Suho menjelaskan semuanya pada Seojun dari awal. Sempat membuat Seojun tidak percaya, namun akhirnya ia percaya setelah melihat artikel dimana mengatakan bahwa pertunangan antara Suho dan Jukyung batal karena kini perempuan itu menjadi buronan polisi. Seojun bersyukur karena Suho tidak jadi bertunangan dengan perempuan itu. Ini memang salahnya karena meninggalkan Suho begitu saja tanpa memikirkan bagaimana laki-laki itu kedepannya. Mulai hari ini Seojun berjanji tidak akan meninggalkan Suho lagi dan selalu berada disamping laki-laki itu dalam keadaan apapun.
Keadaan Suho tidak baik-baik saja. Laki-laki itu kelihatan hancur karena kehilangannya. Tatapannya benar-benar terluka dan kehilangan, seolah-olah tidak ada tujuan hidup. Tapi sekarang semuanya telah berubah. Tatapan itu telah menjadi tatapan penuh kebahagiaan dan senyum itu tidak lagi dipaksakan. Seojun kini merasa senang dan bahagia karena Suho telah kembali menjadi miliknya.
Suho melepas pagutan bibirnya. Menatap Seojun dalam dengan keadaan kening miliknya menempel pada kening Seojun. Jemarinya mengusap pipi Seojun lembut, menghapus lelehan saliva diujung bibir Seojun hingga dagu pemuda itu. Seojun membalas tatapan Suho sama dalamnya. Senyum terukir indah dibibir keduanya. Jantung keduanya bahkan berdetak dengan irama yang sama.
"I Love You, Han Seojun." Ucap Suho lembut. Nafas hangat laki-laki itu menerpa wajah Seojun dengan lembut.
"I Love You Too, Lee Suho." Balas Seojun dengan suara sama lembutnya.
Tanpa keduanya sadari, Chorong menatap mereka sejak tadi. Senyum milik pemuda itu terbit melihat keduanya akhirnya dapat saling memiliki. Setelah ini Seojun tidak akan merasa sepi dan kehilangan lagi. Jika Seojun bahagia, Chorong akan berusaha untuk ikut merasakan bahagia seperti yang dirasakan Seojun.
•••
Jukyung masih berlari menghindari kejaran polisi dan Soojin dibelakangnya. Perempuan itu menembakkan peluru didalam pistol ditangannya berkali-kali hingga mengenai beberapa polisi. Jukyung berlari memasuki salah satu rumah kosong didalam sebuah perumahan. Beberapa orang yang tinggal disana dibuat kaget karena mendengar suara tembakkan diluar rumah. Hampir semua orang kini keluar dari dalam rumah mereka untuk melihat keadaan diluar.
Soojin masih mengejar Jukyung hingga ke dalam rumah. Sementara sebagian polisi mencoba memberi penjelasan untuk orang-orang disana agar mengerti dan tidak membuat kekacauan.
Jukyung melempar barang-barang disekitarnya ke arah Soojin hingga debu beterbangan dan mengenai mata Soojin. Kesempatan itu digunakan Jukyung untuk berlari menuju lantai paling atas dan mengunci dirinya didalam salah satu kamar. Jukyung sebenarnya merasa sangat ketakutan saat ini, perempuan itu mendudukkan dirinya disudut kamar. Tangannya menggenggam pistol ditangannya dengan erat.
Diluar sana Soojin mengetuk pintu kamar yang ditempati Jukyung dengan brutal. Berkali-kali ia memukul dan menendang pintu itu berharap agar segera terbuka. Tapi pintu itu terlalu kuat hingga sulit untuk dibuka, kecuali jika dibuka menggunakan kunci. Jukyung membuka laci-laci disana, mengambil sebuah kunci yang diyakininya sebagai kunci pintu tersebut.
"Jukyung, buka pintunya!!! Kau yang buka, atau aku yang buka sialan!!!" Teriak Soojin dari luar.
Jukyung mendorong lemari dan meja didalam kamar itu untuk menyangga pintu agar tidak bisa dibuka dari luar. Jukyung mati-matian menahan ketakutannya. Perempuan itu menahan lemari dan meja dihadapannya agar pintu kamar tidak bisa dibuka oleh Soojin.
' Brak '
"Percuma ini pintu lo tahan pake lemari sama meja, gue akan tetap dobrak dan bawa lo ke kantor polisi. Lebih baik nyerah sekarang daripada gue buat lo luka-luka setelah ini." Ancam Soojin.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand || Suho x Seojun✔
Ficción GeneralHappy Reading. Terkadang cinta selalu disalahkan karena suatu hal, padahal sesungguhnya cinta tidak pernah salah. Senyum bukan berarti bahagia. Tertawa bukan berarti senang. Semua itu dilakukan untuk menutupi luka dan kesedihan yang ada. Sama halny...