CHAPTER 36•

808 47 2
                                    

Untuk sementara ini, kedua saudara itu tak memperebutkan Andira dulu, mereka harus menyelamatkan Andira dari ucapan tua bangka itu.

Lolita pasti menyebarkan berita itu dan mulai memfitnah Andira untuk mendapatkan kemauannya.

Kazuo dan Sambara pergi mendatangi kantor Dimas- papa mereka. Bukannya tak tau selama ini Sambara dan Kazuo berada di satu sekolah yang sama semenjak mereka pisah, namun Dimas merasa acuh tak acuh, bahkan dia lupa dengan anaknya karena teracuni harta.

Sinta yang awalnya selalu menuruti apa yang dikatakan Dimas, namun kali ini dia sedikit memberontak, karena apa yang dikatakan Dimas tidak semuanya benar, dan selalu merugikan sebelah pihak.

Sinta sudah menganggap Sambara bahkan Kazuo maupun Rena sebagai anak kandungnya, namun terkadang apa yang dilakukannya membuat ketiga anak sambungnya itu salah paham.

"Papa ada diruangan?" Tanya Sambara pada sekretaris papa nya.

"Iyaa...pak Dimas ada diruangan" Sahut wanita dengan rambut sebahu dan senyum yang manis.

*CEKLEK

Suara pintu terbuka, Dimas sibuk dengan pekerjaannya sehingga tak tahu jika ada yang memasuki ruang kerjanya.

"Letakkan saja di meja saya kopinya" ucap Dimas yang mengira bahwa Sambara dan Kazuo adalah ob kantor itu.

"Pa.." Ucap Kazuo yang membuat Dimas menghentikan jarinya untuk mengerjakan tugasnya dan menoleh ke sumber suara.

"Kamu!" Sahut Dimas yang langsung berdiri ketika melihat putra yang ia tinggalkan sudah beranjak dewasa.

"Apa yang membawa kamu kemari?" Tanya Dimas yang menghampiri Kazuo, sedangkan Sambara membaringkan tubuhnya di sofa kantor papanya itu, ia serahkan semuanya pada abangnya, ia tau apa yang akan dilakukan Kazuo.

"Kenapa? Papa terkejut ngeliat anak yang papa campakkan sudah besar? Atau papa takut aku kemari karena ingin merebut hak ku sebagai anak?" Ucap Kazuo tanpa ekspresi.

"Bb--bukan seperti itu, hanya saja.."

"Tenang pa.. aku gak akan ngelakuin hal yang papa takutkan selama ini, papa makan aja harta papa sepuasnya, sampai papa sadar, kalau semua itu gak akan memberi papa kebahagiaan"

"Aku kemari karena ada sesuatu yang lebih penting dari semua harta papa"

"Aku kemari mau bertanya perihal kenapa papa melakukan itu pada Andira?" Kazuo berjalan menuju meja kerja sang papa, melihat lihat yang ada disana, bahkan menduduki kursi dengan jabatan Direktur utama di perusahaan itu, jabatan yang dimiliki papanya.

"Emangnya apa yang papa lakukan padanya?" Tanya Dimas dengan entengnya.

"Apa dia mengadukan ku dengan anak ku yang pemberani ini?" Lanjut Dimas dengan senyuman licik di wajahnya.

"Apa aku harus mencambuk seekor kerbau agar ia bersuara dan mengikuti perintah ku? Atau memberi makan seekor monyet agar dia ingin berbicara dekat dengan ku?" Sahut Kazuo yang duduk sambil berputar putar pada kursi itu.

Atmosfer dalam ruangan itu seakan-akan memanas, ayah dan anak yang disatukan dalam ego yang tinggi membuat ruangan itu terbakar dengan aura mereka.

"Kau?! kau melawan pada papa mu?! Apa ini ajaran mama mu yang murahan itu?!" Emosi Dimas semakin besar saat Kazuo menatap lekat dirinya.

"CIH!!! Papa udah menghasilkan tiga produk dari wanita yang papa bilang murahan, jadi papa harus disebut apa? Laki laki brengsek? Atau jalang berkelamin pria?" Sahut Sambara, walaupun ia kecewa dengan mama kandungnya, tapi semua ini kesalahpahaman, ia tak terima jika wanita itu harus disebut dengan murahan.

𝑾𝒉𝒐 𝒊𝒔 𝒎𝒚 𝒇𝒖𝒕𝒖𝒓𝒆 𝒉𝒖𝒔𝒃𝒂𝒏𝒅?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang