Chapter 22. Mengantarnya Pulang

8.6K 1.5K 471
                                    

Emot buat Zoya, dong?
Sebelum lanjut membaca kuy beri vote dan komentarnya....

***

Instagram : unianhar

Suara dentuman bola berpadu dengan lantai terdengar dalam lapangan, beberapa orang mengejar berusaha merebut bolanya lalu beberapa lagi menunggu untuk menghalangi masuknya bola ke dalam ring. Suara instruksi pelatih sesekali terdengar, tidak membuat beberapa orang yang sedang menyaksikan latihan itu terganggu. Mereka menikmatinya, seperti Zoya dan ketiga cowok di samping kiri-kanannya.

Keempatnya duduk di tribun, Zoya diapit oleh Orion di samping kirinya, Arsyad di kanannya lalu Jason yang sibuk merogoh kemasan chiki di tangan Arsyad. Meski mereka mengemil tidak membuat fokus mereka beralih dari latihan di bawah sana. Sebenarnya itu tidak terlihat seperti latihan tapi permainan sungguhan.

Zoya mencomot chikinya sambil memastikan orang di bawah sana, "Itu bukannya si Buta Arah?" tunjuknya pada sosok yang memainkan bola begitu lihai. Ketiganya bersamaan melihat arah telunjuk Zoya pada orang yang berlari ke area lawan dengan cepat lalu kembali ke areanya sendiri membantu pertahanan.

"Iya, benar." Orion membenarkan.

"Rio resmi masuk tim basket?" tanya Arsyad memastikan.

Jason mengangguk, kembali mencomot chikinya, "Hari ini dia resmi gabung. Dia masuk tim inti."

"Ck, ngapain masuk tim disaat udah mau lulus. Buang-buang waktu." Zoya menimpali.

"Asal kalian tahu, dia pernah jadi kapten basket sebelum pindah ke Atlanta." Jason menjelaskan jika pelatih memberitahu kalau Rio kapten Cendrawasih dulunya sebelum pindah, untuk memperkuat tim-nya maka ia meminta Rio bergabung. Dan untungnya Rio setuju. Katanya untuk mengisi waktu luangnya.

Zoya membulatkan bibirnya seraya mangguk-mangguk membiarkan Orion mengelap tangannya untuk menghilangkan serbuk chiki yang meleber. Pantas saja cara mainnya menonjol, batin Zoya.

"Orion, gue mau nanya." Jason mengubah posisinya sedikit miring menatap Orion, "Lo pernah dengar rumor kalau ada bullying di Atlanta?" tanya Jason baik-baik. Harusnya kalau ada berita seperti itu OSIS sudah turun tangan. Tapi yang Jason lihat OSIS hanya sibuk mengurus pemilihan ketua OSIS baru.

Orion berhenti mengelap tangan Zoya menoleh pada Jason, wajahnya tampak bingung tidak tahu maksud Jason. Zoya menggerakkan tangannya mengode Orion melanjutkan tetapi cowok itu tak menyadari membuatnya mencebik.

"Lo dapat kabar dari mana?" tanya Orion serius.

"Heh, bahkan semua anak-anak Atlanta tahu, lo sama anggota lo ngapain aja sih? Rumor kayak gini aja nggak tahu," timpal Arsyad heran.

Orion menatap Jason dan Arsyad baik-baik sebelum menghela napas kasar. "Gue benar-benar nggak tahu. Pelaku dan korbannya siapa?"

"Nama korbannya Felli anak kelas XI. Gue cuma tahu itu, selebihnya gue nggak tahu pelakunya siapa," sahut Jason santai sebelum kembali menatap ke depan.

Orion membisu kala memikirkan kejadian apa yang tidak ia ketahui di Atlanta. Harusnya masalah sebesar ini telah sampai di telinganya. Tapi apa sekarang? Bahkan dia telat mengetahuinya. Orion berdiri hendak pergi tetapi lengannya di cekal oleh Zoya.

"Kakak mau ke mana?" Zoya mendongak menatap Orion.

"Aku mau ke ruang OSIS dulu. Kamu di sini aja sama Arsyad dan Jason."

Zoya menggeleng, "Nggak mau! Nanti kalau Kak Jason jadiian Zoya sate gimana?"

"Palingan gue cincang buat dijadiin nugget," balas Jason jengkel.

ZORION (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang