CHAPTER 52•

587 36 7
                                    

"Tapi sus sa--"

"Saya suaminya"

"Eh?" Raina dan Kayla terkejut dengan pengakuan yang mereka dengar.

"Mari pak ikut dengan saya"

"Baik sus"

"Silahkan duduk pak" Ucap suster itu.

"Oh, apakah anda suami dari ibu Andira?" Ucap dokter itu.

"Iya, dok"

"Baik pak, oh dengan bapak siapa?"

"Saya Kazuo"

"Baik pak Kazuo, apakah kedua teman ibu Andira sudah menjelaskan apa yang terjadi dengannya?"

"Belum dok, soalnya saya baru saja sampai"

"Baik kalau begitu akan saya jelaskan secara detail"

Dokter itu pun kembali menjelaskan apa yang terjadi dengan Andira. Kazuo mendengar penjelasan itu tanpa ekspresi apapun, bahkan raut wajahnya tak sekhawatir Sambara dan yang lainnya.

"Sekarang bapak bisa melihat ibu Andira diruangannya"

"Suster, tolong bawa pak Kazuo ke ruang rawat ibu Andira"

"Baik dok, mari pak ikut dengan saya"

Kazuo mengikuti suster itu dengan tatapan tajam dan ekspresi datarnya.

Terlihat khawatir? Tidak
Terlihat sedih? Tidak

Ia hanya menatap lekat wajah Andira dengan mata yang memerah dan rahang yang mengeras menahan amarahnya.

Kazuo mencoba mendekati Andira, ia mengelus lembut perut Andira. Dan berkata

"Daddy gagal sayang, Daddy gagal melindungi mu dan mommy mu... Daddy mohon, jangan pernah membenci Daddy mu ini, yang hanya bisa membuat mommy mu menderita saja..."

"Istirahatlah sayang, jaga mommy mu untuk Daddy mu ini...jangan membuatnya lebih menderita lagi...Daddy will repay your pain and your mommy's pain, I promise"

Kemudian ia menciumi perut Andira dan memberikan sedikit pelukan hangatnya.

Kazuo tau siapa yang berbuat seperti ini kepada istri dan anaknya. Pasti lelaki tua berbusuk hati itu.

Kazuo benar benar akan membalaskan rasa sakitnya sekarang.

Tapi, saat ia ingin pergi, jari kelingking Kazuo seperti ada yang menahannya. Ternyata jari kelingkingnya dan kelingking Andira bertautan.

Andira mengeluarkan cairan bening dari sudut matanya, ia tak membuka matanya, melainkan menangis dalam tidurnya sekarang.

Tak kuasa melihatnya, Kazuo berpangku pada ke dua lututnya, melihat Andira yang terus menangis. Ia mengelus rambut Andira dan mencium kening istrinya.

Baru kali ini ia melakukan hal seperti ini, bahkan semasa hamil, perut Andira tak pernah disentuh sedikit pun dengan Kazuo apalagi menciumnya.

Hingga akhirnya ia melakukan itu saat sang bayi dan ibunya dalam masa kritisnya.

Kemudian Kazuo langsung pergi meninggalkan Andira, ia tau tujuannya sekarang.

"Kazuo!" Teriak Sambara saat melihat Kazuo buru buru keluar dari ruangan Andira.

"Sialan. Lihatlah si bajingan itu, dia memilih pergi begitu saja!" Umpat Sambara.

"Mau kemana dia?" Tanya Kayla.

𝑾𝒉𝒐 𝒊𝒔 𝒎𝒚 𝒇𝒖𝒕𝒖𝒓𝒆 𝒉𝒖𝒔𝒃𝒂𝒏𝒅?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang