Chapter 03. Serangga

16K 2.3K 1.2K
                                    

Hai 🖐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai 🖐

Seperti janji aku kemarin, kalau targetnya tercapai aku bakal update hari ini dan syukur alhamdulillah targetnya tercapai 😭 seneng bangat kalau komennya kayak gini terus, pasti semangat buat selalu update 🤭

Sore ini aku nepatin janji loh ya 🤣 aku update jadi silahkan dibaca ya gengs! Jangan lupa kasih kasih vote, boom komentar dan share ke teman-teman kalian biar Zorion banyak yang baca 💜

Kira-kira ada target lagi?

Sama seperti kemarin, boom komentar sampai 1K kalau mau aku update besok sore, kalau enggak sampai ketemu sabtu depan  🤭

^

^

^

^

^

Instagram : unianhar

Setelah mobil audi putih itu menghilang dari pandangannya, kini Zoya berbalik menangkup wajahnya yang memanas, lain kali Zoya akan mengunjungi ustadz meminta di ruqiyah agar pertahanan dirinya tetap kokok seperti tembok Cina dan tentunya Orion pacar yang suka tipu-tipu muslihat itu tidak gampang merobohkan hatinya.

Zoya melangkah menaiki anak tangga teras sebelum berjalan lurus melewati pilar-pilar berjejeran di kedua sisi, sekitar 10 pilar yang ia lewati baru sampai di pintu utama rumahnya. Mengetuk pintu beberapa kali sebelum membukanya, masuk lalu menutupnya, mata bulatnya mengedar ke segala penjuruh ruangan, ia tidak melihat siapapun.

"Zoya pulang!"

"Ada orang di rumah?"

"Halo?"

Tidak ada respon dari siapapun, Zoya memilih menaiki tangga, menuju lantai dua di mana kamarnya berada. Zoya memasuki kamar berpintu putih lalu menutupnya, melangkah menuju ranjang queen size-nya, duduk lalu membuka sepatunya, setelah itu merebahkan tubuhnya di sana.

Kamarnya bernuansa pink-putih, ada ranjang, sofa, meja belajar, televisi, kursi santai di balkon kamarnya, kamar mandi dan walk in closet mini. Di tembok ada potret dirinya cukup besar, di nakas ada foto dirinya dan ketiga cowok yang selalu di sampingnya selama ini, di nakas sebelahnya ada foto dirinya bersama kedua keluarganya yang harmonis.

"Montok?"

Zoya meremas sepreinya, matanya menajam dengan gigi bergemelatuk, dadanya bergemuruh hebat saat selintas perkataan pacarnya itu mengenai si Montok.

"Pacarnya itu gue apa si Montok?" decaknya guling-guling, bangun merubah posisinya duduk meninju bantalnya berkali-kali. Bisa-bisanya dia memikirkan si Montok? Awas saja.

ZORION (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang