🌼18. RIBURT!🌼

0 1 0
                                    

"By, pulang sekolah aku gak ikut kamu, ya," ucap Andin mencekal lengan Chandra yang sedang berjalan di depannya menuju kantin. Bukannya menjawab, Chandra justru membalikkan posisi dan segera menggandeng tangan Andin mengajaknya untuk kembali berjalan. Teman-teman mereka ada di belakang sana, tertinggal cukup jauh. Kebiasaan Chandra sekarang berubah. Dia sekarang terang-terangan selalu ada dan menampakkan diri di sebelah Andin, bahkan Chandra tak terlalu sering lagi pergi ke taman belakang. Jika ke sana pun, bersama Andin.

"Kenapa?" tanya Chandra setelah mendapatkan tempat duduk dan memesan makanan pada ibu kantin.

"Hm, ada urusan sama Angga dan yang lain. Mau beli alat-alat buat kelas," ucap Andin menjelaskan. Andin menolehkan kepalanya ke depan saat melihat kehadiran teman-temannya yang sudah duduk dengan sedikit keributan.

"Tenang aja, Ndra, kita juga ikut, kok. Lagian banyak yang harus dibeli di sana. Dekorasi kelas, dan yang paling banyak itu alat-alat kebersihan." Dara meyakinkan karena masih bisa mendengar apa yang Andin ucapkan tadi.

"Bukannya pas awal masuk sekolah kalian udah beli alat-alat kebersihan, ya?" tanya Chandra heran.

"Lo kaya gak tau aja. Selain kacanya si Dara yang gak awet kalau dibawa ke sekolah, gak tau kenapa sekarang alat-alat kebersihan juga ilang. Masih baru, loh, itu. Padahal kelas selalu dikunci sama satpam sekolah. Tapi tetep aja pada ilang," ucap Azura kesal sendiri mengingatnya. Anak kelas 11 IPA 1 sudah melaporkan perihal hal ini pada Pak Irwan, dan jalan yang mereka ambil adalah mengunci kelas langsung setelah siswanya bubar. Karena jika menunggu satpam sekolah yang menguncinya, perlu waktu lama. Belum lagi posisi kelas mereka yang ada di ujung, bersebelahan dengan kelas Chandra.

"Aduh, kebiasaan. Untung kelas 11 IPA 2 gak kaya gitu. Repot banget harus ngeluarin uang lagi," ucap Ratu yang duduk berhadapan dengan Chandra.

"Kenapa harus sama si Angga juga sih?" tanya Chandra dengan alis yang menukik tajam dan raut wajah yang berubah masam.

"Kan dia ketua kelasnya."

"Tau ih, Arya juga ikut, kok. Gak cuma dia doang." Dara membela, berniat membuat Chandra luluh. Entah kenapa, setelah menikah Chandra sangat sulit memperbolehkan Andin pergi bersama lawan jenisnya, kecuali jika bersama Chandra. Wajar sih, tapikan ini beda lagi ceritanya.

Mendengar nama Arya disebut, bukannya luluh justru raut wajah Chandra semakin mengkeruh. Arya, teman sekelas Andin yang waktu itu berniat menyatakan perasaan cintanya pada Andin!

"Jangan terlalu mengekang. Dan jujur, minta maaf kalau punya salah." Sunan menasihati dengan tatapan yang tertuju pada Raden. Kalimat pertama Sunan tujukan untuk Chandra. Dan kalimat selanjutnya, kalian pasti tahu jawabannya.

Mendengar kalimat terakhir Sunan, Raden menyengir dan mengusap tengkuknya kikuk. Yah, ketahuan.

"Tapi Andin perginya sama si Arya juga, Sun."

"Arya itu temennya Angga, wajar dong. Boleh ya?" Andin kembali membujuk Chandra dan menggenggam tangan Chandra yang ada di meja.

Chandra melepaskan genggaman Andin dan bangkit daru duduknya. "Terserah," ucap Chandra dengan nada rendah dan pergi dari kantin tanpa menyentuh makanannya yang baru saja sampai. Melihatnya, Andin segera menyusul tak ingin membiarkan Chandra berlarut dalam lingkaran kemarahan. Andin tak tahu kenapa Chandra marah saat dia menyebut nama Arya. Ada apa dengan Arya?

"Permisi, Raden mau minta maaf," ucap Raden pelan setelah Chandra dan Andin meninggalkan kantin. Raden sudah memantapkan hati dan telinganya, bersiap mendapat semprotan dari dua gadis yang ada di depannya.

"Kenapa minta maaf?" tanya Azura mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Ng, alat kebersihan kalian, Raden yang ambil," ucap Raden berusaha berbicara semanis mungkin. Dara menatapnya tajam, Raden menundukkan kepalanya. Melirik ke arah Azura, Raden semakin menundukkan kepalanya. Bagaimana tidak? Azura menatapnya horor dengan tangan kanan yang memegang sumpit mie ayam, seperti bersiap untuk mencolok kedua matanya, Azura sangat menyeramkan!

WATER-LILY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang