Chapter 38. Untuk Terakhir

7.9K 1.3K 147
                                    

Selamat malam....kembali lagi bersama Zoya si gadis shalehah. Emot buat Zoya dong???

Sebelum lanjut kuy beri vote dan koment sebanyak-banyaknya!!!

Instagram : @unianhar

@niniu_nni

***

Dikala kelas bising karena ulah para manusia lucknut di sana, Zoya tetap duduk anteng di kursinya. Dikala mereka diam pura-pura memperhatikan pelajaran berlangsung, Zoya masih dalam mode antengnya, menutup mulut sambil melotot agar matanya tetap mengarah ke papan tulis, mengabaikan bisikan-bisikan syahdu yang menembus relung kalbu.

"Zoy, lo kok dari tadi diem aja? Horor tahu nggak," bisik Jason mencondongkan tubuhnya ke arah Zoya.

Beginilah ujian menuju ke jalan yang benar, ada saja godaan-godaan yang membuatnya hendak menunda niat mulianya. Tapi untungnya ia masih bertahan, ia sudah sampai sejauh ini. Membatalkan sama saja mengabaikan usahanya. Zoya tidak mau itu. Sebisa mungkin Zoya fokus belajar meski jiwa dan raganya malas melakukannya.

"Nah, kalau begitu kalian bentuk kelompoknya! Besok dijam pertama tugasnya harus dikumpul." Pak Gilang selaku guru Biologi memberikan tugas setelah menjelaskan materinya.

Sontak semua siswa riuh mencari pasangan kelompok yang berkemungkinan besar membawa dampak baik buat nilai mereka. Orang-orang yang memiliki IQ dibawah rata-rata akan mencari yang ber-IQ tinggi meski harus menerima penolakannya. Jika dengan bicara baik-baik tidak mempan maka pemaksaan adalah jalan ninja mereka.

"Zoy kit---"

"Lo bareng gue." Jason menyela Arsyad.

"Gue bosan sama lo," tolak Arsyad.

"Lo pikir gue enggak?" sarkas Jason.

"Ya udah, kalau bosen ngapain ngajak-ngajak." Arsyad mencibir, hendak kembali mengajak sang adik tiri.

"Gue nggak ngerti materi Pak Gilang, gue tuh cuma tahu sistem reproduksi doang selebihnya nggak ada." Jason berkata santai.

"Itu sebabnya gue nggak mau sama lo, selain bego di Matematika lo juga bego di Biologi," hina Arsyad membuat Jason mengelus dada. Sabar, kelak Jason jadi dokter maka tujuan utamanya mematikan sistem reproduksi Arsyad.

"Kita satu kelompok, ya." Orion menoleh pada Zoya. Zoya kini menoleh menatap Orion santai, saking santainya wajahnya tidak berekspresi sama sekali.

Lama terdiam akhirnya Zoya menggeleng bertanda menolak tawaran Orion sekelompok dengannya.

"Kenapa...?" Orion tidak mengerti.

Zoya mendesah sambil menutup mulut. "Kalau Zoy sama Kak Ori nanti Zoya nggak ngapa-ngapain dong?" Tiap kali ada kerja kelompok bersama Orion, hanya cowok itu yang akan mengerjakan semuanya. Zoya tinggal berpangku tangan mendapatkan hasilnya.

"Liatin aku kerja tugas juga udah cukup."

"Enggak bisa!" Zoya menggeleng keras. "Zoya juga mau kerja tugas."

"Ya udah tinggal bantuin aku kan bisa."

Lagi-lagi Zoya menggeleng. "Bukannya kerja tugas nanti Zoya tergoda mau dimanjain sama Kak Ori."

"Aku nggak masalah. Mau?"

"Baiklah kalau Kak Ori maksa." Zoya mengibaskan rambutnya yang sedikit memanjang dari sebelumnya lalu berdeham classy mengabaikan teman-temannya yang masih mempersoalkan teman sekelompoknya.

ZORION (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang