Jangan senyum! Manismu mengundang banyak semut datang. Aku tak suka.
***
__________________________________________.
Laboratorium biologi menjadi tempat belajar para siswa pagi ini. Mereka telah dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mempelajari sistem pencernaan pada manusia. Dan kebetulan yang menegangkan, Fiony dan Ara tergabung di satu kelompok bersama Dhea, Flora, dan Mira.
"Eh nama lo Fio, kan?" tanya Dhea yang duduk di sebelah Fiony. Sedangkan lawan bicaranya hanya mengangguk pelan. "Tulisan lo bagus, lo aje yang nulis laporannye ye?" lanjut Dhea.
"Kok aku?" Fiony menoleh ke Dhea. Ini adalah kalimat pertama Fiony sejak mereka berada di satu meja 15 menit yang lalu. Gadis itu merasa tak nyaman karena harus duduk berhadapan dengan Ara.
"Soalnye tulisan gue jelek. Apalagi Ara, acak-acakan macem ampas kelapa," balas Dhea yang membuat Fiony tersenyum singkat tanpa sadar.
Sementara Ara hanya menoleh sekilas, lalu kembali fokus ke alat praktik berbentuk lambung manusia di depannya. Ia sudah sangat biasa dengan ocehan Dhea seperti tadi.
"Gue aja yang nulis. Tulisan gue juga bagus kok," sahut Mira. Sebenarnya Mira tidak ada masalah apapun dengan Fiony, tapi ia merasa tak suka saat beberapa kali melihat Ara melirik Fiony.
Fiony mengangguk pelan. Dalam hati ia bersyukur karena tak harus menulis laporan praktikum. Tapi di sisi lain dia bingung dengan sikap Mira yang sinis padanya.
"Ra, ambilin penggaris itu dong." Mira menunjuk penggaris panjang di samping Ara.
Tanpa sepatah katapun, Ara mengambil dan memberikan penggaris itu pada Mira.
"Thankyou," ucap Mira bernada sedikit genit.
"Hm," balas Ara tanpa melihat Mira. Ara memang tak terlalu banyak bicara. Ditambah ia harus semeja dengan Flora yang sangat tak disukainya.
"Cuek banget sih jadi cewek?" kritik Mira. Padahal justru sikap cool Ara inilah yang membuat Mira penasaran.
Tiba-tiba Fiony berdiri dari duduknya. Melangkah mundur beberapa sentimeter.
"Mau kemane?" tanya Dhea.
"Toilet," jawab Fiony pelan.
"Oh, yaudeh." Dhea melanjutkan kegiatannya.
Sedetik...
Dua detik...
Sepuluh detik...
Fiony masih tak bergerak dari posisinya. Seketika Dhea, Flora dan Mira menoleh pada Fiony yang menunduk seolah sedang mengobrol dengan lantai.
"Katanya mau ke toilet?" tanya Mira.
"Toilet di deket lab biologi sepi." Fiony memberikan ekspresi sendunya. Seolah sedang meminta pertolongan seseorang.
"Terus?" sahut Mira.
"Kalian ngga ada yang kebelet pipis juga?" tanya Fiony yang sebenarnya ingin seseorang bersedia untuk menemaninya ke toilet.
"Engga," jawab Mira.
"Kagak. Gue sih sebenernye mau nganterin lo. Tapi kaki gue lagi nyut-nyutan," kata Dhea memegang lutut kanannya.
"Kamu mau dianter?" tanya Flora.
Sreet..
Suara kursi yang terdorong ke belakang karena tuannya mendadak berdiri dari duduk.
![](https://img.wattpad.com/cover/222280663-288-k795458.jpg)