Panglima Lee berjalan-jalan dengan Putri Jaemin. Menyusuri jalan setapak, mereka berbincang-bincang.
"Putri, hari ini aku diajak oleh Putra Mahkota Johnny mengunjungi daerah timur. Apakah kau ikut?" tanya Panglima Lee.
Putri Jaemin tersenyum menghindar. "Tidak, panglima. Aku tidak bisa ke sana."
"Sayang sekali. Padahal aku berharap putri ikut," terang Panglima Lee.
Putri Jaemin tersenyum tersipu, mengenal maksud panglima. "Maafkan aku, panglima, tapi aku tidak bisa ke sana."
"Mengapa? Apa putri ada kegiatan lain hari ini?"
"Aku...aku tidak bisa ke sana, panglima. Aku tidak bisa."
Panglima Lee peka terhadap nada bicara Putri Jaemin. Ada sesuatu di sana. Ada sesuatu hal. Namun, Panglima tidak bertanya lebih jauh. Ia khawatir akan mengganggu putri cantik di sebelahnya. Mereka lanjut berjalan beriringan, menyusuri jalan setapak itu.
Tiba-tiba, Putri Jaemin membuka mulut. "Ada suatu perjanjian di Cholin bahwa aku tidak bisa memasuki daerah itu. Yang panglima maksud daerah Turquoye Clandestine, bukan?"
"Benar."
"Aku tidak bisa. Tidak diperbolehkan ke sana."
"Aku tidak mengerti, Putri." Alasan apa yang membuat putri di sampingnya dilarang masuk ke sana. Tidakkah daerah itu menyambut keindahan ini?
"Aku adalah putri seorang selir, Panglima, jika kau belum tahu. Mereka tak menerimaku di sana. Aturan itu telah dibuat. Aku dilarang menginjakkan kaki di sana." Putri Jaemin menunduk. "Cholin mungkin mulai menerimaku, tapi tidak Turquoye Clandestine."
"Tapi mengapa sampai dibuat aturan seperti itu jika Cholin saja menerima? Daerah itu juga Cholin, bukan?" tanya Panglima Lee.
"Sebelum pernikahan raja dan ratu Cholin, Turquoye Clandestine bukanlah bagian dari Cholin. Pernikahan raja dan ratu adalah perjanjian. Ratu adalah seorang putri terhormat dari daerah itu. Pernikahan raja dan ratu merupakan syarat yang diajukan Turquoye Clandestine."
Putri Jaemin berhenti melangkah. Wajahnya menjadi muram. Ia ragu untuk bercerita, tapi dirinya telah menyimpan ini sejak lama dalam dirinya. Ia ingin ada yang mendengarkannya, ia ingin dimengerti. "Kemudian ibuku datang beberapa tahun kemudian. Menjadi selir, diangkat oleh Raja Cholin, ayahku. Tidak ada yang menyukai itu. Tapi, ayah adalah orang yang berkemauan keras. Ia mempertahankan ibu di sisinya. Namun, itu membuat kemarahan kerajaan, rakyat Cholin. Mereka semua menyanjung ratu, dan membenci ibuku."
Putri Jaemin melanjutkan langkah.
"Turquoye Clandestine mengklaim bahwa pengangkatan ibuku adalah penghinaan bagi mereka."
"Maaf, Putri, tapi apakah Raja Cholin tidak menundukkan mereka? Bukankah mereka berada di bawah Cholin?"
"Tidak sesederhana itu, Panglima. Cholin sendiri telah lebih dari puluhan tahun berusaha mengundang Turquoye Clandestine menjadi bagian dari Cholin. Harga mereka sangat mahal. Maksudku, daerah itu bagai pagar dan pelindung bagi Cholin di sisi timur. Cholin telah berusaha meyakinkan mereka bergabung karena jika saja Turquoye Clandestine membuka jalan bagi musuh, Cholin akan kewalahan. Pun, jika Turquoye Clandestine menutup jalan bagi Cholin untuk mengeksplor, maksudku, jika Cholin ingin melakukan sesuatu menembus wilayah timur, mereka harus melewati Turquoye Clandestine terlebih dahulu. Seperti yang kukatakan, daerah itu seperti pagar. Tidak, mereka adalah tembok besar."
Putri Jaemin terdiam sejenak.
"Dan Cholin memilih untuk tidak macam-macam dengan mereka. Rakyat merasa terbantu sekali dengan orang-orang Clanden, sebutan untuk orang-orang asli Turquoye Clandestine. Clanden memiliki pengaruh yang besar, Panglima. Rakyat Cholin sendiri takut apabila Clanden marah. Karena itu, pengangkatan ibuku ditolak oleh rakyat Cholin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Kerajaan
FanfictionSteele, Acacia, Cholin, Soverlyon. Jung, Kim, Seo, Lee. Pewaris yang tersisa mendapatkan lamaran. Dari lamaran itu, jadilah kisah empat kerajaan. Prolog: 30 Desember 2020 Mulai : 6 Januari 2021 Selesai: -