"Lah, itu kaki kenapa tuh?" tanya Chandra melihat Andin berjalan terseok-seok menuju dapur untuk mengambil piring dan segelas air.
"Keseruduk banteng."
"Seriusan?! Di mana?"
"ini jatoh. Keseruduk Raden pas di mall."
"Waaah, parah si Raden. Kudu gue bogem tuh orang, masa banteng diseruduk sih!" ucap Chandra berdecak pelan sembari menggeleng-gelengkan kepala keheranan.
"Au ah, nyebelin!"
"Cepet dimakan pecelnya. Gue pulang ya. Gak baik berduaan malem-malem gini. Ntar disangka begituan, lagi."
"Ih, ngomong apa sih? Gak jelas. Temenin. Tunggu sampai Mas Dana datang ya? Ya? Abah-kan baik ...." Andini membujuk Chandra saat melihat dia bangkit dari sofa. Andin sudah biasa tinggal sendirian di rumah. Dia hanya mencari alasan, ada yang ingin Andin tanyakan pada Chandra. Dan sekarang sepertinya waktu yang tepat.
"Hmmm, okelah. Gak masalah. Ini gak ada cemilan buat gue gitu?"
"Yah, baru aku abisin tadi."
"Lo maruk banget sih, Neng. Masih belum kenyang hah? Nyesel gue bawain lo pecel. Yang bener aja, snack sebanyak ini lo abisin? Otak lo kebanyakan asupan micin loh!" omel Chandra panjang lebar sambil mengganti chanel TV. Di depannya, terdapat banyak bungkus snack yang isinya sudah kosong. Setahunya, Andin sedang menghemat uang untuk membeli novel yang akan keluar pada bulan ini. Entah dari mana Andin mendapatkan snack sebanyak itu.
"Bwawel, ah."
Beberapa menit kemudian ....
"Andin mau nanya boleh?" tanya Andin sedikit ragu.
"Tanya aja, Neng."
"Kenapa Chandra masih betah nge-jomblo? Padahalkan, denger-denger banyak anak cewek yang nembak Chandra," ucap Andin cepat, tapi Chandra masih bisa memahaminya. Andini bertanya seperti itu atas perintah Azura dan Dara dengan sogokan banyak snack tentunya. Mereka penasaran dengan jalan pemikiran seorang Chandra. Dia bukanlah laki-laki yang kaku. Tapi entah mengapa, Chandra terlihat misterius. Aneh bukan?
"Denger-denger belum tentu bener, Neng," balas Chandra santai. Dia memang ramah pada orang-orang, tapi tidak sampai terlalu terbuka pada orang-orang. Chandra menutup rapat masalah yang menurutnya pribadi dan tak perlu diumbar.
"Ih, bukan itu jawaban yang aku mau!!!" kesal Andini.
"Lah, terus apa?"
"Kenapa Chandra sampai sekarang belum punya pacar? Padahal Chandra baik, perhatian, ummm lumayan ganteng juga ...."
Chandra mengeluarkan smirk-nya "Males, Neng. Ngurusin lo aja susah banget, apalagi harus cari pacar, ribet."
"Gara-gara aku ya? Yaudah, Chandra jangan peduliin aku lagi. Aku bisa jaga diri sendiri kok, Chandra bisa lepas tanggung jawab mulai dari sekarang. Kalau dilihat-lihat, Chandra sama Ratu cocok," ucap Andin lirih. Ratu, teman perempuan yang dekat dengan Chandra selain dirinya. Ratu jarang terlihat di sekolah karena sedang ada urusan di luar kota. Andin, Chandra dan Ratu. Mereka berteman sedari kecil. Dulu saat kecil, mereka sering bermain bersama saat pulang sekolah di rumah Chandra. Ratu yang merupakan teman sekolah Chandra dan Andin yang merupakan tetangganya. Sejak saat itulah mereka mulai dekat dan selalu bersama. Hingga beranjak dewasa, mereka tidak terlalu dekat lagi, karena sadar itu tidak baik, dan Chandra juga sudah menemukan teman yang cocok yaitu Sunan dan Raden.
"Eh, Neng, ada rekomendasi film gak? Bosen nih." Chandra mengalihkan pembicaraan. Tak ingin membahasnya lebih lanjut lagi. Chandra heran, jika membicarakan pasangan dengannya, kenapa selalu membawa-bawa Ratu?
KAMU SEDANG MEMBACA
WATER-LILY ✔
Novela Juvenil"Kamu bisa menjadi laksana bunga teratai, yang tinggal di air yang kotor namun tetap mengagumkan". -Unknown (to Andin) ______________________________________________________________ Andini, sahabat kecil yang selalu dia jahili. Sahabatnya yang sel...