CHAPTER 43•

688 39 1
                                    

Cahaya sang Surya menembus sela sela gorden kamar Kazuo. Cuaca yang cerah mendukung suasana suami istri yang digandrungi kebahagiaan.

Kazuo masih bersembunyi dibalik selimutnya, sedangkan Andira sudah membersihkan dirinya.

"Zuu...mandi gih, aku udah siapin air hangat tuh" Andira mengeringkan rambutnya dengan handuk, dan merapikan pakaiannya didepan cermin Kazuo.

Andira membuka pintu kamar itu, bagaimana bisa? Bukannya kuncinya hilang? Tak tau bagaimana bisa menemukan kunci itu, tapi setelah bangun pagi, kunci itu sudah tergantung pada pintu kamar Kazuo.

Andira pun mulai mengeluarkan bahan bahan untuk dimasak pagi ini. Ntah mengapa, rasanya hari ini Andira bahagia banget, ia merasa bahwa hari ini ia berhasil menjadi istri yang baik.

"Raa...lu lihat baju kemeja coklat gue gak yang kotak kotak?" Kazuo menghampiri Andira yang sibuk memotong kentang.

"Di lemari kamu lah, coba cari"

"Gak ada, udah gue cari" Ucap Kazuo sambil berjalan menuju kamarnya lagi.

"Dicari yang bener, orang kemarin udah aku setrika kok" Andira masih sibuk dengan kentang yang digorengnya.

"Gak ada Ra.." Jerit Kazuo dari dalam kamar.

Kesal Andira, ia pun menyusul Kazuo kedalam kamar. Mencoba mencari baju yang ingin dipakai Kazuo.

"Ini apa? Ha?"

"K-kok ada sih" Kazuo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa malu dengan Andira. Padahal jelas jelas baju itu tidak ada saat Kazuo mencarinya.

"Yaa adalah, kan emang disini bajunya. Makanya kamu tuh nyari pakai mata jangan pakai mulut!" Omel Andira yang menemukan baju itu tepat tergantung di lemari baju Kazuo.

🦕🦕🦕🦕🦕

Bersyukurlah Andira karena mengandung dengan model perut yang tidak terlihat begitu besar walaupun usia kandungan sudah masuk 6 bulan.

Hari ini ia berniat akan memberitahukan kepada kedua sahabatnya itu. Siap tidak siap, ia harus melakukannya.

Andira mencoba membuka topik untuk membahas mengenai dirinya dan Kazuo.

"Guys..gue mau ngomong ke kalian penting" Ucap Andira membuka topik pembicaraan.

"Hm apaan? Dih jangan sok serius lu Maemunah" sahut Kayla yang mengunyah makanan di mulutnya.

"Gue serius lu malah bercanda, pantesan aja lu sering di ghosting" cetus Andira.

"Astagfirullahaladzim, siapa yang ngajarin lu ngomong kek begitu, ha?!"

"Buru deh lu mau ngomong apaan?" Raina yang tak sabar pun mendekati kursinya didepan Andira.

"Gg-gue...tapi lu berdua gak boleh emosian dulu ya? Janji?" Andira mengacungkan jari kelingkingnya, untuk mengikat sebuah janji agar teman-teman nya tidak emosi saat mendengar apa yang ia sampaikan.

"Iyaa....aelah bocah lu" celetuk Raina.

"Kalau bohong bapak lu nikah lagi ya? Oke?"

"Bapak gue udah nikah tiga kali njirr... tolong lah jangan nambah beban gue" Ujar Raina.

"Kan bapak lu, bapak Kayla belum,iya kan?"

"Amit amit jabang bayi astagfirullahaladzim, gak ikhlas gue...lu mah kalau ngomong ihh...amit amit" Kayla berkali kali memukul meja didepannya agar terhindar dari ucapan buruk.

"Udah buruan! Lu mau ngomong apaan sih?" Paksa Raina.

"Gg-gue udah married" Ucap Andira dengan cepat.

𝑾𝒉𝒐 𝒊𝒔 𝒎𝒚 𝒇𝒖𝒕𝒖𝒓𝒆 𝒉𝒖𝒔𝒃𝒂𝒏𝒅?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang