Typo itu bonus.
•
•
•Seojun membuka pintu rumahnya perlahan, tidak memperdulikan teriakan orang tuanya yang memanggil namanya. Tungkainya terus melangkah menaiki tangga, menuju kamarnya dilantai atas. Seojun tidak tau lagi harus pergi kemana dan akhirnya ia memilih untuk pulang kerumahnya untuk menenangkan diri. Seojun butuh sendiri dan ketenangan saat ini. Tidak peduli dengan sekolahnya, karena saat ini pikirannya benar-benar kacau.
Seojun menutup pintu kamarnya, tubuhnya merosot dibelakang pintu, menyentuh dinginnya lantai. Tangisannya kembali luruh dan isakkan kecil kembali terdengar dari bibir tipisnya. Sungguh, hatinya benar-benar sakit dan hancur karena Suho. Seojun telah merubah penampilannya, sikapnya, dan sifatnya menjadi lebih baik lagi hanya untuk mendapatkan cinta seorang Lee Suho, tapi semuanya hancur berantakan karena perbuatan Suho. Seojun benci Suho! Sangat membenci Suho! Tapi didalam hati kecilnya, Seojun masih mencintai Suho.
Seojun memeluk kedua lututnya dengan erat, menenggelamkan kepalanya diantara kedua lipatan tangannya. Seojun sadar cintanya bertepuk sebelah tangan karena Suho telah memiliki Jukyung sebagai kekasihnya. Seojun terlalu berharap akan Suho, hingga tidak bisa memberontak atas perbuatan Suho semalam. Perjuangan Seojun untuk mendapatkan Suho berakhir sia-sia.
Seojun menyesal karena telah merubah penampilannya, sikap, serta sikapnya hanya demi menarik perhatian Suho dan mendapatkan cinta Suho, tetapi semuanya harus berakhir dengan menyakitkan. Seharusnya Seojun tetap menjadi berandalan dan badboy seperti dulu, daripada menjadi dirinya yang sekarang dan dianggap lemah oleh semua orang. Seojun benci dirinya yang sekarang. Lemah dan dianggap tidak berguna.
"Seharusnya aku gak berubah kaya sekarang. Seharusnya aku tetap menjadi diriku sendiri tanpa harus memakai topeng dan menjadi seperti orang lain. Mulai sekarang, aku akan kembali seperti dulu. Semua ini karena dirimu, Lee Suho! Aku benar-benar membencimu!" Seojun melemparkan barang-barang disekitarnya hingga membentur dinding.
Seojun sedih, sakit hati, marah, dan kecewa. Seojun berteriak dan menangis seperti orang gila didalam kamarnya, tapi dia tidak peduli dan tetap mengeluarkan seluruh amarahnya dan melampiaskannya pada barang-barang yang ada disekitarnya hingga hancur tak berbentuk dilantai. Seojun tidak peduli, hatinya telah hancur, lebih hancur dari semua barang-barang itu yang masih bisa dibeli lagi.
"Hiks hiks kenapa tuhan?! Kenapa aku yang merasakan ini semua?! Kenapa aku harus hidup seperti ini?! Hidupku hancur, sudah tidak berharga lagi. Aku benci kamu, Lee Suho! Sangat membencimu!" Pekik Seojun lalu kembali menangis dengan kencang.
Diluar sana, Tn. Han dan ny. Han berteriak memanggil nama Seojun dan terus mengetuk pintu kamar Seojun dengan brutal. Anaknya tidak pernah melakukan hal seperti ini, kecuali jika Seojun benar-benar marah. Ny. Han menangis dan terus berteriak memanggil nama anak semata wayangnya, berharap Seojun akan membukakan pintu kamarnya. Tn. Han sangat menyesal karena selama ini selalu bertindak keras kepada Seojun tanpa memikirkan perasaan anak itu. Pak Kim dan Pak Kang segera datang untuk mendobrak paksa pintu kamar Seojun yang terkunci dari dalam.
***
Suho menatap Jukyung disampingnya tanpa minat sedikitpun. Sungguh, wanita disampingnya ini benar-benar tidak berhenti berbicara sejak tadi, membuat telinga Suho terasa panas dan sakit. Tapi Suho tidak bisa membantah ucapan Jukyung, karena yang ada wanita itu akan marah padanya selama berhari-hari dan sebagai permintaan maafnya harus membeli barang-barang branded yang harganya tidak murah. Suho bukan type orang yang suka menghamburkan uang untuk membeli kebutuhan yang tidak penting, tapi demi Jukyung, Suho rela menghamburkan uangnya sebanyak mungkin agar kekasih hatinya itu tidak marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand || Suho x Seojun✔
General FictionHappy Reading. Terkadang cinta selalu disalahkan karena suatu hal, padahal sesungguhnya cinta tidak pernah salah. Senyum bukan berarti bahagia. Tertawa bukan berarti senang. Semua itu dilakukan untuk menutupi luka dan kesedihan yang ada. Sama halny...