Chapter 15. Zoya Mengancam

10.4K 1.3K 175
                                    

Sebelum membaca vote dan beri komentar sebagai salam!!!

Follow Instagram : unianhar

***


Di sepanjang lorong penghubung gedung dan kantin Zoya berjalan tergesa-gesa, sesekali menoleh ke belakang seraya misu-misu, menjauh dari seseorang ternyata melelahkan. Sebenarnya Rio tidak mengejarnya hanya saja Zoya takut lelaki itu tiba-tiba muncul di sekitarnya dan memintanya penjelasan maksud ucapannya tadi.

Zoya tidak bermaksud mengghibah, hanya saja jiwa-jiwa hater-nya mencuak kepermukaan, ia tidak mungkin mengabaikannya jika tidak ingin gila sendiri dibuatnya. Toh, menghibah sambil makan nikmatnya berkali-kali lipat.

Kali ini Zoya melangkah santai. Menikmati koridor ramai oleh teman seangkatannya. Ada yang mengghibah dan main kejar-kejaran sampai nyaris menabrak Zoya. Untungnya siswa itu bisa mengendalikan tubuhnya, ia memiringkan tubuhnya menempel di tembok dengan kedua tangan terangkat ke atas.

"Sorry," katanya menyengir.

"Kali ini lo selamat," desis Zoya melewatinya.

Siswa itu bernapas lega menurunkan tangannya, teman-temannya yang lain datang juga berdiri di sampingnya melihat kepergian Zoya.

"Zoya!"

Merasa terpanggil Zoya mendadak berhenti, menoleh ke belakang melihat seseorang berdiri di depan kelas yang baru ia lewati.

"Kak Silvi!" katanya berbalik mendekati teman seangkatannya itu. Saat jadi siswi baru mereka sekelas dan perpisah setelah naik kelas sebelas.

"Sombong ya sekarang, main lewat aja nggak nyapa," sindir Silvi setelah Zoya berhenti tepat di depannya.

Zoya menggeleng dengan mata tertutup sebelum kembali terbuka. "Nggak sombong, Zoya sibuk. Tahu kan pacar ketua osis sibuknya udah kayak Ibu Negara."

Silvi mencibik, tidak ingin menyanggah sebab faktanya Zoya memang sibuk. Sibuk melakukan apa saja yang bisa membuatnya sibuk.

"Eh, btw pacar lo mana?" tanya Silvi mengedarkan pandangannya mencari Orion. Jarang sekali mereka tidak bersama.

"Bapak Presiden sibuk ngurus berkas negara," jawabnya membuat Silvi mengumpat dalam hati.

"Jason sama Arsyad?"

"Lagi ngisi bensin. Kak, gue harus bal---"

"Kak Silvi," panggil seseorang.

Zoya menggantungkan kalimatnya, menoleh mendapati dua siswi berdiri di samping mereka, kedua alisnya terangkat menatap mereka dengan tatapan menilai. Zoya tidak pernah melihat mereka sebelumnya.

"Hai Kak Zoya, maaf kami ganggu. Kami cuma mau kasih ini sama Kak Silvi," kata siswi ber-nametag Kyla Kirana, menunjukkan USB berwarna merah pada Silvi. Zoya tidak merespon.

"Udah lo salin?" tanya Silvi menerima USB-nya.

"Udah, Kak. Makasih ya," ucap Kyla terdengar sopan. "Kalau gitu kami pamit dulu," sambungnya mengajak temannya beranjak tetapi Kyla berhenti seakan melupakan sesuatu.

"Kak Orion kenal sama Felli ya, Kak?"

Zoya bergeming, menoleh dengan wajah ingin tahu. Berbeda dengan wajah sebelumnya yang tak acuh dengan kehadiran mereka.

"Felli siapa?" tanya Silvi bingung.

"Dia teman sekelas kami, Kak." Kali ini Sasha---teman Kyla menyahut.

ZORION (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang