Mountain: "Kecelakaan"

1 0 0
                                    

ALYNA POV


"Mending kamu ikut Kun ke gunung."kata mama mengelus kepalaku.

Aku yang masih saja melamun di kamar menggelengkan kepala. Jelas saja, waktu yang ada bisa ku gunakan mencari dia. Bagaimana kalau besok saat aku pergi Doyoung datang ke taman itu atau ke tempat konser dan aku tak ada disana? Tidak, bukan saatnya bersenang senang.

"Ikut ya?"kata Kun berdiri di ambang pintu.

Aku lagi lagi menggeleng sambil terus memandangi foto aku dan dia di depan pantai sambil tersenyum satu sama lain. Betapa bahagianya saat itu.

"Kalau kamu ikut, mama janji bakal coba hubungin orang tua Doyoung. Mama bakal cari informasi sampai ketemu."kata Mama menatapku.

Aku memegang kedua pundak mama dan memandangnya.

"Mama janji?"tanyaku pelan.

Mama mengangguk pasti dan memelukku. Aku berdiri dan bersiap untuk pergi dengan Kun mendaki gunung. Mama sudah menyiapkan barang barangku sebelumnya dan kami berdua pun berangkat ke tujuan.

Disana bukan hanya kami, ada beberapa teman Kun yang ikut juga. Aku tak dapat melihat semuanya dan lebih ke tidak peduli. Aku hanya mau ini cepat selesai dan pulang. Kun menemaniku dan membantuku melakukan ini. Sejujurnya, ini sedikit menghiburku.

Melihat setiap jalan ini, udara segar diatas sini, namun tak sedetikpun aku teralihkan dari pikiranku tentangnya. Apa mungkin saja ada dia di sini? Bisa jadi.

Aku terus mendaki dan melihat ke sekeliling. Aku pernah melakukan ini bersama ayah dulu. Ayah suka mendaki gunung seperti ini. Saat aku kecil dulu ayah suka membawaku pergi kemanapun dan aku suka ikut bersamanya.

Namun setelah dia diberi tugas untuk pergi dan memutuskan meninggalkanku demi cita citanya, aku tak pernah merasakan bahagia bersamanya lagi. Ketika dia pulang, itu malah berubah menjadi rasa tidak suka. Bukannya aku benci padanya, tapi keberadaan dia didekatku terasa seperti asing.

Aku rindu ayah, tapi ayah yang dulu. Ayah yang selalu membuatku tersenyum dengan leluconnya, ayah yang memandangku dengan tatapan bahagia setelah pulang kerja. Berbeda dengan dia yang sekarang, dia pulang hanya untuk membereskan kekacauan di rumah. Dia selalu bertanya, "Ada masalah apa selagi ayah pergi kali ini?" dan mama selalu memberi tahunya. 

Akhirnya kedatangannya membuatku tidak suka. Dia tak pernah bertanya apa yang membuat kami senang salama dia pergi atau sesuatu yang lebih membuatku senang membahasnya. Aku selalu menghindarinya, dan lebih baik aku tidak bertemu dengannya sama sekali.

"Na? Masih kuat?"tanya Kun yang melihatku mulai memegangi kakiku.

Aku berhenti berjalan dan menggeleng.

"Aku gendong ya?"tanyanya.

Aku tidak suka Kun menggendongku. Malam di pantai itu, Doyoung berkata kalau sebenarnya dia cemburu melihatku. Bagaimana jika dia ada disini dan bukannya aku mencarinya aku malah membuatnya cemburu lagi?

Aku menggeleng mantap dan melanjutkan berjalan.

"Na."panggil Kun.

Aku berbalik dan menatapnya.

"Kamu gamau bicara sama aku?"

Aku terdiam, aku sedang tidak mau berbicara. Kun mendekatiku dan berjongkok di depanku seraya berkata, "Naik."

Aku tidak mau dan terus berjalan ke atas. Kun sepertinya mengikutiku dari belakang, terkadang dia memegangi jaketku sewaktu waktu aku oleng dan hampir terjatuh. Aku memaksakan kakiku yang sepertinya akan lumpuh untuk terus naik ke atas gunung.

my lullabies | kdyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang