Chapter 26. Orion Cemburu?

9.7K 1.5K 353
                                    

Emot buat Zoya?

Sebelum lanjut membaca kuy beri vote dan komentarnya....

***

Instagram : unianhar

Kehilangan yang paling menyakitkan adalah ketika kamu sendiri yang menjadi penyebab kehilangan itu terjadi. Seutas kalimat tak bisa menggambarkan perasaan, hanya tangis yang mampu menunjukkan betapa terpukulnya seseorang karena kehilangan.

Bibir tak mampu berkata-kata, mata terus mengeluarkan cairan bening memandang cup kosong di depannya, disekitarnya cairan pink bercampur putih meleber jatuh ke meja yang hampir sebagiannya dipenuhi dengan cairan yang sama. Sepuluh menit yang lalu cairan yang awalnya membeku itu masih di dalam cup-nya. Dan sepuluh menit setelahnya sudah meleber di atas permukaan meja karena dia sendiri.

Selembar tisu menyentuh pipinya yang basah, menyeka air matanya yang terus berlinang memandang cup-nya penuh kesedihan. Rasanya teramat sakit sampai ingin meraung. Isakan demi isakan keluar, mengabaikan sang pacar yang tak hentinya menyeka air matanya. Puluhan gumpalan tisu berserakan di meja dikelilingi oleh teman-teman sekelasnya yang prihatin.

"Udah, Zoy. Lo ikhlasin aja, mungkin ini cobaan dari Allah," kata Keyra prihatin.

"Co---cobaannya berat banget, Kak," isaknya tak bisa berhenti menangis. Cobaan seberat itu sungguh tak mampu ia tahan. Ini lebih berat dari beban serangganya.

"Lo sih, makanya jangan sok-sok-an ngebuang ice cream, ujung-ujungnya nangis, kan," omel Angga sedikit kesal karena gadis itu sendiri yang melempar ice cream-nya.

Alih-alih berhenti menangis, gadis itu semakin menangis kejer. Angga mendapat delikan tajam dari teman-temannya termasuk Arsyad meniup kepalan tangan hendak mengarahkannya pada Angga.

Tiba-tiba dua cup ice cream terletak di atas meja, di samping cup ice cream kosongnya. Sedetik kemudian tangis gadis itu tercekat, menatap ice cream itu lugu lalu mendongak melihat Juna menunjuk kedua ice cream dengan napas tersengal-sengal.

"Udah ih, udah ada gantinya. Percuma keren kalau ujung-ujungnya nangis cuma karena ice cream," gerundel Juna.

"Malu tahu sama jus yang lo tumpahin." Tiara menimpali.

Gadis itu semakin menangis kejer mendengar penuturan teman-temannya. Mereka jahat, tidak ada yang peduli dan mengerti perasaannya. Ice cream memiliki tempat spesial dalam hatinya dan tentunya ia sedih setelah melihat ice cream tumpah karenanya.

Kedua pipinya ditangkup untuk menoleh pada Orion, menyeka air mata gadis itu dengan ibu jarinya lalu tersenyum. "Zoya, berhenti nangisnya, kan udah ada gantinya. Itu patungan dari teman-teman." Sebelum Juna membeli ice cream, mereka berinisiatif mengganti ice cream Zoya agar gadis itu berhenti menangis. Mereka sudah mengira hal itu akan terjadi.

"Tapi ice cream yang tumpah gimana?" tanya Zoya sumbang.

"Dibersihin," sahut Arsyad.

"Bersihin?" ulangnya melihat ke arah meja, menatap ice cream yang tumpa lalu menggeleng, "Kasian tahu! Ice cream-nya pasti sedih dibuat mubazir gini," lirihnya hendak menyentuh ice cream itu tetapi ditahan oleh Arsyad.

"Kotor." Arsyad memperingati.

Orion mendesah, meraih tisu hendak mengelap meja tetapi Zoya menahannya. Menggeleng seolah meminta untuk tidak melakukannya, Orion bersikukuh mengelapnya meski Zoya melarangnya. Teman-temannya membantu Orion, mengabaikan Zoya yang kembali menitikan air matanya.

ZORION (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang