4

95 22 40
                                    

Okay, just 3 random questions before you start reading.

1. Tipe orang yang susah bangun pagi atau nggak?

2. Tim peduliin skincare atau cuek aja?

3. Warna favorit kalian?

Only that, bisa di skip kalo kalian males atau nggak mau jawab.

Yeah, here we go.

****

Hari baru, semangat baru, kebiasaan baru.

Pukul tujuh pagi, Aneska berdiri sembari berkacak pinggang. Netranya menatap puas beberapa produk skincare dan body care di depannya yang sengaja ia tata di kasur. Ada facial wash, moisturizer, milk cleanser, toner, micellar water, sunscreen, body lotion, body serum, day cream, night cream, dan masih banyak lagi.

Semua tetek bengek itu ia beli tadi pagi sekitar jam setengah tujuh di supermarket dekat rumahnya. Disaat supermarket tersebut baru buka. Sampai-sampai kasirnya dibuat melongo atas kedatangannya.

Namun, Aneska tak peduli dan memasang wajah tembok dan segera mencari produk skincare yang sudah ia incar berkat pengetahuannya tentang skincare di internet tadi malam. Bahkan ia sampai melihat-lihat review di youtube kiranya skincare yang bagaimana yang cocok untuk kulitnya yang berminyak dan berjerawat.

Dan dengan menggunakan uang tabungannya yang sebenarnya untuk membeli beberapa novel, ia membeli skincare tersebut dengan harga yang cukup menguras kantong karena semuanya produk ori dan berkualitas.

Namun, tak apalah. Selagi itu bisa membuatnya jadi cantik.

"Hmm, yang pertama harus terapin CTMP dulu. Cleanser udah, toner udah, moisturizer udah, protector udah. Masker buat jerawat udah, apalagi yang kurang, ya?" Aneska bergumam sembari melihat-lihat apa yang kurang.

Hingga kemudian gadis itu memekik. "Ahh, serum! Terus Essence juga belom ada. Berhubung tadi nggak ada, gue musti harus beli online, nih." Gadis itu mengangguk-angguk yakin seraya mencatat apa saja yang kurang.

"Buat body care nya lotion udah, body serum udah, lulur juga udah. Oke, lengkap." Aneska kini tersenyum senang karena untuk perawatan badannya sudah lengkap.

"Skincare udah, apa gue harus beli make up, ya?" Pandangan matanya lalu beralih ke make up sederhana yang biasa ia pakai. Hanya terdapat bedak tabur dan lip balm disana. Aneska meringis. Pantas saja wajahnya makin terlihat kucel.

"Duh, tapi duit gue kan udah abis. Nanti-nanti aja kali, ya." Aneska kembali bergumam.

"Oke deh. Sekarang yang penting fokus ke skincare nya dulu. Yang pertama gue harus pake milk cleanser." Setelah mengambil sebotol milk cleanser, Aneska berjalan menuju lemari rias.

Kemudian gadis itu menuangkan milk cleanser tersebut ke tangannya yang sudah ia bersihkan sebelum akhirnya mengaplikasikannya ke wajah secara merata.

"Nes-astaghfirullah!" Esti membuka pintu kamar Aneska dan berniat memanggil gadis itu tapi langsung memekik kala melihat wajah anaknya yang memutih.

Aneska menoleh ke pintu lalu nyengir. "Hehe Ibu. Kenapa, Bu?"

"Itu wajah kamu dipakein apa?" Tak menjawab, Esti melangkah masuk dan justru bertanya.

"Oh ini Neska lagi pake skincare, Bu. Biar cantik," balas Aneska dengan riang.

Unexpected Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang