Helaan nafas lolos lagi. Segera ia pun bergerak menjauh dari situ.
.

Mata lekat memandangi bintang di langit gelap. Membuat ketenangan tersendiri buat seorang Park Jihyo. Sapuan angin yang terbilang cukup kuat tak diperdulikannya.

"Minumlah.." Tiba tiba segelas teh tersodor di depan wajah. "Di sini dingin. Apa yang eonnie lakukan disini?"

"Tzuyu?" Jihyo terperanjat kaget kala mendapati kekasihnya itu berdiri disampingnya. Bahkan menyelimutinya dengan selimut saat ini. "Kenapa disini?"

"Justru aku yang ingin bertanya seperti itu. Kenapa eonnie disini dan tidak istirahat?"

"A~ " Jihyo meraih gelas berisi teh hangat itu. Lalu menghangatkan Kedua telapak tangannya. "Aku tidak bisa tidur" Ucapnya sebelum menyeruput minuman buatan gadis Chou itu. "Jadi kau kembalilah ke kamarmu. Aku masih ingin berlama lama disini. Dan terima kasih untuk teh dan selimutnya" Lanjut Jihyo. Sebenarnya Ia masih ingin berduaan dengan Tzuyu. Kalau memungkinkan, Ia ingin membicarakan masalah mereka. Tapi rasanya, Tzuyu enggan membicarakannya. Dan Jihyo tak ingin memaksa.

"Aku tak bisa tidur juga" Tzuyu merespon pendek dengan nada datar. Malah kini dia terlihat fokus kearah langit seperti yang tengah Jihyo lakukan.

Keheninganpun melanda mereka. Tak ada perbincangan yang terjadi. Rasanya begitu canggung padahal status diantara mereka lebih dari seorang sahabat. Tapi rasanya saat ini bagai berdiri disamping orang asing.

"Aku akan kekamar ku lebih dulu" Jihyo tak tahan lagi. Dia memilih menjauh.

"Tunggu" Tzuyu jelas menahan. "Kenapa saat ini rasanya Eonnie yang menjauh dari ku? Apa eonnie tak ingin membicarakan masalah kita berdua?"

Jihyo menghela nafas. Seraya melipat kembali selimut yang semula membungkus tubuhnya. "Aku sangat ingin. Tapi rasanya kau enggan membicarakannya" Ucapnya. "Kalau kau masih ingin bertingkah kekanakan dengan menjauhiku bahkan tak menganggap aku ada, aku akan memberimu waktu" Lanjutnya seraya memberikan selimut itu pada pemiliknya. "Aku duluan" Jihyo pamit lagi. Meninggalkan gadis Taiwan yang terdiam itu.

Helaan nafas Ia hembuskan di tengah langkahnya. Malah sekarang kepalanya rasanya sangat sakit.

Didepan pintu kamarnya, Jihyo terlihat akan membuka. Tapi tiba tiba pelukan hangat dari belakang menghentikan gerakan dan berhasil mengejutkan.

About Us? S3 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang