Chapter 27. Tentang Felli

9.1K 1.6K 410
                                    

Emot buat Zoya?

Sebelum lanjut membaca kuy beri vote dan komentarnya....

***

Instagram : unianhar

Atas laporan pihak OSIS kepada Kepala Sekolah mengenai perundungan yang terjadi belakangan ini, akhirnya ditindak lanjuti. Nama-nama yang bersangkutan telah dipanggil ke kantor untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka. Tidak ada sanksi DO melainkan hanya skorsing seminggu. Menurut keterangan semuanya hanya kesalah pahaman.

Seminggu berlalu dari pemanggilan Kepala Sekolah, keadaan sekitar normal seperti biasa. Selain karena tidak ada lagi perundungan, pelakunya masih menerima hukuman skorsing sampai hari ini. Tidak ada yang menyangka jika sanksi yang diberikan seringan itu. Mereka mengira para pelaku akan dikeluarkan.

"Apa mungkin karena pelakunya lebih dari sepuluh orang makanya DO nggak diberlakukan?" Jason menerka-nerka, beberapa hari ini ia masih bingung dengan keputusan Kepala Sekolah.

"Bisa aja. Lagian sekolah nggak mungkin mau rugi, kehilangan puluhan siswa berarti kehilangan ratusan juta," lontar Arsyad, darah pebisnis dalam tubuhnya kini mengalir lancar hingga bisa berpikir masuk akal dan tidak ngelantur seperti biasa.

Atlanta adalah sekolah yang memiliki pembayaran semester cukup mahal, persiswa bisa mencapai sepuluh juta. Mungkin saja satu dari sekian alasan pelaku perundungan tidak dikeluarkan karena tidak ingin kehilangan ratusan juta.

"Gue setuju sama Arsyad. Lagi pula yang gue denger dari sekelas Felli...." Silvi mengubah posisi duduknya sedikit condong ke depan sambil melirik kantin yang ramai, "....katanya cewek itu yang mulai duluan."

Jason dan Arsyad yang duduk di depan Silvi mengernyit bingung, sedangkan Zoya yang duduk di sampingnya, asyik mengunyah baksonya yang Orion suapkan. Cowok itu duduk di samping Zoya.

"Dengar-dengar dia ngelaporin teman kelompoknya karena mereka nggak ikut kerja kelompok. Dia ngumpulin tugas mereka seminggu sebelum deadline, dan parahnya dia cuma cantumin nama dia sendiri." Silvi menunjuk meja menegaskan.

"Salah teman kelompoknya dong, namanya kerja kelompok ya harus kerja bareng-bareng," cetus Arsyad merasa tindakan Felli sudah benar melaporkan temannya yang tidak berpartisipasi.

"Tapi masalahnya kenapa cuma nulis namanya aja? Harusnya nama temannya juga dicantumin bi---"

"Lo pikir Felli kayak kita-kita yang masih cantumin nama lo di tugas kelompok padahal lo nggak ngapa-ngapain?" Orion berceletuk dengan nada menyindir. Jason mendesis pura-pura tidak mendengar sindiran Orion yang mengenai ususnya besarnya.

Zoya menjauhkan sendok berisi bakso di tangan Orion, menolak untuk makan lagi, wajahnya berubah muram. "Karena dia ngerjain sendiri, gue rasa dia punya hak buat nggak cantumin nama teman kelompoknya, tanpa melapor guru juga bakal tahu siapa yang kerja dan yang enggak dengan liat dari nama yang tertera, tapi yang gue bingung kenapa harus cepat kumpulin tugas sedangkan deadline-nya masih lama, kan masih bisa tuh nunggu teman-nya yang lain buat ngerjain bareng-bareng," papar Zoya mengeluarkan isi otaknya yang mendidih.

Zoya bercermin pada diri sendiri dan juga teman-temannya yang lain. Meski dirinya tidak pernah mengerjakan tugas kelompoknya, Zoya sadar kalau yang namanya kerja kelompok ya tentunya kerja harus bersama. Kadang Zoya malas dan ogah-ogahan masalah tugas. Mau ada nilai ataupun tidak Zoya abai.

Untungnya teman sekelasnya titisan malaikat, mereka tetap mencantumkan nama Zoya di tugas mereka. Bukan cuma Zoya, semua teman sekelasnya mendapat perlakuan yang sama meski telinga mereka dapat caci maki seperti Jason yang pasrah dimaki, yang jelas namanya ada di daftar nama kelompok meski yang paling terakhir.

ZORION (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang