9

2.9K 377 34
                                    

Typo? Oh salah keyboardnya. Aku udh ngetik bener, eh malah keyboardnya yg rada².



Matahari telah menunjukkan sinarnya, menggantikan posisi bulan untuk menerangi seluruh isi bumi. Kicauan burung mulai terdengar, mengganggu Suho yang tertidur dengan lelap. Suho mendudukkan dirinya dan menatap sekitarnya. Suho ketiduran dibangku taman selama semalaman. Tadi malam Suho memang sengaja pergi ke taman untuk menenangkan dirinya dan berusaha untuk merenungkan semua kesalahannya pada Seojun.

' Drrt '

Dering ponsel milik Suho menyadarkan lamunan laki-laki tampan itu. Dengan malas Suho merogoh saku celananya dan mengambil ponsel miliknya, berdecak malas saat melihat nama sang ayah tertera disana. Suho memilih untuk mengabaikan panggilan dari sang ayah dan mematikan ponselnya. Ayahnya pasti akan memarahinya lagi karena tidak pulang kerumah dan membolos sekolah hari ini. Suho muak mendengar ocehan dari sang ayah.

Suho ingin sendiri saat ini, tanpa siapapun yang mengganggunya. Pikiran Suho benar-benar kacau karena kejadian semalam, dimana dirinya melihat Seyeon dan Seojun berduaan di danau. Suho tau dirinya tidak berhak marah pada Seojun, tetapi hatinya tidak rela melihat pemandangan yang membuat hatinya sakit dan sesak itu. Suho sendiri bingung dengan perasaannya saat ini. Awalnya Suho hanya ingin bermain-main dengan Seojun, tapi semenjak malam itu, Suho merasa sesuatu yang berbeda dalam dirinya.

Perlahan rasa cintanya pada Jukyung mulai memudar, jantungnya tidak lagi berdegup kencang seperti dulu saat bersama Jukyung. Suho benar-benar bingung dengan perasaannya sendiri.

"Ada apa dengan perasaanku? Apakah aku mencintai Seojun? Sepertinya tidak mungkin, aku hanya ingin bermain-main dengannya, pasti ini hanya rasa kasihan." Suho mengusak rambutnya frustasi lalu segera beranjak darisana.

***

' Plak '

Seojun menggenggam gagang pintu rumahnya dengan kuat saat pendengarannya menangkap suara tamparan dari dalam sana. Tanpa harus membuka pintu dan melihat kedalam rumahnya, Seojun sudah tau apa yang terjadi pada kedua orang tuanya. Orang tuanya bertengkar lagi untuk yang kesekian kalinya. Seojun lelah mendengar pertengkaran itu hampir terjadi setiap hari.

Seojun mulai terisak pelan didepan pintu rumahnya dengan kedua tangan yang menutupi telinganya, berharap suara-suara yang menyakiti hatinya itu tidak lagi terdengar oleh telinganya. Sejak Seojun menginjak bangku sekolah menengah pertama, kedua orang tuanya selalu bertengkar karena masalah sepele dan berakhir dengan Seojun yang menjadi pelampiasan amarah mereka.

"Lebih baik kita bercerai!!!"

"Baik, saya akan mengurus surat perceraiannya!!!"

Tidak! Seojun tidak ingin melihat kedua orang tuanya bercerai. Seojun tidak siap melihat dua orang yang disayanginya berpisah begitu saja. Seojun tidak ingin menjadi seorang anak broken home. Apakah mereka tidak memikirkan perasaan Seojun?

' Brak '

Seojun membuka paksa pintu rumahnya lalu berlari menghampiri ayah dan ibunya yang masih saling melempar tatapan tajam penuh amarah dan kebencian satu sama lain. Banyak pecahan-pecahan kaca dari barang pecah belah yang dilempar oleh kedua orang tuanya dilantai. Seojun menatap ayah dan ibunya dengan tatapan kecewanya, namun orang tuanya memilih acuh dan pergi darisana.

"Appa, Eomma kumohon jangan seperti ini. Aku ingin keluarga kita tetap utuh dan bahagia seperti dulu. Kenapa kalian melakukan ini? Apa kalian tidak tau jika aku selalu ketakutan saat kalian mengatakan ingin bercerai?" Lirih Seojun sendu. Seojun sangat menyayangi ayah dan ibunya, dia tidak ingin kedua orang tuanya berpisah.

One Night Stand || Suho x Seojun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang