Cinta memang akan indah pada waktunya, tapi aku bosan menunggu waktu yang terlalu lama.
***
_________________________________"Ara!" panggil seorang gadis dari luar pagar begitu melihat Ara yang baru masuk ke rumahnya.
Ara menoleh ke arah sumber suara. "Oniel? Kok kamu di situ. Sini masuk. Kamu dari mana? Kok tadi ngga masuk sekolah?"
Oniel masuk ke rumah Ara. Kedua gadis SMP itu berjalan ke ruang tamu rumah ini. "Aku tadi sekolah kok, Ra. Cuma aku ngga ke kelas."
"Hah? Terus ke mana kalo ngga ke kelas? Kan kamu janji kalo mau sekolah hari ini. Lagian aku udah bawain cupcake durian tadi."
Memang benar, saat di sekolah tadi Ara mencari keberadaan Oniel, tapi tak ia temukan. Padahal kata orangtua Oniel, gadis itu masuk sekolah hari ini.
"Aku tadi di UKS."
"Kenapa ngga ke kelas, Oniel?" selidik Ara.
"Aku sebel liat kamu sama temen-temen kamu. Dari pada aku bete di kelas, ya udah aku ke UKS aja." Selalu seperti ini, Oniel selalu tak suka jika melihat Ara dekat dengan orang lain.
"Terus di UKS tadi ngapain aja?"
Tiba-tiba Oniel berdiri dari duduknya dan menggandeng Ara. "Nanti aku ceritain. Sekarang ikut aku," ajaknya.
Oniel memang sudah hafal dengan denah lokasi rumah Ara ini. Ia tahu di mana letak dapur, toilet, kamar, dan ruangan lainnya. Kini gadis itu menarik sang tuan rumah ke arah kamarnya sendiri. Kamar Ara di lantai dua.
Oniel menutup pintu kamar ini dan duduk di tepi ranjang. "Aku tadi liat kamu pelukan sama Jessi," ucap Oniel yang tiba-tiba kesal. Wajahnya cemberut dengan bibir yang sudah mengerucut.
"Jessi? Oh tadi? Tadi itu..."
"Aku ngga mau nrima alasan apapun, Ra. Aku ngga suka kamu dipeluk-peluk orang lain." Oniel memotong kalimat Ara dengan begitu posesif.
"Tapi kan itu cuma pelukan, soalnya kami masuk satu tim dance. Lagian Jessi itu sahabat aku. Sama kayak kamu, Dey,..."
"Itu masalahnya, Ra. Kamu anggep aku sama kayak mereka. Aku ngga mau disama-samain. Cuma aku yang boleh dekat sama kamu."
"Ya ngga bisa gitu juga, Oniel."
"Kenapa ngga bisa?" Oniel berdiri dan langsung mendekatkan diri di hadapan Ara. Tepat di depannya.
Refleks Ara mundur karena Oniel terlalu dekat. "Ya... soalnya..."
"Kamu suka sama Jessi?" selidik Oniel dengan tetap memajukan langkahnya. Ia menatap tajam Ara seolah akan memakan gadis itu sekarang juga. Hingga Ara mundur dan dipaksa berhenti oleh dinding kamar ini.
"Suka gimana maksudnya? Jessi itu sahabat aku, Oniel."
"Tapi aku yakin dia suka sama kamu, Ra!" Oniel meninggikan suaranya. Gadis itu terlihat ingin mengeluarkan semua yang ada di kepalanya. Oniel benar-benar tak suka saat Ara membela Jessi di hadapannya.
"Suka gimana sih? Aku ngga ngerti." Ara berusaha tenang. Ini pertama kalinya ia mendengar Oniel berbicara dengan nada membentak. Tatapan Oniel pun berbeda, lebih menakutkan dari biasanya.
Oniel diam sesaat, berusaha mengendalikan emosinya. Ia menarik napas panjang dan berbalik badan. Kini Oniel membelakangi Ara.
Ara berpindah tempat, kini ia berjarak beberapa langkah di depan Oniel. "Aku bener-bener ngga ngerti sama kamu Oniel. Apa salahnya kalau aku sahabatan sama Jessi?"
