pt:28

159 12 2
                                    


Pagi yang indah, suara burung di pagi hari terdengar merdu di telingaku, ketukan pintu yang lembut membuatku beranjak dari tempat tidur.

Ku buka pintu "iya? " dan detik itu aku terbelalak karna yang mengetuk ternyata seorang pria yang aku kenal dengan nama Zein.

"zein? "tanyaku bingung bahkan sangat, ku lihat ke kanan dan ke kiri ternyata di koridor kamarku tidak ada orang.

"kamu ngapain di sini? "tanyaku heran.

"mau ngajak kamu jalan-jalan" menaik turunkan alisnya.

"kamu ke sini ngak luka apa-apa kan?  Ngak di gebukin sama pasukan gw kan?" tanyaku memutar-mutarkan badan zein mencari apakah ada luka.

Zein terkekeh "enggak, mereka malah yang nyuruh aku naik" ujarnya yang membuatku bernafas lega.

"mandi gih, jigong kamu bau" zein mengatakan itu sambil menutup hidungnya, sontak aku memukul lengannya dengan keras.

"enak aja bau jigong, lo yang jigongan!" protesku tak terima.

Zein menutup hidungnya sambil menyapu-nyapu udara menggunakan tangannya "bau banget nafas kamu, bau bangkai" dia mengatakan itu sambil tertawa.

Aku yang menatapnya tajam langsung menghunuskan nafasku di depan mukanya "hohhhhhh, makan tu bau bangkai" ujarku lalu masuk ke dalam kamar, dan tak lupa mengunci kamar.

Setelah selesai berdandan aku langsung berangkat keluar kamar tapi ternyata Zein masih ada di sana menungguku dengan senyumannya.

"ngapain kamu masih di sini? " tanyaku heran.

"nungguin kamu"

"dari tadi?" tanyaku lagi.

"iya, kan kita mau jalan-jalan" tersenyum ke arahku.

"ya udah ayok" ajakku menduhului dia.

Di perjalanan kami asik berbincang dan tertawa samapai titik dimana gw memgajukan pertanyaan yang mengubah suasana.

"kamu cinta sama aku? "tanyaku tiba-tiba, zein yang terkejut dengan pertanyaanku hanya terbengong sebentar.

"kamu tanya soal itu sekarang? " tanya zein masih tak menyangka.

"iya, kenapa salah?  Kamu belum cinta sama aku? " tanyaku agak sedikit sewot.

Dia tersenyum sekilas ke arahku lalu kembali memperhatikan jalan "ayla, aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu, aku juga takut kehilangan kamu,  kalau buaya sih bilangnya gitu" wajahku yang tadi memerah malu kini menjadi memerah kesal.

"serius ih.. "aku berekting ngambek.

"kita berhenti di taman ini aja ya" memarkirkan mobilnya rapih.

Aku dan zein keluar dari mobil dan langsung menuju kursi kosong yang ada di tengah taman.

Di sana selama 5 menit hanya ada keheningan di antara kami dan setelah itu zein membuka pembicaraan.

"ay kamu masih tanya aku cinta apa enggak sama kamu setelah kamu lihat seberapa berantakkannya aku di tinggal kamu? " tanya zein.

Ayla tersenyum "kenapa emang mgak boleh aku mastiin? " tanyaku santai.

"kamu yang ninggalin aku,dan aku hancur, kamu itu penyempurna hidup aku ayla, kita memang di pertemukan dengan cara yang aneh dan di satukan dengan cara yang sangat aneh, tapi kamu tau ngak ay sekarang aku ngerti alasan kenapa aku di suruh selalu berjuang sama Tuhan "

"emang alasannya apa? " tanyaku menatap matanya.

"alasannya, karna Tuhan mau nunjukkin kalau dapatin umatnya yang satu ini itu susah dan penuh perjuangan makanya  kalau kamu udah aku dapatkan aku ngak bakalan ngelepasin kamu, karna aku tau susahnya dapatin kamu,susahnya nunggu kamu, susahnya perjuangin kamu dari dulu"

"dan saat kamu pergi aku terpuruk karna usahaku selama bertahun-tahun hancur karna kesalah pahaman yang aku buat sendiri, dan sekarang aku harus berjuang buat yakinin kamu kalau kita yang tadinya satu menjadi dua kini dua menjadi satu kembali" mata zein memancarkan aura penyesalan.

"susah payah aku perjuangin kamu ay, jadi ngak ada alasan buat aku ngak cinta sama kamu" senyumku terukir seketika, ternyata memang ada penyesalan dalam diri zein.

"kamu lanjutin sekolah kamu di korea aku lanjutin kerjaan aku di Indonesia" aku diam tak menjawab.

"kamu ngak mau ikut aku ke korea? " tanyaku menggembungkn pipi belagak sok imut.

"hmm?  Aku kan ada kerjaan di sini" ujarnya sambil menaikkan satu alis.

Aku mengerutkan dahi lalu menaik turunkan bahu sambil menggembungkan pipi " emmm, gimana kalau nanti di korea ada yang suka sama aku? Kalau ada yang ngajak aku nikah gimana?  Trus ada yang ngajak pacaran gimana?  Kamu ngak mau jagain aku?  Kamu tega?  Ha? "

Zein terkekeh, rasanya aku seperti melihat aktor drama yang sedang terkekeh karna lawan mainnya yang merengek.

"zein, astaga" aku memegang wajah zein dan memasang wajah terkejut bercampur khawatir.

"zein astaga, kamu, kamu kok-" aku membolak balik wajah zein ke kanan dan ke kiri sampai pria itu merasa ikut panik.

"kenapa?aku kenapa ? " tanyanya ikut memegangi wajahnya.

"kamu ganteng banget" ujarku dengan wajah polos.

Zein langsung tertawa mendengarnya,  rasanya kegantengan seorang zein bertambah 1000000 kali lipat saat dia tertawa.

Wajah tampannya sangat indah untuk tempat wisata kalau sedang bad mood begitulah pemikiranku ketika menjadi istri Tuan muda Zein.

Hahahaha canda istri...

Hy... Juju minta votenya dong..  Maaf jarang upload karna juju lagi mau debuttin cerita baru di wattpad :)

Vote yok..  Trus follow biar semangat aku tu uploadnya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ayla Dan Zein ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang