Saat kau bercanda, harusnya aku tertawa, bukan malah jatuh cinta.
***
_________________________________Orang bilang, hati manusia yang sedang kasmaran itu lebih berwarna dari pada taman bunga. Senyum bibirnya merekah bagai bulan sabit yang sempurna. Tiada detik tanpa memikirkan seseorang yang telah menangkap jatuh hatinya.
Mungkin itu lah yang menyebabkan lirikan mata Fiony tak lepas dari Ara. Gadis itu terus menerus mencuri pandang ke seseorang yang telah membuat tidurnya tak nyenyak semalam. Bukan karena gelisah, tapi karena degup dada yang tak bisa senormal biasanya. Ciuman semalam, awal dari cerahnya pagi ini.
"Pio, nape senyum-senyum? Lu kagak kesurupan kan?" tegur Dhea yang baru menoleh setelah berganti pakaian dan melihat Fiony sedang mengulum senyum.
"Eh? Engga. Nggapapa, Dey," balas Fiony seketika mengalihkan pandangan dari Ara yang sedang memakai kaos olahraganya.
Dhea mengangguk lalu menoleh ke arah Ara. "Ra, lu cepetan dong gantinye. Lama amat," omel Dhea.
"Iya."
"Lu juga, Pio. Buruan ganti, bentar lagi senamnye mulai," lanjut Dhea.
"Iya, Dey."
Lalu Dhea membantu Jessi berdiri karena kakinya belum benar-benar sembuh. "Yuk Jes, kite duluan," ajaknya. Kedua gadis itu ke luar terlebih dulu dari tenda, menyisakan Ara dan Fiony yang masih duduk di tempat.
Ara selesai berganti baju, lalu memutar tubuh dan menghadap ke arah Fiony. "Padahal aku udah bilang, jangan liat aku kalo lagi ganti baju," kata Ara.
Tapi Fiony justru tertawa kecil. "Emang kenapa?"
"Ya malu, Fio."
"Malu kenapa sih?" Fiony memajukan wajahnya seperti sedang menggoda anak kecil.
"Ya malu aja."
Fiony menarik lagi wajahnya. "Aneh. Kenapa malu coba? Aku aja ngga malu ganti baju di depan kamu," balas Fiony lalu menyilangkan tangan sambil memegang ujung kanan dan kiri kaosnya. Seperti akan membuka baju, karena memang Fiony belum berganti pakaian olahraga.
"Eh eh, mau ngapain?" sahut Ara yang reflek menoleh ke arah lain.
"Ganti baju lah, mau ngapain lagi?"
Detik itu juga Ara berdiri. "Aku tunggu di luar," ucapnya sembari berjalan ke luar tenda.
Tapi Fiony justru terkekeh karena tingkah lucu Ara. "Lucu banget," gumamnya seolah puas setelah berhasil membuat Ara salah tingkah.
Ara menunggu Fiony tepat di depan tenda. Gadis ini melihat beberapa peserta sudah bersiap di lapangan untuk senam pagi. Tiba-tiba Ara memicingkan mata saat melihat seorang gadis yang berjalan ke arahnya. "Oniel," gumam Ara saat Oniel sudah cukup dekat dengannya.
Ara yakin, Oniel pasti ingin masuk ke tenda. Seketika Ara berjalan maju dan menghentikan langkah Oniel. Ara tak bisa membiarkan Oniel masuk ke tenda, karena masih ada Fiony sendiri di sana.
"Kenapa?" tanya Oniel heran saat Ara berdiri tepat di depannya.
"Lo mau ke mana?" tanya Ara.
"Tenda." Oniel ingin berjalan melewati Ara, tapi lagi-lagi gadis itu menghalanginya. "Kenapa sih?"
"Bentar," cegah Ara sambil sesekali menoleh ke tenda di belakangnya, untuk memastikan apakah Fiony sudah keluar dari tenda atau belum.
Detik kemudian, Fiony muncul dari balik penutup tenda. "Ra," panggil Fiony yang membuat Ara dan Oniel melihat ke arahnya.
