Apa kabar semua? Aneska dateng lagi, nih:)
Okay, just 3 random questions before you start reading.
1. Kalo suka sama seseorang, tipe yang berani ngungkapin atau cuma dipendem?
2. Tim berani keluar (pasar, mall, dll) sendiri atau harus ada temennya?
3. Lebih suka musim panas atau musim hujan?
Only that, bisa di skip kalo kalian males atau nggak mau jawab.
Yeah, here we go.
****
Aneska merasa dirinya sedang syuting sinetron kejar tayang sekarang. Bagaimana tidak? Selepas keluar kafe dengan buru-buru meninggalkan si brengsek Arza juga macchiato nya yang masih setengah, ia berlarian tanpa arah dengan berderai air mata. Untung saja sekarang cuaca sedang panas, jadi tidak makin mendramastisir keadaannya saat ini.
Mungkin bagi artis yang memainkan peran seperti ini, mereka akan terlihat keren. Sangat berbeda jelas dengan dirinya yang terlihat seperti orang gila.
Namun, persetan dengan semua itu. Karena kini hatinya terasa sangat sakit bagai ditusuk ribuan pisau. Ah tidak, mungkin bisa lebih. Sungguh, mendengar celaan dari mulut orang yang disuka seribu kali lebih menyaiktkan. Mungkin ia akan merasa sedikit tidak apa bila orang lain yang menghinanya.
Tapi yang menghinanya adalah Arza, cowok yang sudah ia sukai sejak MOS dulu. Ingatkah kalian saat Aneska mengatakan bahwa kemarin saat hendak mengambil raport, ia mengenang kenangan indah setelah MOS?
Nah, Arza lah sosok dibalik kenangan itu. Karena setelah selesai menyelesaikan hukumannya yang kemudian waktu istirahat, ia berlari untuk menenangkan diri di belakang sekolah yang saat itu sangat sepi. Dia terisak-isak di sana sendirian. Tak disangka, tiba-tiba Arza hadir dan memberikan kata-kata yang menenangkan untuknya.
Hal itu membuat Aneska terkesan. Selain kata-kata manis Arza, dia adalah cowok yang untuk pertama kalinya mengajaknya bicara. Mungkin bagi kalian ini adalah hal sepele, tapi beda lagi bagi Aneska.
Punya wajah jelek, membuat tak ada satu pun cowok yang mau mendekatinya dan mengajaknya berbicara terlebih dahulu. Sebenarnya ada, tapi mereka hanya datang untuk mencelanya.
Dan karena perlakuan Arza saat itu, akhirnya dia jadi suka. Dia berpikir, Arza adalah tipe cowok yang tak mempermasalahkan fisik.
Namun nyatanya itu hanyalah angannya semata. Karena ternyata cowok itu memang sama dengan cowok lain diluaran sana.
"Arrrgh, Arza brengsek!" Aneska berteriak di tengah tangisnya yang pecah, melampiaskan rasa bencinya pada cowok itu yang kini membumbung setinggi gunung Semeru.
"Nggak usah teriak-teriak. Ini tempat umum, bukan punya nenek moyang lo."
Teguran bernada ketus itu seketika menghentikan tangis Aneska. Dia menoleh, dan mendapati seorang cowok berdiri di sampingnya dan menatapnya seakan ia adalah makhluk asing yang tak sepantasnya berada di bumi.
Kan, apa Aneska bilang. Jika cowok mengajaknya bicara lebih dulu, mereka hanya datang untuk mencelanya.
Sejenak ia mengamati cowok itu. Dia mengenakan hoodie berwarna abu tua dan celana jeans selutut. Rambutnya tertutup tudung hoodie, membuat Aneska tidak tahu model rambut seperti apa yang dipakai cowok itu. Kulit wajah dan tubuhnya kecoklatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Ending
Teen Fiction[Completed] Judul awal : When You Reached Me Cantik, putih, feminim. Tiga kriteria yang menjadi tipe idaman Arza Kanaka, seorang cowok dari kelas XI IPA 1. Mendengar itu, Aneska Sari jadi bertekad untuk berubah seperti apa yang diidam-idamkan Arza...