Ketika Raja Jaehyun dan Putri Doyoung berjalan-jalan mengitari suatu sisi kerajaan, mereka melewati pancuran kecil. Di atasnya, terdapat bulatan-bulatan semen berongga. Saat Raja Jaehyun mendekat, ia dapat melihat ada beberapa patung kecil di dalamnya.
"Aku sungguh tak mengira akan sedetil itu," katanya setelah melihat tiap bola menyimpan patung-patung orang yang melakukan berbagai aktivitas berbeda di dalamnya.
"Beberapa hal pintar menyembunyikan," sahut Putri Doyoung.
Kening Raja Jaehyun sekilas berkerut sebelum akhirnya ia terkekeh. "Benar. Semakin disembunyikan semakin berharga ketika ditemukan."
Matanya menatap Putri Doyoung yang mengalihkan perhatian pada bola-bola berongga tadi. "Bagaimana kalau kita bermain tentang itu?"
Putri Doyoung menatap raja, menunggu penjelasan.
"Kita bermain teka-teki."
Raja terlihat berpikir sejenak.
"Semua mengatakannya begitu kuat, semua mengatakannya begitu tak tergoyahkan. Tetapi sebenarnya, kuatnya adalah karena ia mampu meregang, kuatnya karena ia liat."
Raja Jaehyun menatap Putri Doyoung yang kebingungan dengan puas.
Baiklah, mungkin teka-tekinya tidak awam untuk seorang putri kerajaan.
"Kurasa itu terlalu sulit. Mari kita ganti-"
"Tidak," potong Putri Doyoung. Semakin sulit, semakin memuaskan jika ia dapat menjawabnya. "Berikan aku sedikit waktu."
"Kalau begitu, kuberikan sedikit petunjuk," ia akan mempermudah dengan memberitahu ranahnya. "Salah satu bahan konstruksi."
Petunjuk itu membantu Putri Doyoung mempersempit kemungkinan, mencoret jawaban-jawaban di dalam otaknya. Petunjuk itu membuatnya menjadi mudah.
"Baja."
Putri Doyoung tersenyum. Beruntung ia mengobrol dengan seorang ilmuwan.
"Betul. Mengagumkan," puji Raja Jaehyun. Meskipun ia memberi petunjuk, ia tak akan mengira Putri Doyoung dapat menjawabnya secepat itu.
"Terima kasih, Paduka. Anda mempermudahnya."
"Kini giliranmu. Beri aku teka-teki."
"Saat aku menutup mata, aku melihatnya. Saat aku menatap dunia, aku merindu." Putri Doyoung menatapnya dan tersenyum. "Teka-teki yang mudah."
Raja Jaehyun menduga Putri Doyoung menyepelekannya. Senyum itu menandakan bahwa teka-teki yang diberikan Putri Doyoung seharusnya dapat dijawab dengan cepat. Itu mudah. Ya, seharusnya begitu. Nyatanya, ia larut dalam senyum sang putri sehingga pikirannya yang seharusnya mencari apa yang dilihat dan apa yang dirindukan berbelok menjadi apa yang dilihatnya kini—senyum sang putri.
"Indah," suaranya terdengar kecil.
"Ya?" tanya putri, ingin memeriksa apakah itu jawaban sang raja atau sekedar gumaman saja.
Sudut bibir Raja Jaehyun terangkat mengingat percakapannya dengan Putri Doyoung beberapa waktu lalu, meski butuh kesabaran untuk membuat sang putri berbicara. Setelah berhasil membuat sang putri bicara, ia mendapat bonus lain. Meski seakan menyepelekannya, senyum ketika sang putri mengatakan teka-tekinya mudah itu terlihat jenaka, berbeda dengan senyum yang biasa putri itu tampilkan—senyum ramah khas putri kerajaan. Seketika ia merasa ada keakraban saat senyum jenaka itu menyapanya.
Matanya memandang keluar kaca jendela kereta kencana. Jika saja tidak mengemban tugas yang menunggunya, ia akan berlama-lama di Kerajaan Acacia.
...

KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Kerajaan
FanfictionSteele, Acacia, Cholin, Soverlyon. Jung, Kim, Seo, Lee. Pewaris yang tersisa mendapatkan lamaran. Dari lamaran itu, jadilah kisah empat kerajaan. Prolog: 30 Desember 2020 Mulai : 6 Januari 2021 Selesai: -