38

2.9K 308 63
                                    

Dorm nampak cukup riuh karena para penghuninya sedang bersiap-siap untuk ke perusahaan demi menuntaskan janji untuk para penggemar.

Sana yang sudah lebih dulu bersiap segera turun demi melihat kekasihnya. Dia cukup khawatir jika gadis Kimnya itu kesusahan dalam bersiap.

"Dahyun?" Sana menyebutkan nama sang kekasih kala pintu didepannya dia buka tanpa ketukan.

"oh. Eonnie?" Sang pemilik kamar menegur balik dengan senyuman.

Si gadis Jepang terlihat masuk lebih dalam. Mendekati Dahyun yang terlihat duduk di pinggir ranjang. Elusan dipuncak kepala lalu beralih kepipi diberikan. "kau sudah selesai bersiap sayang?"

Yang ditanya mengangguk. "Aku sudah secantik ini dan eonnie tak menyadarinya. Itu keterlaluan eonnie" Dahyun malah kesal. Yang malah membuat gadis yang masih berdiri dihadapannya itu hanya bisa tersenyum kecil.

"Jangan salahkan aku. Salahkan wajah cantikmu ini. Menggunakan make up maupun tidak, bagiku kau tetap sama"

"mwo? Tetap sama?" Dahyun malah terkejut. "Apa aku sejelek itu? Apa make up tak membantuku terlihat lebih cantik?"

Sana yang mendengar opini kekasihnya itu hanya bisa menghela nafasnya. Lalu beralih berjongkok di bawah gadis Kim itu. "Apa kau sengaja berkata seperti itu agar aku lebih memujimu, hm?"

"mwoya? Kenapa Eonnie tidak romantis sama sekali?"

Sana malah terkekeh. "aku bercanda" ucapnya seraya mencium tangan milik Dahyun. "Kau terlihat sangat cantik hari ini" lanjutnya yang malah membuat Dahyun merona menahan malu.

(Sana masih memimpin. Wkwk)

"Apa kau tidak kesulitan menggunakan celanamu sendiri tadi? Kenapa tidak minta bantuanku?" Sana kembali bertanya. Seraya menatap kaki Dahyun yang terbalut karena terkilir itu. Lalu Menyentuhnya berlahan.

"Sangat sulit Eonnie. Tapi aku tidak ingin merepotkan eonnie. Aku masih bisa menggunakannya sendiri"

Helaan nafas lolos lagi dari Sana. Kemudian Ia berdiri lalu duduk di samping pacarnya itu. "Lain kali panggil aku. Dan berhenti berfikir jika akan merepotkanku. Aku suka membantumu"

"baiklah" ucap Dahyun. "gomawo" lanjutnya seraya mendaratkan kecupan di pipi milik Sana. "Eonnie yang terbaik" senyumnya.

"aku tau" balas Sana sembari tersenyum juga.
"Ya sudah. Ayo aku bantu ke kursi rodamu"

"uh? Aku tidak mau pakai kursi roda" Dahyun malah menolak.

"kenapa?"

"aku tidak ingin memanjakkan kakiku" ucap Dahyun. "Lagipula kakiku sudah lebih baik hari ini. Eonnie bantu papah aku saja ya?"

"Baiklah jika itu maumu. Ayo keluar"

.

Sesampainya di perusahaan, para gadis gadis itu segera menuju ruangan yang akan mereka gunakan. Dimana sudah ada Leader mereka disitu menunggu kedatangan mereka.

Dan sedari tadi, Sana tak melepaskan Dahyun untuk orang lain. Dia sedikit lebih posesif hari ini. Seakan memberi batas untuk tak menyentuh gadisnya. Termasuk para membernya sendiri.

"Duduk disini" Sana mendudukkan Dahyun di sebuah kursi. Lalu Ia mengambil tempatnya disamping kekasihnya itu tentu saja.

Tarikan Ia berikan ke kursi gadis Kim itu kemudian. Lalu dihadapkan kearahnya. "Bagaimana kakimu? Apa sakit?" tanyanya seraya memperbaiki rambut kekasihnya yang sesekali jatuh menghalangi wajah imut itu.

"Gwencana eonnie. Dan terima kasih sudah memapahku sampai kesini"

Sana tersenyum. "apapun demimu sayang" jawabnya seraya mengelus pipi Dahyun berirama.

About Us? S3 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang