Chapter 44. Ancaman Orion

13.1K 1.5K 380
                                    

Selamat sore....kembali bersama Zoya si gadis shalehah. Emot buat Zoya dong???
Sebelum lanjut beri vote dan komentar sebanyak-banyaknya! Kalau nemuin typo please dikoreksi yeee 😘

Instagram : @unianhar

*****

"ZOYA BERHENTI SEKARANG JUGA SEBELUM AKU PATAHIN KAKIMU!"

Teriakan menggelegar menusuk indera pendengaran Zoya. Mendadak Zoya berhenti sepuluh meter dari tempat yang akan ditujunya. Keningnya mengkerut dengan ekspresi tak percaya. Apa ini? Jangan bilang itu suara mantan kekasih hatinya? Masa iya? Sejak kapan dia melakukan itu? Sudah pasti bukan dia. Orion Lintang Bratama tidak mungkin melakukan hal yang tidak masuk akal kecuali dia sudah gila.

Zoya menggeleng menepis pikirannya, lantas kembali melihat ke koridor dengan lengkungan bibir tertarik ke atas menyadari tatapan semua orang tertuju padanya. Zoya toleh kanan-kiri, mereka masih memandangnya, tapi segera Zoya mengabaikan dengan melambaikan tangan pada segerombolan cowok yang mengenakan seragam tim basket.

"Turunin tanganmu!"

Lambaian Zoya tercekat, sontak menoleh ke belakang di mana Orion menatapnya dengan tatapan mengecam. Tatapan tajam dengan gurat serius tampak jelas dari wajah Orion yang mengeras.

Dengan kikuk Zoya menurunkan tangannya sambil berbalik memunggungi Orion. "Apa sih....bikin takut aja," gumamnya.

Wajah kebingungan Zoya berubah ceria melihat seseorang di koridor melambai padanya, sejak kapan anak itu ada di sana? Walau memunggunginya, insting Zoya masih merasakan tatapan tajam Orion. Zoya hendak membalas lambaian itu kalau saja Orion tidak bersuara.

"Udah aku bilang jangan lakuin itu."

"Lakuin apa?" tanya Zoya berbalik. Ia tampak kebingungan. Bukan karena tidak mengerti maksud Orion tapi sifat cowok itu, sejak kapan melambaikan tangan tidak diperbolehkan?

"Lakuin ini...." Orion melambaikan tangan sebagai contoh, wajahnya yang berekspresi datar membuat Zoya meringis, itu seperti malaikat pencabut nyawa sedang menyapa targetnya. "Jangan sekali-sekali lakuin itu, ngerti?!" peringatnya menarik tangan ke dalam saku celananya.

"Kalau sama Kak Orion juga nggak boleh?"

"Boleh."

"Katanya nggak boleh lakuin ini?!" Zoya melambaikan tangan sebagai contoh.

"Kalau sama aku boleh....sama mereka nggak boleh." Orion melirik orang-orang yang ia maksud.

"Kenapa nggak boleh sama mereka?"

"Ini aturan."

"Aturan?"

"Peraturan sekolah. Cewek nggak boleh menyapa atau pun melambaikan tangan pada anak cowok kecuali sama Ketua Osis."

Zoya melengos dengan mulut terbuka. Peraturan sekolah? Kenapa Zoya baru dengar? Sebenarnya selama ini ia dari mana?

"Kok Zoy baru tahu ada peraturan kayak gitu?"

"Peraturannya aku yang buat dan berlaku hari ini," ucap Orion santai.

"Emang Kak Ori ini Presiden bisa mutusin seenaknya?!" serobot Zoya tak santai.

"Bukan....tapi calon Presiden," sahut Orion setelah sempat berpikir.

Zoya mengernyit. Sejak kapan Orion mau jadi Presiden? Kenapa Zoya tidak tahu? Perasaan Zoya sedikit tersentil, padahal baru beberapa hari mereka break. "Kenapa Kak Ori tiba-tiba mau jadi Presiden?"

ZORION (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang