Curious: Extra Part (2)

4K 285 77
                                    

Kepastian cinta itu penting, karena lebih baik digandeng dari pada digantung.

***
_______________________________________

...

Priit!!

Suara nyaring dari benda kecil yang ditiup itu membuat beberapa siswa berlari dari satu sisi lapangan ke sisi lainnya. Pelajaran olahraga ini mewajibkan mereka untuk lari secepat mungkin, karena sang guru tengah bersiap dengan stopwatch di tangannya.

Ara, Dhea, Mira, dan Flora lah yang kini sedang beradu kecepatan. Keempat gadis itu berlari dengan sekuat tenaga untuk lebih dulu sampai di garis finish.

"Yak!" seru sang guru sambil menekan tombol alat pengukur waktu itu. "Yang tercepat, Flora, waktu 5,13 detik," lanjutnya.

"Yes!" Flora bergumam sembari melihat kepalan tangannya. Seperti dugaan, ia akan mengalahkan Ara dalam adu kecepatan ini. "Lo tadi pagi ngga sarapan ya? Lemes amat?" cibir Flora pada Ara yang masih mengatur napas.

"Banyak omong lo," ketus Ara sambil menegakkan tubuhnya.

Perselisihan di antara Ara dan Flora memang sudah menjadi rahasia umum. Kedua gadis itu selalu saling melempar tatapan tajam satu sama lain. Sejak awal menjadi murid di SMA ini, Ara memang sudah kesal dengan tingkah Flora yang seperti jagoan.

"Haha.. dasar lelet. Lo manusia apa siput sih?" balas Flora masih mengejek Ara, lalu pergi begitu saja.

"Udeh, Ra. Flora fauna kan emang begitu mulutnye, kagak usah diladenin," kata Dhea.

Ara menoleh ke belakang dan melihat Dhea yang sedang menaruh lengan di pundak Mira. "Nempel banget kalian? Ngga takut ketauan apa?" tanya Ara heran. Karena hanya beberapa orang yang tahu tentang hubungan Dhea dan Mira.

"Takut kenapa? Ngga akan ada yang curiga kalau cuma rangkulan kayak gini, Ra," balas Mira santai.

Ara tak membalas. Ia hanya mengalihkan pandangan dan mencari keberadaan Fiony. "Itu dia," gumam Ara saat melihat pujaan hatinya sedang duduk di tribun sisi kanan lapangan.

Gadis itu pun bergegas menghampiri Fiony. Tapi baru beberapa langkah, pemandangan tak menyenangkan di depan sana harus Ara lihat. Kini tepat di samping Fiony, Flora duduk dengan wajah sumringah. Mereka berdua terlihat sedang membicarakan sesuatu yang menarik.

Alis Ara berkerut. Apalagi saat melihat tangan Flora yang memegang bahu Fiony. "Bangsat," gumam Ara kesal dan langsung berlari ke arah Fiony. Ara tahu, Flora memang sudah menyukai dan mengincar Fiony sejak lama.

"Minggir lo!" ucap Ara sambil menyingkirkan tangan Flora dari bahu Fiony.

Sontak Flora berdiri dari duduknya. "Apa-apaan sih? Nyari ribut lo?" balas Flora menatap tajam Ara.

Ara membalas tatapan itu. Tapi otak Ara masih bekerja, ia tak mau berkelahi di jam pelajaran seperti ini. Detik kemudian, Ara menggenggam pergelangan tangan Fiony. "Ikut aku," pintanya. Fiony pun berdiri dan mengikuti Ara.

"Tunggu," kata Flora yang meraih tangan Fiony yang lain. "Gue masih ngobrol sama Fio."

Tanpa menoleh, Ara menjawab, "Gue ngga peduli."

"Masalah lo apa sih ha?! Apa hak lo buat narik-narik Fio kayak gini?" kesal Flora.

Kini Ara berbalik badan dan menatap langsung wajah Flora. "Lo ngga usah banyak omong. Yang jelas gue ngga suka kalau lo deket-deket Fio," balasnya geram.

"Emang lo itu siapanya Fio? Sodaranya? Sepupunya? Pacarnya? Bukan kan? Jadi lo ngga usah ngelarang-ngelarang gue buat deketin Fio!"

Sedangkan Fiony kini melihat Ara dengan tatapan harap. Gadis ini ingin sekali agar Ara menjawab pertanyaan yang selalu diucapkan Flora itu.

CURIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang