Aku berbalik. Ada seorang wanita, dia terlihat ramah. Cantik, pakaiannya juga modis.
"Boleh minta bantuan ga?"kata wanita itu.
"Boleh kak.. mau bantu apa?"tanyaku.
"Bawain ini ke pak Shindong di ruangannya. Saya ada urusan."katanya lagi.
"Oh boleh, bilangnya apa?"
"Bilang aja dari Sejeong, semester 2."katanya.
Oh kalau begitu dia bisa saja seumuran denganku. Kalau aku mau mau saja membantu, lagian ruangan pak Shindong sejalan dengan kelasku setelah ini. Hyebin masih berdiri di sana mengobrol dengan wanita wanita tadi. Sepertinya jika berlama lama begitu mereka akan membuat fans club.
Aku berjalan membawa tumpukan kertas itu. Agak berat, tapi tak apa. Kelasnya masih setengah jam lagi, jadi aku berjalan sedikit santai. Kampus ini luas dan udaranya segar. Aku yakin akan senang disini, apalagi mempelajari passionku.
"Kertasnya jatuh."ucap seseorang dibelakang.
Suara itu? Suara yang waktu itu membuat aku membatu. Sangat familiar, sungguh.
Aku membalikan badan. Lelaki turtle neck. Dia menaruh kertas itu diatas tumpukan kertas di tanganku. Aku masih menatapnya, berusaha mengingat siapa dia. Dia juga menatapku lekat. Aku dapat melihat kesedihan yang dia tutupi itu.
Sepertinya dia punya masalah yang berat. Entah mengapa dia sangat menarik perhatianku. Wajahnya sangat menghangatkan, rambut hitamnya terlihat halus, ingin aku menyentuhnya.
"Kakak kenal saya?"tanyaku.
Dia tersenyum memiringkan kepala.
"Aku ngerasa pernah ngeliat. Apa de javu lagi ya?"ujarku sambil berpikir.
"Emang kamu pernah lihat aku dimana?"tanya dia lagi.
Aku berfikir. Memang aneh jika aku bilang dia familiar tapi tidak pernah mengenal dia. Tapi aku benar benar pernah melihat dia. Dimana ya... AH!
"Di mimpi!"seruku.
"Mimpi?"ucapnya pelan.
"Eung! Maaf ya saya emang gitu hehehe."kataku menggaruk kepala
"Jangan saya anda, kita bisa temenan kan?"katanya menjulurkan tangan.
"Gimana mau salaman, kan tangan saya- eh aku penuh kak."
Ya tangan kananku memegang tas dan tangan kiriku membawa kertas yang berat ini.
"Kamu nih aku cariin, gimana sih!"ucap seorang wanita.
Lah ini Sejeong tadi kan ya? Yang menyuruhku membawa ini ke pak Shindong? Apa yang dia lakukan di sini? Kalau dia senggang kenapa tidak dia antarkan sendiri saja? Hish!
"Lagian kamu ngapain nyuruh orang? Gaboleh gitu!"kata lelaki itu.
Dia lalu mengambil tumpukan kertas di tanganku dan menaruhnya di tangan Sejeong. Sejeong terlihat tidak suka dengan perlakuannya.
"Sana, kamu ada kelas kan?"katanya lagi.
Lah dari mana dia mengetahuinya?
"I-iya kak, saya duluan."kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
my lullabies | kdy
FanfictionAlyna seorang wanita yang mencari cara menyembuhkan insomnianya bertemu dengan Doyoung sang lullaby yang misterius. Apa yang terjadi di masa lalu, dan apa yang terjadi di masa sekarang harus Alyna kupas untuk menemukan jawaban dari tanyanya selama i...