CHAPTER 13•

1K 54 1
                                    

Hari ini hujan tak lagi membasahi kota, kali ini berganti dengan sinar matahari yang membuat pagi menjadi lebih ceria.

Suasana pagi masih sejuk dan segar untuk dinikmati, belum ada polusi udara yang mengganggu.

Andira berjalan melewati trotoar bersama pejalan kaki lainnya.

Mengamati sekitar yang ternyata sudah ada perubahan setiap harinya walaupun perubahan kecil tapi itu menjadi terlihat sangat berbeda.

Andira sampai sekolah 15 menit sebelum bel berbunyi, ntah mengapa namun Andira merasa berbeda hari ini.

"Diraaa!" Suara itu sudah bisa di tebak oleh Andira siapa yang memanggilnya.

Andira membalikkan badan dan mengangkat satu alisnya, seolah olah bertanya ada apa.

"Tunggu gue, kita ke kelas bareng" ucap Sambara yang merangkul pundak Andira.

Mereka berjalan bersama ke kelas, kelakuan Sambara yang terbilang romantis itu sudah terbiasa dilihat oleh teman teman mereka.

"Tangan lu Segede gaban, berat banget njirr~" Ucap Andira yang menjauhi tangan Sambara dari pundaknya.

Namun dengan kekeh Sambara semakin mengeratkan rangkulannya.

"Muak gue liat lu berdua" Ucap Pandu teman sebangku Sambara.

"Andiraaa!!" Kayla menghampiri Andira.

"Apaan?" Sahut Andira yang berdiri didepan pintu kelas.

"Noh di laci lu ada cokelat" Ucap Kayla yang berjalan keluar untuk menemui pujaan hatinya.

"Eh? Cokelat? Siapa yang ngasih?" Tanya Andira bingung.

"Lah mana saya tau, saya kan gak liat" Kayla langsung pergi dari kelas.

"Lu yang ngasih gue cokelat?" Tanya Andira pada Raina yang terlihat sedang mengerjakan tugasnya yang belum selesai.

"Boro boro gue beliin lu, untuk diri sendiri aja kagak ada duit gue" Sahut Raina yang tak melihat Andira dan masih fokus pada buku yang ada didepannya.

"Lu yaa Sam yang ngasih gue cokelat?" Tanya Andira menunjuk Sambara sebagai pelakunya.

"Gue? Lu berharap gue yang ngasih yaa? Idihh diem diem lu ngarep sama gue ternyata" Kekeh Sambara

*PLAKK...

Satu pukulan berhasil mendarat di pundak Sambara yang lebar itu.

"Setress gue nanggepin lu!" Ucap Andira yang masih membolak-balik bungkus cokelat itu.

Sambara merampasnya dari Andira dan melihat cokelat itu dengan tatapan penuh kecurigaan.

"SIAPA YANG LETAK COKELAT DI LACI ISTRI BANTET GUE!?!! NGAKU LU!" Sambara berteriak didalam kelas yang sudah dipenuhi oleh teman sekelasnya.

Otomatis seluruh pasang mata tertuju pada Sambara yang sedang menunjukkan cokelatnya.

"Kagak ada yang ngaku, berarti bukan dari mereka" ucap Sambara yang membuka bungkusnya.

*PLETAK....

Tangan Sambara langsung disambar dengan penggaris oleh Andira.

"Punya gue! Enak aja lu yang makan!" Andira merampas kembali cokelat miliknya.

"Yaelahh dikit doang, paling juga masih ngutang tuh orang sama mbak mbak kantin" ucap Sambara yang menjilat jarinya karena ada bekas cokelat yang menempel di jarinya.

"Enak aja mulut lu! Lu liat dong bungkusnya dia beli dimana!" Sahut Andira yang menyodorkan bungkus cokelat itu ke depan Sambara.

"Yaelahh beli di indoapril aja pun, paling juga ngebon dia sama mbak mbak kasirnya" Sambara duduk di bangkunya yang bersebelahan dengan Andira, hanya terpisah beberapa meter saja.

𝑾𝒉𝒐 𝒊𝒔 𝒎𝒚 𝒇𝒖𝒕𝒖𝒓𝒆 𝒉𝒖𝒔𝒃𝒂𝒏𝒅?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang