Selamat malam...
Ketemu lagi bersama Zoya si gadis shalehah dan tentunya dengan cerita absurdnya. Emot buat Zoya mana?
Info : Untuk pembelian buku ZOYA dan SISTER COMPLEX kalian bisa langsung ke Shopee ulfhashopbooks, keduanya ready dan stok terbatas. Dan untuk buku INCREDIBLE BROTHERS masih bisa dipesan diberbagai toko buku online, dapatkan buku Keluarga Thomas !!!
***
Selepas Rio menyerahkan Aqsa pada Ozil, cowok itu memasuki pekarangan rumahnya. Lantas Ozil pun melanjutkan langkahnya dengan menggandeng Zoya mendekati Arsyad dan Orion yang telah menunggu mereka.
"Kenapa nggak masuk?" tanya Ozil.
"Nggak usah, Bang. Gue ke sini cuma mau ketemu Zoya sebentar." Orion mengutarakan niatnya sambil melirik Zoya yang tiba-tiba memalingkan pandangannya menghindari tatapan Orion.
Ozil melirik keduanya bergantian, membiarkan Aqsa diambil oleh Arsyad untuk digendong seraya dijadikan sebagai pesawat yang bisa dimiringkan bahkan ditunggingkan sesuka hati.
"Hentikan, Arsyad!" tegur Ozil hendak meraih Aqsa tetapi Arsyad berlari membawa bayi itu melewati pagar.
"Kalian ngobrol aja!" ucap Ozil berlari mengejar Arsyad.
Kini tinggal Zoya dan Orion. Zoya berdiri gelisah memandangi pagar rumahnya, harusnya mereka tidak meninggalkannya berdua bersama Orion. Hatinya lemah, jangan sampai hanya bicara sepatah kata membuat Zoya luluh.
Langkah terdengar di telinga Zoya, gadis itu memandangnya bersamaan dengan Orion yang telah berdiri di sampingnya, meraih tangan Zoya. Zoya menatap genggaman itu, apa yang harus dilakukannya? Melepaskan agar cowok itu tahu kalau dirinya sedang kesal? Tapi kalau dilepas sayang sekali. Kedua sudut bibir Zoya tertekuk, imannya memang lemah.
"Abis olahraga, ya? Lari?" tanya Orion lembut.
"Hm."
"Tumben mau olahraga lari? Biasanya dibujuk dulu baru ma---"
"Lari dari kenyataan maksudnya," sela Zoya cemberut.
"Lari nggak akan menyelesaikan masalah, Zoya."
"Terus Zoya harus apa? Hadapin Kak Ori yang nyebelinnya naudzubillah?! Tiap dihadapin Kak Ori selalu aja bikin Zoya kesel! Kak Ori lebih ngeselin dibanding Serangga di rumah, tahu!" celoteh Zoya tak santai, mendongak membalas tatapan lekat Orion.
Zoya menarik tangan lalu mengibaskannya ke udara, mungkin karena sudah gelap makanya hati Zoya dibutakan oleh Orion. Nyaris saja Zoya terbawa suasana dan melupakan hubungan mereka yang sedang tidak baik-baik saja.
Sebenarnya hubungan keduanya tidak serumit itu. Andai Zoya mau memaafkan dengan mudah maka semuanya selesai dan Orion juga telah mengakui kesalahannya.
"Pacarku kayaknya kelelahan abis lari, mau ke depan nggak makan ice cream?" Orion menyeka peluh keringat di kening Zoya.
Jujur ajakan Orion sungguh menggiurkan. Sangat-sangat menggiurkan sampai tubuh Zoya bertentangan dengan hatinya. Diluar kendali, kepalanya langsung mengangguk begitu saja. Untungnya Zoya masih memiliki pertahanan, dengan setengah ikhlas Zoya menggeleng menolak.
Orion mengernyit keheranan. Tumben Zoya menolak ajakannya. Bukanya ice cream dan Orion adalah kombinasi yang sempurna untuk menyenangkan gadis itu.
"Kenapa?"
"Udah malam."
"Apa hubungannya?" Orion semakin heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZORION (Tamat)
Roman pour Adolescents(PART MASIH LENGKAP) Selain pacar Ketua OSIS, sahabat kapten basket dan adik tiri pentolan sekolah Atlanta, Zoya merupakan bintang yang disegani di sekolah. Sifatnya yang ramah, manja, kekanak-kanakan dan memiliki segalanya membuatnya di atas awan...