Seorang namja menatap bunga dan coklat didalam lokernya dengan tatapan datar dan tidak suka. Dengan emosi, namja itu mengambil bunga dan coklat tersebut lalu melemparkannya kedalam tempat sampah setelah menghancurkan bunga dan coklat tersebut. Setelahnya ia mendecih tidak suka dan membersihkan kedua tangannya yang terasa kotor baginya.
Segera ia mengambil baju olahraga miliknya dan menutup lokernya dengan kencang lalu berlalu pergi menuju ruang ganti dengan santai, seolah tidak melakukan apapun. Tidak tau saja dirinya, jika ada seseorang dibalik salah satu pilar yang melihat sikapnya itu. Orang itu adalah pemberi bunga dan coklat itu, orang yang sudah mencintainya selama 2 tahun terakhir.
Kedua matanya berkaca-kaca, nafasnya tercekat karena menahan airmata dan isak tangisnya agar tidak terdengar. Dengan kasar ia mengusap matanya yang mulai mengeluarkan airmata, mengatur nafasnya seperti semula. Setelahnya ia segera berlari menjauh darisana sebelum ada orang lain yang melihatnya. Tapi terlambat, seseorang telah melihatnya disana tanpa sepengetahuan dirinya.
Seorang yeoja menatap tajam punggung namja itu, bibirnya menyeringai lebar saat melihat bunga dan coklat milik namja itu dibuang oleh sang kekasih. Senyum kemenangan perlahan tercetak jelas dibibirnya.
"Jangan pernah bermimpi untuk bersanding dengan kekasihku, Han Seojun." Ucapnya datar.
Yeoja itu Lim Jukyung, kekasih dari Lee Suho, seorang prince sekolah yang sangat tampan dan dingin. Jukyung dan Suho telah menjadi sepasang kekasih selama 1 tahun dan keduanya menjadi pasangan paling romantis satu sekolah, bahkan hingga sekarang hubungan mereka masih jadi perbincangan hampir seluruh siswa dan siswi disekolah.
***
Seojun berjalan keluar dari kelasnya menuju perpustakaan. Kepalanya terus menunduk sepanjang jalan, terlalu takut untuk menatap mata siswa dan siswi disana yang menatapnya tidak suka. Seojun merupakan salah satu siswa yang pendiam disekolahnya, bahkan teman pun dirinya tidak punya banyak. Orang-orang menganggap Seojun aneh karena terlalu suka kesendirian dan benci akan keramaian.
Seojun bukanlah seorang anak dari keluarga tak mampu, kedua orang tuanya merupakan orang yang memiliki hidup berkecukupan, tetapi mereka terlalu sibuk mencari uang dan harta kekayaan hingga melupakan kehadiran Seojun sebagai anak mereka. Seojun bukan tidak ingin berteman, hanya saja dirinya tidak ingin memiliki seorang teman yang hanya akan memanfaatkan dirinya saja.
Seojun meremat ujung seragamnya saat melihat beberapa siswi berdiri diujung koridor. Siswi-siswi itu menghampiri Seojun dengan tatapan tajamnya yang menyiratkan kebencian. Memang banyak orang yang membenci Seojun disekolahnya entah karena alasan apa. Seojun sendiri sudah terbiasa mendapat bullyan dari orang-orang yang membencinya setiap hari.
' Bruk '
Seorang yeoja mendorong tubuh Seojun dengan kasar hingga namja berwajah manis itu terjatuh kelantai. Siswi itu tertawa remeh melihat Seojun yang terduduk dilantai dengan kepala menunduk.
Seojun meringis pelan, "Shh... T-tolong biarkan aku pergi." Lirihnya pelan.
"Apa katamu? Membiarkan dirimu pergi? Bisa saja, tapi sebelum kau pergi, kerjakan semua tugas kami dan harus selesai sebelum bel masuk berbunyi." Ucap yeoja itu dengan tajam lalu melemparkan buku tulisnya pada Seojun, diikuti dengan teman-temannya yang lain.
Seojun mengangkat kepalanya, menatap punggung para yeoja itu yang perlahan menjauh dan menghilang dibelokan koridor. Seojun lalu mengambil buku-buku milik para yeoja itu yang berserakan dilantai dan kembali melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan. Seojun berusaha bersikap seolah-olah dirinya baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand || Suho x Seojun✔
General FictionHappy Reading. Terkadang cinta selalu disalahkan karena suatu hal, padahal sesungguhnya cinta tidak pernah salah. Senyum bukan berarti bahagia. Tertawa bukan berarti senang. Semua itu dilakukan untuk menutupi luka dan kesedihan yang ada. Sama halny...