(visualisasi outfit yang dipakai naka dan dipa)
Maka acara pertunangan yang diadakan secara outdoor harus bertemu dengan kendala. Gerimis turun membasahi daratan membuat Dipa menahan tawa sambil memukul bahu Jenaka yang sedang men-setting kameranya.
"Lo doain ujan apa gimana, dah?"
"Nggak, Pradi. Ini emang murni karena langitnya lagi pengen ujan."
"Oh, oke. Eh, tapi Mikha cantik, ya, Ka?"
"Iya. Semua cewek juga cantik kali, Dip."
"Oh, gitu. Tapi---"
"Kamu bisa bersikap seperti manusia aja nggak? Jangan kaya Scooby Doo gitu."
Lalu Dipa menyengir. Ia menyudahi pancingannya. Padahal dua bulan yang lalu saat ia membuat keputusan sepihak untuk menyanggupi permintaan Mikhaila adalah karena ingin membuat adegan viral; menangis karena menghadiri pertunangan mantan kekasih. Namun ia harus mengubur keinginannya sedalam mungkin karena kini Jenaka menaruh hatinya pada sahabatnya sendiri. Dengusan Dipa pada saat mengetahui kabar tersebut seakan refleks berbicara; klise banget.
Dipa mendongakan kepalanya sedikit sambil memasang wajah berkarisma saat merasa lensa kamera Jenaka mengarah padanya. Membuat Jenaka yang memang berniat mengambil foto Dipa saat wajah laki-laki itu belum siap, mendengus. "Najis, sadar kamera."
"Yok, kita fotoin Mbak Mikha sama Mas Giandra. Duluan, Mas Jenaka," kata Dipa sambil tangannya mempersilahkan Jenaka untuk jalan lebih dulu.
Dengus tawa Jenaka seakan memberitahu bahwa eksistensi Mikhaila di dalam kepala dan hatinya tak lagi berperan sebagai tokoh utama. Perannya sebagai seseorang yang berdiri di atas segalanya telah selesai. Perempuan itu terjatuh dari posisinya dan tidak bisa bangkit lagi. Mati bersama dengan kasih sayang Jenaka yang hanya bisa dikenang.
Tentu Jenaka pergi menemukan alasan lain untuknya mengesampingkan segala hal yang tidak lebih penting baginya. Ia tetap menjadi Jenaka yang akan menomor satukan seseorang yang disayangi. Meskipun tokoh utama tak lagi sama, juga jalan cerita yang berbeda. Ini hanya tentang Jenaka dan caranya mencintai.
"Selamat, ya, Mikha. Semoga cepet-cepet ke pernikahan," tutur Jenaka sembari melempar senyum teramat tulus. Seakan menunjukan bahwa ia ikut bahagia. "Yuk, sini senyum dulu ke kamera. Kalian serasi banget."
Lalu senyum Giandra dan Mikhaila berhasil diabadikan. Walaupun ada satu senyum bahagia di antara keduanya yang hanya muncul karena keharusan. Bukan keinginan.
"Kamu juga, ya, selamat hubungannya sama Lukita naik level," balas Mikhaila sambil tertawa kecil.
Jenaka menganggap lucu ucapan selamat dari Mikhaila. Ia ikut tertawa. "Thankyou, thankyou. Eh, ini udah mau mulai, ya? Gue sama Dipa ambil posisi dulu, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Comedy Romance (END)
FanfictionTertipu oleh segala jalan cerita komedi romansa. Lupa bahwa komposisi jatuh cinta tak hanya hal baik. Namun juga dihadiri pelik. ©2020, by loeysgf.