8

81 18 47
                                    

Okay, just 3 random question before you start reading.

1. Kalo kesel tipe orang yang cepet balik jadi good mood atau lama?

2. Tim yang kalo nunggu sabar atau nggak?

3. Minuman favorit kalian?

Only that, bisa di skip kalo kalian males atau nggak mau jawab.

Yeah, here we go.

****

Aneska menunggu Divka yang sedang mem-foto copy dengan perasaan kesal. Tak henti-hentinya ia merutuki cowok itu yang seenaknya saja menggagalkan misi pentingnya.

Sebenarnya gadis itu sudah ingin kembali, tapi Divka menahannya dan memaksa ia untuk menunggu. Menyebalkan!

"Yuk balik, gue udah selesai." Divka membawa beberapa lembar kertas sambil berjalan ke arah Aneska yang duduk di salah satu bangku depan tempat foto copy itu.

Segera gadis itu memutar bola mata kesal. "Lama banget sih lo, paling foto copy doang. Hih, satu jam tau nggak gue nungguin lo," omelnya menggebu, dengan matanya dan mata Divka yang beradu.

Divka mencibir, kedua tangannya terlipat di dada. "Satu jam dari Hongkong? Eh, kita di sini cuma sepuluh menit."

"Ah bodo ah. Yuk buruan balik. Ck, buang-buang waktu gue aja lo." Aneska mendengkus dan dengan cepat ia berjalan meninggalkan Divka.

"Eh woi, tungguin gue. Ntar gue nyasar," teriak Divka sengaja hiperbola, sementara kakinya yang panjang segera mengejar Aneska.

"Lebay." Giliran Aneska mencibir yang direspon tawa ringan oleh Divka yang berhasil mengejar gadis itu. Keduanya lantas berjalan beriringan.

"Eh, ganti posisi. Biar gue yang di pinggir." Divka yang tadinya berjalan di sisi kiri Aneska langsung pindah ke sisi kanan sehingga dirinya yang berada di pinggir dan dekat dengan kendaraan yang berlalu-lalang.

Aneska sedikit terkejut, lalu menatap Divka dengan alis yang bertaut.

"Biar apa nih?" tanya gadis itu heran.

"Biar lo lebih aman, takutnya nanti keserempet," balas Divka santai sambil balas menatap Aneska dengan alis yang sengaja dinaik-turunkan. "Wih, gentle banget gue jadi cowok. Baper nggak lo diginiin? Ah, bukan baper lagi. Tapi pasti kelepek-kelepek," imbuhnya dengan bangga.

Aneska seketika tercengang mendengarnya. Kemudian tak ragu-ragu tangannya mencubit lengan cowok itu kuat-kuat. "Gue? Baper sama lo? Ngimpi dulu sana."

Divka mengaduh, mengusap-usap lengannya yang memerah. "Gila lo! Cewek bukan sih, tenaganya kuat banget," keluhnya.

Aneska tak membalas, malas meladeni Divka dengan segala tingkah menyebalkannya. Selanjutnya, gadis itu lebih memilih fokus berjalan dengan cepat agar segera sampai di sekolah.

"Yaelah, jangan marah dong. Sori deh, gue cuma bercanda," ucap Divka memelas dan Aneska hanya berdehem sebagai tanggapan.

Sejenak suasana jadi hening, baik Aneska maupun Divka sama-sama bungkam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Unexpected Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang