Seojun menghirup udara pagi yang menyegarkan. Jam masih menunjukkan pukul 06.30 kst, tetapi namja dengan wajah manisnya itu sudah berada disekolahnya. Seojun memang sengaja berangkat pagi untuk meletakkan bekal makanan untuk Suho didalam loker lelaki tampan itu. Hal itu telah menjadi kebiasaan Seojun selama kurang lebih 2 tahun lamanya. Seojun senang melakukan hal itu, meksipun terkadang pemberiannya dibuang oleh Suho.
Tungkainya melangkah menuju loker anak Club basket. Suasana koridor sekolah sangat sepi, bahkan hanya suara angin dan langlah kaki yang terdengar. Bibir tipis tak henti-hentinya tersenyum sejak tadi. Seojun menghentikan langkahnya didepan loker, menatap sekelilingnya untuk memastikan keadaan sekitar yang sepi. Setelah memastikan jika keadaan benar-benar sepi, Seojun langsung membuka loker milik Suho dan meletakkan bekal makanan ditangannya kedalam sana.
Tanpa Seojun sadari, Suho melihat itu semua dari balik pilar disana. Suho memang sengaja datang lebih pagi dari biasanya untuk melihat siapa orang yang selama ini meletakkan makanan, minuman, serta bunga didalam lokernya. Senyum smirk terbit diwajahnya, lalu setelah itu ia mengambil ponselnya dan mengirim sebuah pesan pada seseorang. Suho kembali menatap Seojun yang masih berdiri didepan lokernya.
' Sepertinya bermain denganmu tidak terlalu buruk, Han Seojun '
Batin Suho berucap.
Suho menghampiri Seojun dengan langkah sepelan mungkin, lalu berdiri disamping namja berwajah manis itu tanpa disadari oleh sang empu. Suho memandangi wajah namja disampingnya yang begitu manis. Suho tersenyum tipis lalu mencubit pipi chubby milik Seojun pelan, membuat sang empu tersentak kaget dan menoleh kesamping. Seojun terdiam mematung ditempatnya saat menatap lelaki tampan yang berdiri didepannya kini. Jantungnya berdegup kencang dan pipinya merona malu.
"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Suho.
Seojun gelagapan, "A-aku aku... Maafkan aku. Aku harus pergi sekarang." Seojun ingin beranjak pergi darisana, namun tangan Suho lebih dulu menarik tangannya dan memeluk pinggangnya.
Tubuh keduanya kini saling menempel satu sama lain. Seojun menundukkan kepalanya, terlalu takut untuk menatap kedua mata tajam milik Suho. Suho mendekatkan wajahnya, menarik dagu Seojun hingga wajah namja manis itu terangkat. Nafas keduanya terasa hangat saling menerpa satu sama lain.
"Aku tadi melihatmu memasukkan bekal makanan kedalam lokerku, apakah selama ini dirimu yang selalu meletakkan makanan, minuman, atau coklat kedalam lokerku?" Tanya Suho dengan lembut.
Jantung Seojun semakin berdegup kencang, matanya bergulir kesana-kemari untuk menghindari kontak mata dengan Suho. Seojun semakin merasa gugup saat berada didekat Suho. Akhinya Seojun hanya menganggukkan kepalanya pelan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Suho.
"Kamu manis. Boleh aku minta nomor ponselmu?" Tanya Suho.
Seojun menatap Suho lalu menyerahkan ponsel miliknya pada Suho. Lelaki tampan itu tersenyum tipis lalu mengambil ponsel Seojun dan mengetikkan nomornya disana. Suho melakukan ini karena ia memiliki sebuah rencana.
"Terima kasih. Simpan nomorku dan hubungi aku nanti, aku juga telah menyimpan nomormu. Aku pergi dulu, selamat tinggal." Suho mengacak pelan rambut Seojun lalu pergi meninggalkan namja manis itu yang masih mematung ditempatnya.
Setelah beberapa detik, Seojun tersadar dan berseru girang. Tangannya menyentuh rambutnya yang acak-acakan akibat ulah Suho. Pipinya bersemu merah.
"Aaaaa! Aku senang sekali!" Pekiknya.
***
Seojun menonton film dilaptopnya sambil memakan Snack ditangannya. Mulutnya tak berhenti mengagumi ketampanan sang tokoh utama dalam film tersebut. Malam ini entah kenapa terasa berbeda bagi Seojun, mungkin karena kejadian tadi pagi. Mengingat hal itu, senyum Seojun kembali terbit diiringi dengan rona merah yang terlihat semu dikedua pipi chubbynya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand || Suho x Seojun✔
General FictionHappy Reading. Terkadang cinta selalu disalahkan karena suatu hal, padahal sesungguhnya cinta tidak pernah salah. Senyum bukan berarti bahagia. Tertawa bukan berarti senang. Semua itu dilakukan untuk menutupi luka dan kesedihan yang ada. Sama halny...