Chapter 23. Sejenak Melupakan

7.6K 1.5K 324
                                    

Emot buat Zoya, dong?
Sebelum lanjut membaca kuy beri vote dan komentarnya....

***

Instagram : unianhar

Isakan tertahan terdengar di dalam mobil Audi putih, sang pengemudi yang fokus dengan jalanan di depannya kini meraih tisu dan mengulurkan pada gadis di sampingnya.

"Makasih, Kak." Gadis itu meraih tisunya dan menghapus cairan bening keluar dari matanya.

"Nggak ada jalan lain ke rumah lo selain arah ini?" tanyanya melihat kendaraan mulai padat. Laju mobilnya terasa pelan dari yang sebelumnya disebabkan jalanan dipenuhi kendaraan roda empat, ruangnya cukup sempit untuk menyalip kendaraan di depannya, dan sejauh matanya memandang kemacetan terjadi di depan.

"Nggak ada, Kak," sahutnya.

Orion mendesah pelan menekan remnya. Matanya mengintip ke kaca depan melihat ke belakang, ia terjebak macet. Sorot matanya tampak gelisah, sesekali melihat jam. Ia harus kembali sebelum Zoya terbangun.

"Makasih udah nganter aku pulang." Felli tersenyum melihat Orion dari samping. Tidak menyangka jika ketua OSIS itu akan mengantarnya pulang, "Dan maaf karena aku, Kakak harus kecebak macet," sesalnya mengigit bibir dalamnya.

Orion tidak menanggapi. Meletakkan sebelah tangannya di stir dan sebelah lagi menopang dagunya dengan siku bertumpu pada jendela pintu. Pikirannya berkelana hingga tidak menanggapi Felli. Felli tersenyum memalingkan pandangannya ke samping.

"Kira-kira pelakunya siapa?" Orion melirik Felli sekilas sebelum melihat keluar di mana beberapa pengamen melintas di depan mobilnya.

Sejenak Felli terdiam sebelum menggeleng. Terlalu banyak hingga ia tak bisa menyebut nama mereka. Felli sendiri tidak yakin pelaku sebenarnya. Pembully di kelas berbeda dengan pembully di kantin, dan tidak menutup kemungkinan yang menguncinya di toilet juga berbeda.

"Nggak tahu," jawabnya pelan.

Orion mengangguk sebelum kembali bertanya, "Lo tahu kenapa mereka lakuin ini?" Lagi-lagi Felli menggeleng.

"Nggak ada akibat kalau nggak adanya sebab." Orion menekan pedal gasnya mengikuti mobil di depannya lalu kembali menginjak rem untuk kesekian kali. "Ingat kenapa mereka ngebully lo. Dan untuk saat ini kami bakal lindungi lo dari mereka dan menyelesaikan masalah kalian. Dan nanti kalau ada apa-apa, OSIS bakal bantu jadi jangan nolak lagi kayak tadi!" tegas Orion terus melirik jam tangannya.

Jauh sebelum Orion mengantar Felli pulang, gadis itu terus menangis di toilet tidak mau keluar karena takut. Pak Ahmad dan beberapa anggota OSIS terus membujuknya tapi tak berhasil. Hingga mau tidak mau Orion turun tangan, terpaksa meninggalkan Zoya di ruang OSIS menemui Felli di toilet.

Semula Felli tetap menangis, menolak ajakan Orion memintanya keluar. Namun, Orion refleks menyebut nama orangtua gadis itu dan berjanji akan mengantarnya pulang bertemu mereka, tangis Felli terhenti dan bersedia keluar toilet. Niat Orion hanya sekedar membujuk malah harus menepati ucapannya sebab gadis itu menolak pulang kalau bukan Orion yang mengantarnya.

Karena bujukan anggota OSIS dan Pak Ahmad, Orion setuju mengantarnya. Ingin mengajak Zoya ikut bersama mereka tetapi melihatnya tertidur pulas membuatnya urung melakukannya. Zoya pasti kelelahan menunggu dan lagipula ia kasihan kalau Zoya harus ikut bersama mereka, jalur rumah keduanya berbeda.

Terpaksa Orion menitipkan Zoya pada teman-temannya, Orion akan kembali sebelum Zoya terbangun dan mengantar gadis itu pulang. Tetapi niatnya harus terkendala kala rumah Felli cukup jauh dan jalanan menuju ke sana macet total membuatnya panik dan gelisah. Harusnya ia tidak meninggalkannya.

ZORION (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang