Epilog

85 7 16
                                    

Pagi ini aku bernyanyi
Mengalunkan lagu selamat pagi
Sambut ceria mentari
Mengingatkan kita untuk selalu

Melangkah maju ke depan
Meninggalkan jejak yang telah berlalu
Kita tulis cerita baru

Selamat pagi, good morning pagi ini
Mari kita bersama bernyanyi
Selamat pagi, good morning pagi ini
Have a wonderful day

Aneska menyayikan lagu Good Morning milik CJR dengan semangat. Lagu yang menjadi sound track dari film Ada Cinta di SMA yang dimainkan oleh CJR, Caitlin Halderman dan Gege Elisa tahun 2016 ini benar-benar relate dengan kehidupannya sekarang.

Bahwasannya ia harus terus melangkah maju ke depan, meninggalkan jejak yang telah berlalu. Tentang kritikan orang, tentang pem-bully-an, dan yang terakhir tentang Arza Kanaka.

Karena kini saatnya untuk benar-benar memulai hidup yang baru.

Tangannya sibuk memasukkan semua skincare abalnya ke dalam kantong plastik. Rencananya, mereka semua akan ia bakar. Setelah selesai, Aneska juga memasukkan semua pernak-pernik dan aksesoris feminiminnya pada sebuah paper bag. Mulai dari berbagai jepit rambut, gelang, anting-anting, dan masih banyak lagi. Semuanya berwarna pink.

Rencananya, Aneska akan memberikan barang-barang ini pada Rula ataupun Findi. Kalau mereka tidak mau Aneska akan memberikannya pada anak-anak tetangga sekitar rumahnya. Mereka pasti suka.

Memulai hidup baru, Aneska akan kembali ke kepribadiannya semula. Cenderung tomboi, dan tentunya ia tidak membutuhkan barang-barang itu lagi. Toh kalian semua tahu, Aneska terpaksa memakainya karena pencitraan di depan Arza.

"Loh, kok itu aksesorisnya kenapa diberesin juga?" Esti tiba-tiba masuk dan dibuat terkejut.

Aneska menoleh sejenak, sebelum kembali melanjutkan aktivitasnya. "Iya, Bu. Neska nggak mau pake ginian lagi. Kan Neska mau belajar jadi diri sendiri, jadi nggak perlu lah tampil sok sok feminim lagi."

Esti tersenyum lembut, lantas berjalan mendekat. Tangannya mengelus lembut rambut anaknya. "Ya udah, Ibu nggak maksa. Ibu akan selalu dukung apa yang kamu mau."

Aneska membalas senyum itu, dengan hatinya yang menghangat. "Makasih banyak, Ibu."

"Tapi Neska, buat keputusan mu pindah itu ... kamu yakin?"

Aneska terdiam, Esti pasti akan menanyakan ini. Namun keputusannya sudah bulat, ia akan tetap pindah. Bukan, bukan pindah tempat tinggal. Melainkan pindah sekolah.

"Iya, Bu. Neska mau tetep pindah sekolah. Jujur, walaupun mereka udah dapet hukuman yang setimpal, tapi Neska tetep ngerasa nggak punya muka lagi buat balik ke Pancadharma. Neska ... terlalu malu. Selain itu, dengan kembali ke sekolah, Neska takut nggak bisa lupain apa yang udah terjadi," tuturnya penuh kejujuran.

"Ya udah, kalo itu udah keputusan kamu. Ibu nggak akan ngelarang atau gimana-gimana. Karena yang tadi Ibu bilang, Ibu akan selalu dukung kamu." Esti mengucapkannya dengan tulus dan merekahkan senyum, mencoba menyembunyikan gurat kesedihannya karena anaknya yang begitu terluka.

"Iya, Ibu. Makasih banyak karena selalu dukung Neska. Hari ini Neska libur dulu, baru besok ngurus surat pindah. Ibu temenin Neska, ya." Aneska mencoba membalas dengan ceria, karena ia tahu kalau Esti pasti sangat sedih sekarang.

"Pasti, Nak. Ibu akan selalu temenin Neska." Esti mengangguk. "Oh iya, temen-temen kamu udah tau kalo kamu pindah?"

"Udah, Rula sama Findi udah Neska kasih tau lewat telepon. Langsung nangis pas Neska bilang mau pindah sekolah." Aneska terkekeh di akhir kalimat.

Unexpected Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang