CHAPTER 68•

355 30 2
                                    

Suasana begitu mencekam, atmosfer bumi begitu akward, tanpa ada sepatah katapun. Hanya tatapan yang terlihat seperti mengintrogasi seseorang.

Setelah kejadian Andira yang sempat membuat keluarga khawatir, dan akhirnya menemukan Andira di rumah sakit.

Kenziro sudah mulai membaik seiring waktu. Ia sudah aktif untuk bermain lagi. Berlarian kesana kemari, nafsu makannya juga sudah bertambah.

Andira tak lelah menjadi singel parent, ia justru bahagia bisa membesarkan lelaki kecilnya itu. Dia hanya sedih dan akan hancur jika suatu saat nanti Kenziro menanyakan dimana ayahnya yang seharusnya menjadi pelindung bagi dirinya.

Tapi itu juga tidak ingin terlalu ia pikirkan karena Kenziro pasti sudah mengerti saat itu juga.

Hari ini Sinta kedatangan tamu, gadis dengan paras cantik, rambut panjang sebahu berwarna hitam.

"Eh ini kenalin anak Tante, Sambara"

"Dan Sambara kenalin ini Cia, anak temen mama yang mama bilang kemarin"

Sambara tersenyum Canggung kearah gadis cantik itu. Bahkan senyumnya itu tidak melihatkan giginya.

"Ini yang bakal mama jodohkan ke aku?" Tanya Sambara terang terangan.

"Iyaa, dia yang mama maksud Sam"

"Gimana?" Tanya Sinta berharap putranya itu bisa menerima Cia.

Citra Aindya, atau biasa dipanggil Cia, adalah anak dari teman Sinta. Citra baru saja selesai dengan pendidikan S1 nya di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, dan sekarang sedang melanjutkan pendidikan S2 nya di LA.

Cia dan Sambara hanya berjarak 5tahun lebih tua Sambara.

"Terserah mama deh, gimana bagusnya" Ujar Sambara yang sudah pasrah dengan perjodohan ini.

"Kamu yakin terserah mama?"

"Iya"

"Kalau gitu perjodohan ini akan dilangsungkan, gimana menurut kamu Cia?"

"Kalau aku gimana baiknya aja Tante" Jawab Cia yang  merasa malu.

"Yaudah deh kalau gitu kalian mama tinggal dulu yah, biar bisa ngobrol lebih dekat lagi"

Sinta pergi meninggalkan Sambara dan Cia di ruang tamunya, agar mereka bisa berbicara dengan leluasa.

Sepertinya Sambara menyetujui perjodohan ini.

"Besok sibuk?" Tanya Sambara mendadak.

"Ga kok ee--aku bingung mau panggil kamu gimana..." Ujar Cia.

"Panggil aja Sambara" Ujar Sambara tanpa ekspresi.

"Gimana kalau aku panggil mas aja?"

"MAS?" Sambara kaget bukan main.

"Iya, aku manggilnya mas aja deh"

"Terserah Lo deh, ga tau lagi gue" Sambara pergi meninggalkan Cia.

Sambara mengeluarkan sebatang rokok dari kotak berwarna hitam yang ia kantongi dan  menghidupkan mancis yang kemudian diarahkannya pada sebatang rokok di mulutnya.

Kepalan asap mulai terlihat menutupi wajah Sambara, yang kemudian kepalan asap itu menghilang.

"Mas, dipanggil mama" Panggil Cia.

"Mas..mas..Masako maksud lu?" bulu kuduk Sambara seakan bangkit saat kata "mas" dilontarkan.

Sambara pun hanya mengangguk dan masuk ke dalam.

"Kenapa ma?" Tanya Sambara.

"Kamu yakin dengan keputusan kamu? Kamu udah selesai dengan masa lalu kamu? Kamu udah yakin ga menunggu Andira lagi kan?" Sinta memberikan pertanyaan pertamanya, pertanyaan itu begitu beranak dan rumit untuk dijawab.

𝑾𝒉𝒐 𝒊𝒔 𝒎𝒚 𝒇𝒖𝒕𝒖𝒓𝒆 𝒉𝒖𝒔𝒃𝒂𝒏𝒅?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang