33

2.4K 304 20
                                    

Enjoy readersku sayang~

.

Seminggu telah berlalu semenjak kejadian itu. Dan tak ada perubahan yang terjadi diantara Sana maupun Dahyun.

Sana masih kukuh dengan pendiriannya. Tak berbicara pada Dahyun, menatap apalagi mendengar penjelasan dari gadis Kim itu. Sedangkan Dahyun semakin frustasi dibuatnya.

Para member yang lain sudah mengetahuinya. Dahyun juga sudah menjelaskan semua yang terjadi.

"Sana ayo keluar" Nayeon mengajak gadis yang terlihat melamun di balkon dorm itu untuk pergi.

Yang diajak memberikan atensi sebentar sebelum dia kembali memandangi indahnya kota dimalam hari. "Aku tidak ingin kemana-mana" Sana menolak datar.

Nayeon menghela nafasnya. Dan tanpa bicara lagi, dia malah menarik gadis itu berdiri lalu menariknya untuk keluar dorm.

"Eonnie lepaskan aku" Sana meminta.

"Kau harus ikut denganku"

"Eonnie aku tak mau!" Sana tetap bersikeras tak ingin. Tapi Nayeon terus menariknya.

Suara penolakan Sana jelas mengambil atensi penghuni dorm lainnya. Beberapa member keluar dari kamar. Suara berlari dari anak tanggapun ikut terdengar. Dan itu adalah perbuatan Dahyun tentu saja.  "Nayeon eonnie?" Dia terkejut kala melihat gadisnya tengah ditarik secara paksa oleh member tertuanya itu.

"Diam disitu dan jangan mendekat" Nayeon memerintah. "Sana ayo" Ditariknya lagi Sana. Dan gadis itu terlihat tak bisa berkutit. Ia pun mengikuti sang eonnie dengan pasrah.

Nayeon menyuruhnya masuk ke dalam mobil. Lalu Ia menjalankannya sebelum Sana tiba-tiba berlari keluar.

"Eonnie akan membawaku kemana di jam segini?" tanya Sana.

Helaan nafas cukup berat gadis Im itu keluarkan. Dan tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya.

.

"ini minumlah" Nayeon menyodorkan minuman pada Sana yang tengah duduk dibelakang mobil sembari menatap sungai Han.

Gadis Im itu memang membawa gadis berdarah Jepang itu ke sungai Han. Dan memarkirkan mobil di tempat yang jauh dari kerumunan orang. Dia hanya tak ingin para penggemar mengetahui dan mengganggu mereka.

Sana menerimanya. Meneguknya sedikit lalu meletakkan minuman itu disampingnya. "Kenapa ajak aku kesini?"

"Karena aku lelah melihat kediamanmu selama seminggu ini. Kau seperti bukan Sana yang kukenal" jawab Nayeon.

Sana menghela nafasnya setelah mendengar jawaban sang Eonnie. Lalu kembali menatap sungai Han lekat. Rambut terkibas pelan kala angin malam menerpanya. "Aku lebih baik diam daripada mengeluarkan emosiku untuk sekedar marah-marah ataupun menangis" Sana berujar.

"Tapi tidak seperti itu juga San.." Nayeon mengambil tempat untuk duduk disamping gadis Jepang itu. "Lebih baik kau mengeluarkan amarahmu. Kediamanmu ini malah membuat orang semakin frustasi. Apa kau tau?"

"Aku hanya takut eonnie.. " Sana menatap Nayeon. Matanya terlihat berkaca-kaca menahan tangis. "Aku takut mengeluarkan kata itu saat aku beradu argumen bersama Dahyun lagi. Aku tak mau berpisah"

Nayeon menghela nafasnya. Lalu menarik Sana untuk dipeluknya. "Setidaknya kau harus mendengar terlebih dahulu penjelasan dari Dahyun tentang semua ini. Mendiamkannya tak akan menyelesaikan apapun"

"Bagaimana jika aku tak bisa menahan emosiku? Bagaimana jika kata itu terucap dengan lantang dari bibirku? Bagaimana jika aku benar akan berpisah dari Da-"

"stt.." Nayeon memotong ucapan. Usapan lembut diberikan dibagian kepala dan punggung gadis yang masih didekapnya itu. "Kau terlalu jauh memikirkan hal yang belum tentu akan terjadi. Kaupun tau jika Dahyun sangat mencintaimu"

"Tidak. Aku tidak tau perasaannya saat ini untuk ku atau orang lain!" Sana bergerak hingga pelukan terlepas. Dia menatap Nayeon lekat. "Dan karena itu aku benar takut jika ternyata dia bosan padaku!"

"Apa yang kau bicarakan, eoh? Itu tak mungkin! Dahyun mencintaimu"

"Tidak eonnie! Sudah kukatakan jika Da-"

"Baiklah" Nayeon mengalah. "Tapi ingat, dengarkanlah lebih dulu penjelasannya sebelum berspekulasi tidak jelas begini. Setelah semua itu, barulah ambil keputusan. Paham?"

Sana akhirnya mengangguk. Nayeon yang melihatpun tersenyum. Tangan lalu terangkat dan menghapus jejak air mata yang sempat jatuh membasahi pipi gadis Jepang itu. "Habiskan minumanmu lalu kita cari snack malam. Kau ingin sesuatu?"

"tteokboki" jawab Sana seraya menyeruput minumanya. "Aku ingin makan itu"

Nayeon tersenyum lagi. Lalu mengelus surai membernya itu dengan sangat lembut. "Baiklah. Dan maaf karena tadi sempat menarikmu paksa"

"hm. Gwencana eonnie"

.

Jari digigit menandakan kecemasan. Kaki mondar mandir seraya terus memeriksa jam yang kian hampir menunjukkan tengah malam.

"Eonnie duduklah" Chaeyoung menegur. Mewakilkan beberapa membernya yang memang berada bersama mereka di sofa dorm.

"ugh. Aku tak bisa" Dahyun nenolak.

Ceklek..
Pintu terbuka mengambil atensi. Dahyun reflek berlari kearah depan.

"Eon-"

"Aku pulang.."

"Hah!" helaan nafas sedikit berat Dahyun keluarkan. Lalu dengan lesu berjalan kembali ke arah sofa. Dia benar-benar berharap yang datang Ialah Sana dan Nayeon. Tapi ternyata itu eonnienya yang lain. Yoo Jeongyeon.

"Yak! Kenapa kau menyambutku seperti itu?" Jeongyeon bertanya.

"Sudahlah Jeong. Jangan ganggu dia" Momo menegur kala melihat Dahyun terduduk tak bersemangat disamping Mina berada.

"Mwoya? Sebenarnya ada apa ini? Lalu kenapa kalian berkumpul disini? Dan dimana gadisku?"

"Nayeon eonnie membawa lari milikku" Dahyun menjawab pertanyaan itu dengan lesu.

"huh? Apa maksudmu?"

"Nayeon eonnie mengajak Sana eonnie keluar. Dan sampai sekarang belum juga pulang. Karena itu Dahyun terlihat seperti itu" Jihyo berucap menjelaskan.

"Apa karena itu dia mengira kedatanganku tadi adalah Nayeon eonnie dan juga Sana?"

Semuanya mengangguk serempak. "heol! Apa kalian belum juga berbaikan? Ini sudah seminggu. Kenapa kau sebodoh itu menunda nunda waktu?" ucapan Jeongyeon dengan cepat dibalas helaan nafas berat dari Dahyun.

"Yakk Yoo Jeongyeon. Jaga lisanmu itu!" Momo memarahi.

"Aku memang bodoh eonnie-dul. Jadi beri aku saran untuk saat ini. Aku lelah didiamkan oleh Sana eonnie begini. Sangat lelah!"

_Tbc_

About Us? S3 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang