Di depan hidangannya, Chenle duduk melamun. Menu paginya tak dihiraukan. Tangannya hanya memutar-mutar sendok. Semua semakin berat. Sejak dirinya tertangkap basah oleh Pangeran Jisung, Chenle semakin resah, resah untuk dirinya sendiri, resah juga untuk rakyat Grey di sana.
Malam itu, Chenle tidak bisa tidur. Jantungnya berdegup kencang. Ia tidak berani bergerak, tidak berani membalikkan tubuh, tidak berani juga untuk menyingkirkan tangan Pangeran Jisung yang memeluknya dari belakang. Chenle terus-menerus memikirkan apa yang akan terjadi padanya dan rakyat Grey akibat perbuatannya itu. Bahkan, ia masih belum berani menanyakan rakyat Grey pada Pangeran Jisung. Ia takut membuatnya murka dan justru benar-benar menyakiti mereka. Agar tidak memicu kemarahannya, mau tak mau Chenle menjadi penurut tanpa diminta.
...
"Katanya mau mandi?" tanya Jungkook.
Taehyung membuang muka sambil melihat ke langit-langit.
"Hey," panggil Jungkook. "Taetae?"
Taehyung masih membuang muka.
"Kok ngambek?"
Taehyung masih tidak mau menjawab. Jungkook sudah benar-benar pusing sekarang. Tuannya ini semakin lama semakin manja dan tidak karuan keinginannya. Lebih baik ia menjaga Umji—sepupunya—dibanding menjaga bayi tua ini.
Jungkook menghela napas. "Taetae, aku tidak bisa membawamu keluar," katanya. "Aku tidak berani. Aku tidak tahu apa yang akan kaulakukan dan aku tidak tahu apakah aku bisa mengendalikannya atau tidak. Bagaimana kalau ada yang bertanya? Aku juga takut jika ditanya orang-orang. Sulit bagiku untuk berbohong. Kau itu pangeran, tapi aku tidak boleh mengatakannya pada orang-orang secara jujur," keluhnya. Jungkook tahu keinginan Taehyung. Pangeran ini ingin keluar dari rumah dan berjalan-jalan. Ia sudah sangat bosan.
Jungkook tidak pernah diberi tahu apa-apa tentang itu oleh bibinya. Ia tidak pernah diberi arahan tentang membawa Taehyung keluar dari rumah untuk sekedar jalan-jalan. Oleh karena itu, ia beranggapan bahwa ia juga tidak boleh membawanya keluar. "Hah." Seharusnya ia bertanya mengenai ini sebelumnya, sayang sekali itu tidak terpikir.
...
Putri Haechan adalah putri bungsu dari Kerajaan Cholin. Ia sempat merasakan memiliki ibu, setidaknya di masa kecilnya. Sayangnya, Putri Haechan menelan ramuan pahit mengenai ayahnya, Raja Cholin. Raja Cholin sangat menyayangi Putri Jaemin, bahkan di depan Putri Haechan. Raja Cholin tidak bermain fisik tentu saja, tapi Putri Haechan juga ingin diberikan kehangatan seorang ayah.
Sejak kecil, Putri Haechan hanya bisa menatap ayahnya yang sering mengajak Putri Jaemin bermain dan bercengkrama. Bukannya tidak mencoba, tapi ayahnya hanya akan tersenyum kecil dan menjawab seperlunya padanya lalu kembali lagi bersenda gurau dengan kakaknya.
Pernah suatu hari ia ikut berjalan-jalan di taman. Saat itu Putri Haechan menggenggam tangan ibunya, sementara Putri Jaemin tertawa cekikikan di gendongan sang ayah. Putri Haechan mengeratkan pegangan tangan pada sang ibu, mencoba mencari penghiburan sendiri.
Berbeda dengan sang ayah, kakak laki-lakinya justru sangat menyayanginya. Putra Mahkota Johnny memberikan apapun yang bisa ia berikan pada Putri Haechan. Apapun yang terucap dari mulut Putri Haechan, Putra Mahkota Johnny akan berusaha menyanggupinya.
Di lain sisi, Putri Haechan merasa tidak enak pada Putri Jaemin. Putra Mahkota Johnny selalu memprioritaskannya, sementara pada Putri Jaemin, kakaknya terkesan kaku dan dingin. Putri Haechan tahu bagaimana rasanya dibedakan, dan ia tahu kakaknya sedih akan perlakuan dingin Putra Mahkota Johnny. Putri Haechan tahu bagaimana kasih sayangnya ditolak sang ayah, dan Putri Haechan melihat itu dalam diri Putri Jaemin ketika selalu diperlakukan dingin oleh Putra Mahkota Johnny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Kerajaan
FanfictionSteele, Acacia, Cholin, Soverlyon. Jung, Kim, Seo, Lee. Pewaris yang tersisa mendapatkan lamaran. Dari lamaran itu, jadilah kisah empat kerajaan. Prolog: 30 Desember 2020 Mulai : 6 Januari 2021 Selesai: -