Typo itu bonus.
•
•
•Seojun melangkahkan kakinya dikoridor sekolah dengan angkuh. Penampilannya benar-benar berubah drastis dari sebelumnya, membuat beberapa yeoja disana kagum dan terpesona akan wajah tampan tanpa ekspresi milik Seojun, serta tatajam tajam penuh intimidasi laki-laki itu. Hari ini Seojun benar-benar terlihat jauh berbeda dari biasanya, tidak ada Seojun yang selalu berjalan dengan menunduk saat dikoridor serta tatapan lembutnya lagi. Seojun telah kembali menjadi dirinya sendiri.
Seojun tidak peduli dan tetap berjalan menuju ruang kelasnya. Beberapa yeoja mengikuti Seojun dibelakangnya karena masih tidak percaya dengan penampilan Seojun yang sekarang. Siswa dan siswi yang sempat membully Seojun pun ikut menganga tak percaya melihat sosok Seojun yang terlihat jauh berbeda dari dirinya yang sebelumnya. Bahkan Suho menatap Seojun dari tempat duduknya dengan ekspresi terkejut.
Jukyung menyenggol lengan Suho hingga laki-laki itu mengalihkan atensinya pada sang kekasih. Jukyung terlihat tidak suka saat melihat Suho memandangi Seojun tanpa berkedip seperti tadi. Sementara Suho masih mencuri pandang kearah Seojun yang duduk disampingnya, namun masih ada jalan yang menjadi penghalang diantara keduanya ( mikir sendiri ya, aku bingung jelasinnya ).
Bel masuk berbunyi, menandakan jika jam pelajaran akan segera dimulai. Beberapa siswi segera kembali ketempat duduk mereka masing-masing sebelum guru datang. Seorang guru perempuan berjalan dengan angkuh kedalam kelas, diikuti dengan seorang laki-laki dibelakangnya dengan seragam yang sama dengan murid lainnya. Seojun terbelalak saat melihat laki-laki itu, laki-laki itu adalah laki-laki yang menolongnya untuk keluar dari dalam gudang tua itu.
Kelas seketika hening, semuanya menatap laki-laki itu dengan tatapan berbeda-beda. Tatapan Seojun dan laki-laki itu beradu pandang, keduanya tersenyum canggung sebelum akhirnya Seojun mengalihkan pandangannya karena salah tingkah melihat senyum lelaki itu. Suho mengeraskan rahangnya saat melihat laki-laki asing didepan yang tengah tersenyum pada Seojun. Suho tidak suka ada orang lain yang tersenyum pada Seojun.
"Semuanya tolong diam sebentar. Hari ini, kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu." Ucap guru perempuan itu.
Laki-laki itu menampilkan senyumnya, "Annyeong haseyo, Jung Seyeon imnida. Mohon bantuan kalian." Ucap laki-laki bernama Jung Seyeon itu.
"Sekarang kau boleh duduk dibelakang Han Seojun."
***
Jam istirahat telah tiba, seluruh murid pasti akan pergi kekantin untuk mengisi perut mereka yang telah meronta kelaparan meminta makan. Seojun membalikkan tubuhnya, menatap laki-laki bernama Seyeon yang telah menolongnya beberapa hari yang lalu. Senyum tertoreh dengan indah diwajah Seojun, membuat jantung Seyeon berdekat kencang didalam sana. Senyum Seojun benar-benar sesuatu bagi Seyeon.
Seyeon berdeham pelan lalu tersenyum tipis pada Seojun. Seojun merogoh isi tas sekolahnya, mengambil sebuah bekal dan menyodorkannya pada Seyeon. Sebenarnya Seojun membawa bekal itu untuk Suho, tapi Seojun tidak ingin semakin mencintai Suho dan memutuskan untuk mengurungkan niatnya dan memilih untuk menyimpan bekal itu didalam tasnya.
Seyeon menatap bekal itu dan Seojun bergantian dengan tatapan bertanya.
"Tadi aku membawa bekal. Untukmu saja, aku sudah kenyang." Ucap Seojun. Seojun belum makan apapun sejak tadi pagi karena terlalu sibuk menyiapkan bekal untuk Suho, tapi dirinya lebih memilih untuk berbohong daripada berkata sejujurnya. Seojun hanya tidak ingin usahanya untuk melupakan Suho berakhir sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand || Suho x Seojun✔
General FictionHappy Reading. Terkadang cinta selalu disalahkan karena suatu hal, padahal sesungguhnya cinta tidak pernah salah. Senyum bukan berarti bahagia. Tertawa bukan berarti senang. Semua itu dilakukan untuk menutupi luka dan kesedihan yang ada. Sama halny...