25

2.7K 267 22
                                    

Jam mungkin menunjukkan pukul 10 malam saat ini. Dorm nampak hening karena para penghuninya sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Ditengah keheningan itu, pintu dorm terlihat terbuka. Menampilkan wajah rupawan nan cantik milik Sana yang baru tiba. Ia memang baru saja kembali dari agensi.

"Aku pulang" ucapnya seraya melepaskan sepatunya.

"Eonnie.." suara khas dan besar Dahyun terdengar. Suara langkah kakinya yang tergesa juga terdengar dari arah tangga. Dan benar saja, gadis Kim itu terlihat. Mendatangi Sana dengan wajah gembiranya.

"Sayang, jangan lari-lari" Sana menegur. Takut jika gadisnya itu jatuh dan terluka.

Yang ditegur terlihat tak perduli. Malah sekarang dia menabrak tubuh milik gadis bermarga Minatozaki itu. Memeluknya erat. "Aku merindukan Eonnie" ucapnya

Sana tersenyum seraya membalas pelukan. "Kita hanya terpisah 3 jam saja sayang"

"Memang. Dan itu sangat lama" balas Dahyun yang membuat Sana tertawa. Pelukan keduanya terlepas. Sana mengelus kecil pipi Dahyun. "Mian, eoh?" ucap Sana dan Anggukan diberikan Dahyun.

"oh iya. Dan ini.." Sana memberikan Dahyun sesuatu. "ini makanan untukmu"

"uh? Untukku?" Dahyun menerima dengan perasaan bingung.

Sana mengangguk. Mengecup kecil pipi Dahyun lalu melangkah masuk ke dalam. Tasnya Ia letakkan di sofa.

"Tadi, Tzuyu mengirim pesan padaku" Sana berucap lagi seraya menatap kekasihnya yang terdiam disampingnya itu. "Dia memintaku untuk membelikanmu makanan karena katanya kau belum makan. Perutmu sempat berbunyi saat kalian vlive tadi"

"eoh? Eonnie menontonnya?"

"Ani" Sana menggeleng. "Aku tidak sempat. Tadi aku cukup sibuk di agensi" lanjutnya.
"Lalu dimana Tzuyu?" Sana bertanya lagi. "Aku juga membelikannya makanan. Karena kata manager, perutnya juga sempat berbunyi sepertimu saat vlive tadi"

"Dia keluar bersama leader" jawab Dahyun

"Ya sudah. Sekarang kau makan. Nanti lambungmu sakit" perintah Sana. Dan kemudian, dia mulai bertolak pinggang menatap tajam pada Dahyun. "Padahal aku cuma meninggalkanmu sebentar. Tapi kau sudah membuatku khawatir setengah mati begini. kenapa juga menahan lapar, eoh?" marahnya

"ani Eonnie.. Sebenarnya aku sudah makan sebelum vlive. Hanya saja, di tengah-tengah vlive, aku merasa lapar lagi" Dahyun menjelaskan.

"Lalu kenapa tak makan setelah vlive kalian berakhir?"

"mm..rasa laparku sudah hilang. Jadi a-"

"Aku tidak mau mendengar alasan apapun lagi" Sana memotong ucapan. "Jadi sekarang, kau makan selagi aku berganti pakaian. Dan aku tidak mau mendengar kau berkata jika kau belum ingin makan karena rasa laparmu itu sudah tak ada" sambung Sana seraya menunjuk perut rata gadisnya itu.

"Tapi Eonnie, ak-"

"Aku tidak akan menerima alasan apapun" Sana memotong lagi. "Dan setelah berganti pakaian, aku akan mengecekmu kembali" sambungnya lalu meninggalkan Dahyun. Dan berpura-pura tuli kala gadis Kim itu mulai terdengar merengek.

10 menit kemudian, Sana turun ke lantai bawah. Berjalan lurus kedapur demi mengecek gadis Kimnya itu. Dan gadis itu terlihat diwastafel. Mencuci bekas piringnya.

Sana berjalan mendekati. Bersandar di pantry. Menyilangkan tangan dan menatap punggung kekasihnya itu. "Kau tak membuang makanan itu bukan?"

Dahyun melirik kecil Sana. "Aku tidak. Aku memakannya. Sampai habis!"

"Kau tidak sedang berbohong padaku, bukan?"

Dahyun menghela nafas. Dia sedikit kesal. Dia berbalik dan membalas tatapan Sana. "aku tidak berbohong. Aku memakannya. Kini semuanya ada dilambungku. Lagipula aku  menghargai pemberian Eonnie. Aku tidak mungkin membuangnya begitu saja"

Helaan nafas Sana keluarkan juga. Lalu berjalan mendekati Dahyun dan berhenti kala jarak sangatlah dekat. Kedua tangannya di letakkan di antara tubuh Dahyun. Mengahalangi gerak gadis itu.

Kedua pasang mata bertemu. Saling melempar tatapan penuh makna. "Mian jika aku terkesan memaksa" Sana berucap. "Aku hanya terlalu khawatir padamu yang terlalu keras kepala" lanjutnya.

Tak ada jawaban. Cukup lama dalam keheningan hingga akhirnya Dahyun menghela nafasnya dan memutus kontak mata lebih dahulu.

Melihat hal itu, Sana dengan cepat memeluk Dahyun. "kau masih marah padaku?"

"Ani" Dahyun menggeleng lalu membalas pelukan gadisnya itu. "Aku hanya merasa bersalah karena membuat eonnie khawatir. Maafkan aku" sesalnya.

Pelukan Sana eratkan. "Jangan lakukan itu lagi. Terutama saat aku tidak didekatmu. Kau paham?"

Dahyun mengangguk. Dan pelukan terlepas. Seuntas senyum Sana berikan lalu mengecup pipi Dahyun. "Tidur sekarang?"

Si gadis Kim mengangguk seraya tersenyum juga. "hm. Kita tidur sekarang. Kajja Eonnie.."

_Tbc_

_Tbc_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
About Us? S3 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang