Curious 8

2.5K 315 29
                                    

Bentuk bulan selalu berubah. Sama seperti janji manusia.

***
____________________________

"Jes, gimane kalo nanti kite ke rumahnye Ara aje pas pulang sekolah? Pan nanti sore kite latian drama tuh di rumah Fiony," kata Dhea pada Jessi. Kini tiga karib itu sedang duduk di kelas menunggu bel masuk berbunyi.

"Setuju gue, Dey. Soalnya nanggung banget kalo kita pulang dulu terus berangkat lagi ke rumah Fiony."

Sedangkan Ara hanya diam saja. Ia tak terlalu memusingkan rencana Dhea dan Jessi. Karena pandangan Ara sudah tak fokus sejak tadi. Beberapa kali ia melirik gadis berambut panjang yang duduk di pojok kelas. Siapa lagi kalau bukan Fiony yang sedang berbincang berdua dengan Flora.

"Oke, berarti nanti kita numpang makan siang di rumah lo ya, Ra?" Jessi melihat Ara yang jelas-jelas tak memperhatikan percakapan ini sejak tadi.

"Ra... Woi Ra!" teriak Dhea melambaikan tangan di depan wajah Ara.

"Hah? Apa?" Ara seperti orang linglung.

"Lu bengong? Diajak ngobrol juga malah bengong!" tegur Dhea.

"Sorry."

"Mikirin apa sih lu, Ra?" tanya Jessi.

Ara diam.

"Oh gue tau," gumam Dhea. Lalu melihat ke arah Fiony. "Fio!" panggilnya kencang. Seketika Ara menoleh cepat ke Dhea, sahabatnya itu seolah bisa membaca pikirannya.

"Ya, Dey?" balas Fiony.

"Nanti sore kita latian di rumah lo ya!"

"Iya." Fiony mengangguk ramah. Lalu arah pandangnya beralih pada Ara yang duduk di samping Dhea. Tapi Ara seperti sengaja tak mau melihat ke arahnya. "Dasar cuek!" gerutu Fiony.

"Siapa yang cuek?" tanya Flora padanya.

"Eh? Engga."

Bel masuk berbunyi. Seketika para siswa kembali ke bangku masing-masing. Termasuk Flora, hingga menyisakan Fiony yang kembali sendiri di bangku paling belakang.

Seorang guru memasuki kelas dengan ekspresi yang jauh dari senyum. Sejak awal kegiatan belajar mengajar dimulai, guru ini lah yang terkenal paling galak di antara guru yang lain. Bu Cleo, guru fisika.

"Selamat pagi."

"Pagi, Bu."

"Sekarang ibu akan adakan kuis materi bab 1. Kalian siapkan selembar kertas," titah sang guru.

"Kuis?"

"Kok tiba-tiba kuis?"

"Duh mati gue. Kagak ngarti sama sekali gue."

Gerutu para siswa, dan Dhea lah yang terlihat paling pusing.

Bu Cleo membuka map yang ia bawa. Beberapa kali ia mengulangi aktivitasnya seperti sedang mencari sesuatu. "Ibu lupa, soal untuk kuis sudah ibu kasih ke kelas sebelah untuk di-copy kemarin. Sekarang ibu minta tolong ke ketua kelas untuk mengambil soal kuis ke kelas Mipa-B ya," pinta Bu Cleo.

"Baik, Bu." Seorang siswa berdiri dan berjalan ke depan kelas.

"Kamu ke kelas sebelah, ke anak yang namanya Chika. Bilang disuruh Bu Cleo ambil soal fisika. Mengerti?"

"Mengerti, Bu." Lelaki ini bergegas ke kelas sebelah untuk memenuhi titah sang guru.

Beberapa saat kemudian, ia kembali dengan membawa soal yang dimaksud Bu Cleo. Dari sepuluh soal, Bu Cleo hanya menulis tiga soal secara acak yang ia pilih untuk soal kuis kelas ini. Bu Cleo menulis soal di papan dan meminta muridnya untuk mengerjakan di selembar kertas.

CURIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang