Hari ini Chorong berinisiatif untuk mengajak Seojun keluar rumah, sekedar berjalan-jalan dan menunjukkan beberapa jalan agar pemuda itu tidak tersesat saat pergi sendirian. Paman Kim menatap Chorong dengan senyum teduhnya, meskipun Chorong selalu menjadi berandalan, mengikuti balapan liar serta tawuran, tapi pemuda itu masih memiliki sisi baik didalam dirinya. Anak itu hanya kekurangan kasih sayang dari ibunya yang entah pergi kemana sejak ia masih kecil.
Chorong tersenyum tipis saat menyadari kehadiran sang ayah disana. Ia menghampiri sang ayah yang berdiri diambang pintu kamarnya dengan membawa sebuah ember kosong ditangannya.
"Lebih baik ayah istirahat dan biarkan aku yang mengerjakan pekerjaan rumah. Gunakan hari libur ayah untuk beristirahat daripada melakukan pekerjaan rumah." Tegur Chorong. Pemuda itu sangat menyayangi ayahnya, ia tidak ingin jika ayahnya kelelahan dan sakit karena melakukan pekerjaan dirumah, ditambah dengan pekerjaannya sebagai seorang karyawan disebuah perusahaan ternama.
Paman Kim mengangguk lalu meletakkan ember ditangannya dan segera masuk ke dalam kamarnya. Jika ia tetap melakukan pekerjaan rumah, Chorong akan marah padanya. Paman Kim bersyukur karena memiliki Chorong dalam hidupnya. Meskipun istrinya pergi meninggalkannya, namun ia masih memiliki Chorong yang akan menemaninya sampai akhir hembusan nafasnya.
Chorong menghela nafas melihat ayahnya itu. Pemuda itu segera mengambil ember kosong dilantai lalu meletakkan semua pakaian kotor miliknya didalam sana untuk dicuci setelahnya. Chorong memang terlihat urakan, tapi sebenarnya ia adalah seorang yang rajin. Semua orang hanya tidak mengetahui hal itu.
Seojun yang baru selesai membersihkan diri seketika terdiam saat melihat Chorong yang berjalan ke arah belakang dengan ember berisi pakaian kotor miliknya. Karena penasaran, Seojun memilih mengikuti Chorong tanpa sepengetahuan sang empu.
Seojun menghentikan langkahnya saat melihat Chorong berhenti dibelakang rumah. Pemuda itu terlihat mendudukkan dirinya disebuah kursi kayu disana, mengeluarkan semua pakaian didalam ember ditangannya. Pemuda itu menyalakan kran air lalu mulai mencuci pakaiannya sendiri menggunakan sikat dan sabun yang memang tersedia disana. Chorong memang sudah terbiasa melakukan ini, berbeda dengan Seojun yang bahkan tidak pernah melakukan itu. Ia biasanya akan mencuci pakaiannya di laundry.
"Chorong-ah, boleh aku membantu?" Seojun mendudukan dirinya disamping Chorong. Ia menawarkan diri untuk membantu Chorong agar pemuda itu tidak terlalu terbebani dan juga sebagai ungkapan terima kasih karena telah memberikannya tempat tinggal untuk sementara sampai akhirnya ia siap untuk kembali.
Chorong menatap Seojun sekilas, "Memangnya kau bisa mencuci seperti ini?" Tanyanya dengan tidak santai.
Seojun menghela nafas lalu menggeleng pelan. Jujur saja ia tidak pernah menyentuh pakaian kotor miliknya dan mencucinya.
"Baiklah, aku akan membantu mu belajar mencuci pakaian menggunakan sikat dan sabun. Disini tidak ada mesin cuci atau laundry, jadi maklum saja jika aku mencuci pakaian seperti ini. Karena kau tinggal disini, maka berguna lah sedikit." Ucap Chorong tegas. Seojun hanya mengangguk, ia juga tau diri.
Chorong mulai menjelaskan bagaimana caranya mencuci pakaian menggunakan sikat dan sabun, ia juga mengajarkan Seojun bagaimana mencuci penggunakan papan.
•••
Seyeon dan Jihyun saling berpandangan satu sama lain sebelum akhirnya menatap sosok Soojin yang duduk dihadapan mereka. Seyeon dan Jihyun sengaja mengikuti Jukyung karena keduanya curiga pada perempuan itu, namun saat keduanya mengikuti Jukyung, Soojin mengetahui kehadiran mereka disana. Soojin sudah menjelaskan identitasnya kepada Seyeon dan Jihyun. Bahkan perempuan bermarga Kang itu sudah menunjukkan bukti yang dimilikinya pada Seyeon dan Jihyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand || Suho x Seojun✔
General FictionHappy Reading. Terkadang cinta selalu disalahkan karena suatu hal, padahal sesungguhnya cinta tidak pernah salah. Senyum bukan berarti bahagia. Tertawa bukan berarti senang. Semua itu dilakukan untuk menutupi luka dan kesedihan yang ada. Sama halny...