"Colokan sambungnya ada di sebelah mana mas?"tanya Doyoung pada karyawan toko.
"Di sebelah sini mas, saya tunjukin."
Aku dan Doyoung sedang ada di toko serba ada. Ya aku sudah berjanji untuk membantunya. Sebenarnya aku juga tidak mengerti soal hal begini. Tapi aku tidak bosan, aku juga membeli barang barang yang aku inginkan.
Barang yang ingin kubeli sudah masuk keranjang. Sekarang aku hanya mengekori Doyoung mencari keperluan untuk konser.
"Nyari apa?"tanyaku saat melihatnya menelusuri satu rak berkali kali.
Dia tidak menjawab dan fokus mencari. Lalu dia tiba tiba menatapku. Dia melangkah dua langkah dan membuatku reflek mundur ke belakang. Dia maju satu langkah lagi, kini punggungku sudah menempel pada rak.
Aku menelan ludah. Dia menatapku lekat. Doyoung mengangkat tangannya ke arah rak.
"Aku mau ngambil ini..."ucapnya menunjukan kertas krep berwarna warni.
"O-oh.."kataku lalu menyingkir sedikit ke samping.
Aku melihatnya tersenyum diam diam. Jangan bilang dia sengaja?
"Udah ini aja?"tanyaku.
"Iya, udah yu bayar."
Doyoung berjalan di depanku. Aku masih mengatur nafas akibat jantungku yang seperti habis lari marathon.
"Sini aku bantu pegang."kataku mengambil keranjang belanja dari tangan Doyoung.
"Hah? Ga gausah aku aja."
"Gapapa, aku gaada bantu apa apa dari tadi."ucapku mengambil keranjang itu dan berjalan semangat ke arah kasir.
"lucu."ucapnya pelan.
Aku melihat kebelakang tapi dia sedang melihat rak berisi celana dalam wanita. Aku reflek tertawa.
"Kamu liat apa hah?"kataku tertawa.
Dia kaget. Wajah kagetnya sungguh lucu.
Setelah membayar semuanya, Aku dan Doyoung membawa belanjaan dan masuk ke dalam mobil. Lumayan lelah berkeliling tadi, tapi aku senang bisa keluar rumah. Lagian hari ini aku tidak ada acara apapun.
"Mau ke mana lagi?"tanyaku.
"Makan ayam bakar."
Wah kalo ayam bakar aku tidak bisa menolak.
"Seneng banget ya ayam bakar sampe senyum senyum gitu."
Aku tertawa kecil.
"Cantik kan kalo senyum."
Um.. APA KATANYA?!
"Panas?"tanyanya.
Mungkin karena aku mengipas ngipas wajahku.
"E-engga.."ucapku langsung menghentikan tanganku.
Dia memalingkan wajahnya dari jalan dan melihatku sekilas.
"Kenapa mukanya merah? Kamu sakit?"ujarnya sambil menggerakan tangan kirinya seperti memanggil.
"Kenapa?"
"Sini deketan, ga nyampe.."
Aku bingung dan memajukan kepalaku ke arah tangannya. Dia menempelkan tangannya di jidatku seraya fokus menyetir. Aku terdiam beberapa detik.
"Ga panas ko.. mau pulang aja?"tanyanya dengan wajah khawatir.
"e-engga aku ga sakit.."
"Kalo pusing bilang ya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
my lullabies | kdy
FanfictionAlyna seorang wanita yang mencari cara menyembuhkan insomnianya bertemu dengan Doyoung sang lullaby yang misterius. Apa yang terjadi di masa lalu, dan apa yang terjadi di masa sekarang harus Alyna kupas untuk menemukan jawaban dari tanyanya selama i...