Konsentrasi Aiden benar-benar terganggu dengan notif ponselnya. Cowo itu memang tak pernah Mensilent ponselnya untuk memudahkan ia ketika mendapatkan pesan penting. Akan tetapi inilah yang kadang membuatnya kesal.
Akhirnya ia menyerah memilih menutup laptopnya yang penuh dengan tugas-tugas kuliahnya. Ia menatap malas ponsel berwarna hitam miliknya. Satu persatu notif ia periksa dengan begitu teliti hingga ada notif yang menariknya.
Ia membaca komentar netizen di postingan terakhir instagramnya. Matanya membulat ketika membaca komentar sang adik di postingan itu.
"Kok bisa si bunda punya anak macam dia!" Gerutunya kesal.
Vnya_nay
Gada akhlak lo anjir
Sumpah ya nay heran gue tuh
Kok bisa punya adek macam
KauBaywan kalo berani sini
Cih beraninya lewat komen
Otak-otak hasil give away emang
Gitu kali yaNaya bangke banget lo bales nggak!
Ngartis banget si!
Awas aja, sampe rumah gue bakal
Siksa lo!Aiden benar-benar kesal lantaran DM-nya tak kunjung dibalas oleh Naya. Cowo itu membanting tubuhnya di kasir kingsize-nya. Berbeda dengan kamar Naya, Aiden memilih desain kamar yang cukup mewah dan luas. Terdominasi warna hitam dengan aroma vanilla yang menyeruak di kamar itu membuat siapapun betah berlama-lama di sana.
Seketika kenangan masa kecilnya bersama adiknya dan Gemi mampir di kepala. Sudah banyak sekali hal yang mereka lewati bersama. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Bocah-bocah cadel itu kini telah tumbuh dewasa. Aiden tersenyum mengingat satu momen sewaktu ia dimarahi Gemi karena membiarkan Vanya berenang di parit yang kotor.
"Naya kamu ngapain disitu?" Tanya bocah laki-laki berumur 5 tahun.
Bocah perempuan berambut coklat madu yang diketahui bernama Naya itu mendongak dan menghentikan aktivitasnya menangkapi ikan-ikan kecil. "Gege, ini ikannya banyak banget loh. Kata bang iden suluh ditangkep buat makan nanti sole, enak loh kata bang iden juga."
Bocah laki-laki lima tahun itu ternganga, sedangkan bocah laki-laki satunya cekikikan tak jelas.
"Dilumah aku banyak ikan, udah kamu naik sini. Cepetan pegang tangan aku," Ujarnya sembari mengulungkan tangan mulusnya.
"Tapi Naya balu dapat satu, gege."
"Tangkep lagi dong, satu mana kenyang sesuap aja ngga kerasa," Tutut bocah 10tahun itu.
"Naik atau aku bilangin sama bunda?" Tegas Gege.
"Ish, iya ini naik," Jawab Naya sembari mencebikan bibirnya. Gege menatap Naya yang penampilannya sudah benar-benar astaghfirullah. Bajunya basah kotor, rambutnya acak-acakan dan beberapa lumpur ada di pipinya.
"Abang kok tega banget si suluh Naya gitu? Ini tuh palitnya kotol abang, ihhh! Liat tuh Naya kayak orang-orangan sawah kan jadinya, Gege lapolin ke bunda gamau tau!" Naya hanya diam menyaksikan Gege marah marah sedangkan bocah 10 tahun itu nampak panik karena ancaman dari Gege yang sudah dipastikan bukan main-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
Teen FictionDi pacarin kok bangga? Dinikahin dong! __________________________________________ Start 30 Desember 2020