Putri Doyoung menatap cermin ketika para pelayan menata rambutnya yang hitam legam. Putri Acacia itu duduk dengan bahu tegap. Sementara itu, tangannya memegang buku catatan.
"Pelayan Baek," panggil putri.
Pelayan yang dipanggil Putri Doyoung menghentikan kegiatannya. "Ya, Tuan Putri?"
"Kudengar ayah mengundang kerajaan lain. Apa Pelayan Baek mendengarnya?"
"Ya, Tuan Putri. Saya mendengar bahwa paduka mengundang beberapa kerajaan lain."
"Kerajaan apa saja?"
"Saya tidak mengetahui itu, putri."
"Apa menurutmu ayah melakukan ini untuk mendatangkan mereka?" tanya Putri Doyoung yang lebih seperti rundingan pada dirinya sendiri. Tidak biasanya acara ini dihadiri kerajaan lain.
...
Raja Steele memasuki ballroom diikuti Pangeran Jeno, Pangeran Jisung, dan pengawal di belakangnya. Ruang yang begitu mewah dengan iringan musik Wiener Blut yang dialunkan dengan volume suara kecil itu sudah ramai oleh orang-orang kelas atas undangan Raja Acacia. Sedikit menoleh ke beberapa tujuan, akhirnya matanya bertemu dengan Raja Acacia. Ia pun membelah jalan menuju tuan rumah begitupula Raja Acacia yang berjalan ke arahnya. Setelah berhadapan, mereka saling memberi hormat.
"Selamat malam, Putri," sapa Raja Jaehyun pada Putri Doyoung setelah menyapa Ratu Acacia.
"Selamat malam, Paduka."
"Hormat saya. Perkenalkan, saya Pangeran Jeno, pangeran kedua Kerajaan Steele," ujar Pangeran Jeno untuk memperkenalkan diri.
"Hormat saya. Perkenalkan, saya Pangeran Jisung, pangeran kelima Kerajaan Steele," ujar Pangeran Jisung kemudian.
Setelah Raja Acacia membalas perkenalan diri mereka, mereka lanjut berbincang-bincang.
"Saya masih tidak begitu memahami protokoler Kerajaan Steele. Jadi, setelah naik takhta, gelar pangeran pertama lenyap?" tanya Raja Acacia.
"Sebenarnya, tidak terlalu pas jika dikatakan lenyap. Begitu saya naik takhta, saya mendapatkan gelar Raja Steele, tetapi gelar pangeran pertama tetap saya pegang. Hanya saja, gelar itu sudah tak lagi disebut. Begitupula dengan gelar putra mahkota, gelar itu tak lagi dipergunakan pada saya. " jawab Raja Jaehyun.
"Ah, begitu."
"Ya, Paduka," sahut Raja Jaehyun. Kemudian, ia melanjutkan. "Tetapi, gelar putra mahkota akan dipergunakan kembali begitu keturunan selanjutnya lahir." Matanya melirik Putri Doyoung, membuat putri tersebut mengalihkan pandangannya pada yang lain.
"Saya yakin putra mahkota selanjutnya akan sama hebatnya dengan Anda," ujar Raja Acacia.
"Terima kasih atas sanjungan Anda, Paduka. Anda tak kalah hebat," sanjung Raja Jaehyun balik.
"Putra Mahkota," ujar Raja Acacia dengan pandangan menerawang. "Sudah lama sekali gelar itu tak diperdengarkan. Di Acacia," raja itu menoleh pada ratunya, "sepertinya sudah lama sekali, ya?"
Ratu Acacia yang diajak bicara tersebut mengangguk. "Betul, Paduka. Sudah lama sekali," jawabnya paham.
"Seperti yang pernah saya ceritakan," kata Raja Acacia pada Raja Jaehyun karena ia pernah bercerita dalam perbincangan mereka sebelumnya, "dan kami tak lagi memiliki yang mengemban gelar itu."
"Omong-omong," ucap Raja Acacia tiba-tiba, seperti baru teringat sesuatu, "kudengar salah satu pangeran Steele telah menikah. Begitu?"
"Betul." Ini suara dari Pangeran Jeno. Lalu, ia menoleh pada Pangeran Jisung. "Si bungsu-lah yang telah menikah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Kerajaan
FanfictionSteele, Acacia, Cholin, Soverlyon. Jung, Kim, Seo, Lee. Pewaris yang tersisa mendapatkan lamaran. Dari lamaran itu, jadilah kisah empat kerajaan. Prolog: 30 Desember 2020 Mulai : 6 Januari 2021 Selesai: -