Kenapa dia begitu menjengkelkan?!
***
___________________________________________
.Flashback.
Hari pertama mereka menjadi siswa SMA.
Ratusan siswa baru berbaris rapi sembari mendengarkan wejangan dari Bapak Kepala sekolah. Beberapa dari mereka sangat fokus, tapi tak sedikit pula yang hanya pura-pura mendengarkan, padahal pikiran sedang melayang-layang entah ke mana.
Hampir dua jam mereka berjemur pagi di lapangan. Sekarang saatnya pembagian kelas. Di sisi kiri lapangan tampak seorang gadis cantik sedang berdiri seorang diri. Ia malu untuk berkenalan dengan kawan-kawan barunya.
"Hai," sapa seorang siswi padanya.
"Hai."
"Aku Chika," kata seorang gadis menyebutkan namanya dan menawarkan jabat tangan.
"Fiony." Gadis cantik itu membalas jabat tangan dari Chika.
Lalu mereka mengobrol tentang banyak hal sambil menunggu pengumuman pembagian kelas. Fiony dan Chika berasal dari SMP yang berbeda. Namun mereka mempunyai hobi yang sama yaitu memasak. Mereka banyak berbicara tentang resep makanan yang pernah mereka coba, walaupun hasilnya tak sesuai ekspektasi awal.
Pembagian kelas telah diumumkan. Nama Fiony disebut terlebih dahulu karena ia berada di kelas 10-MIPA-A. "Ternyata kita ngga sekelas, Chik," kata Fiony yang tampak kecewa.
"Iya nih, Fio. Tapi kan kita masih bisa ketemu terus bisa ngobrol-ngobrol lagi," balas Chika tersenyum manis.
Fiony mengangguk semangat lalu melangkah ke ruang kelas barunya bersama 24 siswa calon teman sekelasnya. Jantungnya berdebar kencang, banyak pertanyaan melayang di pikirannya. Tentang teman baru, adaptasi, suasana baru, dan sebagainya.
Fiony berjalan sedikit cepat bersamaan dengan beberapa siswa yang sepertinya akan sekelas dengannya. Mereka harus mendapatkan bangku yang sesuai dengan keinginan.Tapi tiba-tiba suara sahut-sahutan datang dari belakang. Detik kemudian seseorang berlari melewati Fiony dan tak sengaja menyenggol lengan Fiony.
"Eh?!" Fiony kaget hingga terdorong satu langkah ke kanan.
Detik kemudian..
"Woi Dey! Tungguin gue dong!" Suara teriakan di belakang Fiony. Dan lagi-lagi badan Fiony terdorong ke kanan oleh gadis berambut panjang.
"Mereka ngapain sih?!" gerutu Fiony kesal.
Belum selesai sampai di situ. Sesaat kemudian, badan Fiony lagi-lagi terdorong hingga terjatuh ke samping kanan oleh seseorang dengan tas ransel biru tua di punggungnya. "Hei!!" tegur Fiony spontan karena tak tahan dengan tingkah mereka bertiga yang seperti anak kecil. Tapi percuma, si pelaku telah jauh di depan karena mengejar temannya.
"Awas aja!" gumam Fiony kesal. Ia tak tahu siapa tiga siswi ceroboh tadi. Yang ia hapal hanyalah tas biru tua milik anak yang telah mendorongnya hingga terjatuh.
...
Ruang kelas yang cukup besar untuk 25 murid dengan bangku egois yang didesain satu bangku satu orang. Semua kursi telah lengkap dengan pemilik barunya. Kecuali satu kursi di pojok ruangan yang masih kosong menunggu tuannya.